Orang tua wajar khawatir untuk mengikuti program imunisasi anak dasar dari pemerintah ketika pandemi Covid-19 belum usai. Covid sangat mudah menular. Anak-anak pun masuk kategori rentan terjangkit Covid. Jumlah kasus positif pun kian hari kian meningkat. Tapi seyogianya pandemi tak membuat orang tua memutuskan menunda imunisasi anak.
Menurut UNICEF, sejak Maret 2020, terjadi penurunan angka imunisasi anak di seluruh Indonesia. Pada Mei 2020, misalnya, vaksinasi difteri, pertusis, dan tetanus (DPT3) serta campak dan rubella (MR1) turun 35 persen ketimbang periode yang sama pada tahun sebelumnya. Para orang tua tak mau mengambil risiko tertular Covid dalam proses imunisasi anak di puskesmas ataupun rumah sakit dan klinik.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan bahwa program imunisasi dasar anak sangat penting untuk kesehatan anak. Pemberian vaksin akan menjaga anak dari risiko terkena penyakit menular pada masa mendatang. Seturut data UNICEF, IDAI menemukan angka imunisasi terus turun selama pandemi Covid. Selain orang tua yang enggak membawa anaknya imunisasi, penyebab penurunan itu adalah terhentinya sejumlah layanan posyandu dan puskesmas beberapa daerah akibat wabah.
Mengapa Tidak Boleh Menunda Imunisasi Anak?
IDAI meminta orang tua tidak menunda imunisasi anak demi kemaslahatan bersama. Ketika menunda imunisasi, risiko terjadinya wabah suatu penyakit menular bertambah. Makin banyak orang menunda imunisasi, makin besarlah risiko tersebut. Sebab, imunisasi pada dasarnya bertujuan mencegah kemunculan wabah.
Kementerian Kesehatan dan IDAI telah menyusun jadwal imunisasi anak sesuai dengan usianya. Pemberian imunisasi tepat jadwal penting untuk memastikan efektivitas vaksin tersebut. Pandemi Covid-19 bisa memicu pandemi penyakit lain akibat turunnya angka imunisasi anak. Bila terjadi dua pandemi atau lebih dalam waktu bersamaan, tak terbayangkan dampak yang terasa oleh masyarakat.
IDAI menyarankan, jika memang harus menunda imunisasi anak, jangan sampai melewati jadwal rekomendasi. Ada pilihan imunisasi kejar atau catch-up immunization, yakni imunisasi untuk mengejar atau melengkapi imunisasi yang tertunda. Contohnya anak telat atau belum menerima vaksin campak ketika umurnya 9-12 bulan. Orang tua bisa mengikutkan sang anak imunisasi campak kemudian hari. Ikuti panduan IDAI untuk mendapatkan rekomendasi imunisasi kejar yang sesuai.
Tips Mencegah Penularan Virus Corona Saat Imunisasi
Penularan virus corona bisa terjadi tak mengenal waktu dan tempat. Saat imunisasi anak, penularan pun mungkin terjadi sejak keluar dari rumah, dalam perjalanan, hingga pulang dari tempat imunisasi. Berikut ini tips untuk mencegah penularannya:
-
Bikin janji temu
Sebaiknya tidak langsung datang ke rumah sakit, puskesmas, atau klinik untuk ikut imunisasi anak. Buatlah janji temu dahulu agar penyedia layanan imunisasi bisa mempersiapkan diri, termasuk menyiapkan vaksin yang dibutuhkan. Orang tua pun dapat memilih kapan kira-kira waktu saat lokasi imunisasi itu sepi.
Umumnya, fasilitas imunisasi sepi pada awal pekan atau jam kerja kantor. Bila perlu, orang tua bisa minta izin atau mengambil cuti pada hari itu demi mendapatkan hari yang sepi guna mencegah penularan virus corona.
-
Seleksi tempat imunisasi
Orang tua mungkin sudah punya langganan tempat imunisasi. Saat pandemi begini, orang tua perlu melihat lagi lokasi itu, apakah aman buat buah hati untuk ikut imunisasi. Pastikan tempat itu menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Kalau bisa, pilih rumah sakit yang memisahkan antara jalur pasien biasa dan jalur imunisasi anak. Dengan begitu, risiko penularan akan kecil lantaran tak ada tatap muka antara pasien dan anak. Lebih bagus lagi jika lokasi imunisasi tak merawat pasien Covid dan menyediakan fasilitas imunisasi drive-thru alias tanpa masuk ke ruang praktik dokter. Orang tua bisa lebih yakin soal keamanan membawa anaknya imunisasi ke tempat demikian.
-
Terapkan protokol kesehatan
Orang tua juga harus memperhatikan protokol kesehatan demi mencegah penularan virus corona saat imunisasi anak. Memakai masker itu wajib. Anak cukup dengan face shield jika tak betah atau belum bisa mengenakan masker. Padukan dengan rajin cuci tangan dan jaga jarak.
Protokol itu bertujuan menjaga satu sama lain agar tidak saling menulari. Hindari memegang benda di lokasi imunisasi. Bawa hand sanitizer senantiasa untuk membersihkan tangan jika tak bisa menjangkau keran air dan sabun.
Ditinjau oleh:
dr. Fith Dahlan, SpA
Dokter Spesialis Anak
Referensi:
https://covid19.idionline.org/wp-content/uploads/2020/04/15.IDAI-Imunisasipdf.pdf