Anak-anak pada umumnya memiliki tingkat kemandirian yang belum tinggi dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang penting dalam kehidupan pribadi. Bagi anak berkebutuhan khusus, kemandirian ini pun menjadi masalah tersendiri karena keterbatasan atau kondisi yang dialami. Demi membantu anak meraih kemandirian agar dapat memperbaiki atau menjaga kualitas hidup, ada terapi okupasi yang bisa menjadi salah satu solusi.
Mengenal Terapi Okupasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Jika anak mengalami kesulitan dalam menjalani kegiatan di rumah, sekolah, atau lingkungan dari hari ke hari, bisa jadi ia membutuhkan bantuan terapi okupasi. Terapi okupasi adalah salah satu jenis terapi yang berfokus pada upaya membantu orang mengatasi tantangan yang dihadapi akibat kondisi fisik ataupun psikis yang menghambat aktivitas harian.
Hambatan tersebut misalnya:
- Cedera atau luka
- Masalah kesehatan kronis atau akut yang menyebabkan gangguan fisik, indrawi, kognitif, atau mental
- Kendala fisik, sosial, dan institusional di rumah, sekolah, atau lingkungan lain
Terapi okupasi dijalankan oleh ahli terapi okupasi atau terapis okupasi yang terlatih membantu meningkatkan kualitas hidup individu dengan cara mendapatkan kembali atau mengembangkan keterampilan serta kemampuan individu tersebut sehingga ia dapat terus berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari.
Anak berkebutuhan khusus, misalnya, kerap mengalami kesulitan saat melakukan kegiatan tertentu yang sederhana hingga yang rumit, misalnya mandi, mengenakan pakaian, menyiapkan makanan, hingga mempelajari ilmu pengetahuan di sekolah. Kesulitan ini disebabkan oleh kondisi mereka yang mempengaruhi tingkat kemandirian.
Dalam hal ini, ahli terapi okupasi akan membantu mengidentifikasi kesulitan sekaligus kekuatan mereka dan menyediakan solusi praktis lewat berbagai teknik terapi guna meningkatkan kemandirian mereka.
Siapa Saja yang Memerlukan Terapi Okupasi?
Anak berkebutuhan khusus didefinisikan sebagai anak yang tidak mampu (disabled), memiliki kelemahan (impaired), terganggu (disordered), cacat (handicapped), atau memiliki kelainan (exceptional). Adapun terapi okupasi digunakan untuk menangani berbagai kondisi fisik, sensorik, dan kognitif. Karena itu, jika seorang anak teridentifikasi memiliki kebutuhan khusus hingga mengalami kesulitan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari karena kondisi atau keterbatasan yang dimiliki, ia mungkin memerlukan terapi okupasi.
Kapan Seseorang Memerlukan Terapi Okupasi?
Terapi okupasi penting bagi anak-anak yang memiliki keterlambatan perkembangan, masalah keterampilan motorik, gangguan pemrosesan sensori, atau problem koordinasi. Langkah yang penting untuk mengetahui apakah anak memerlukan terapi okupasi adalah memperhatikan kegiatan mereka sepanjang hari dan mengamati bagaimana mereka berinteraksi dengan dunia di sekitarnya. Tanda anak memerlukan terapi okupasi antara lain:
- Kesulitan mengenakan pakaian atau mengikat tali sepatu
- Menghindari jenis permukaan atau tekstur tertentu pada benda
- Kerap menggunakan satu tangan saja dalam banyak kegiatan
- Sulit mengendalikan diri
- Kerap menghindari kontak mata
- Sulit menjaga keseimbangan, ketahanan tubuh, atau koordinasi
- Sulit memegang dan menggunakan benda dengan benar, misalnya gunting dan pensil
- Kesulitan membedakan konsep kiri dan kanan
Manfaat/Tujuan Terapi Okupasi
Terapi okupasi diterapkan dengan program yang terstruktur, berorientasi pada tujuan, dan didesain untuk memenuhi kebutuhan spesifik setiap pasien. Tujuan terapi ini adalah mencegah atau meminimalkan masalah yang disebabkan oleh gangguan fisik, kognitif, atau sensorik pada anak-anak berkebutuhan khusus dan meningkatkan kepercayaan diri serta kemandirian fungsional mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Persiapan Sebelum Menjalani Terapi Okupasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Ahli terapi okupasi membuat program terapi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien yang berbeda-beda. Karena itu, sebelum ikut dalam terapi, anak mesti menjalani asesmen dulu sehingga masalah mereka bisa diidentifikasi dan ahli terapi dapat menemukan teknik dan strategi yang diperlukan untuk membantu anak mengatasi masalah tersebut. Orang tua harus menginformasikan hasil pengamatan mereka mengenai kendala yang dihadapi anak dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Dengan begitu, ahli terapi bisa memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi anak.
Prosedur dan Pelaksanaan Terapi Okupasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Program terapi okupasi didasarkan pada kebutuhan individu yang spesifik. Bagi anak berkebutuhan khusus, terapi akan diberikan dengan kemasan yang menarik dan suasana yang mendukung pelaksanaan terapi. Anak akan diajak melakukan permainan yang memerlukan keterampilan tertentu. Beberapa permainan mungkin tampak janggal, tapi selalu ada tujuannya. Dalam permainan itu, ahli terapi akan melakukan asesmen dan menilai tingkat kemajuan yang diperoleh anak pada setiap sesi. Tingkat kemajuan ini akan menentukan jumlah sesi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan terapi.
Perawatan Pasca Terapi Okupasi
Orang tua diharapkan ikut membantu mendukung kelangsungan terapi agar target dapat tercapai dan dipertahankan hingga kelak mereka dewasa. Caranya, terus mendorong dan melatih anak meningkatkan keterampilan fungsional sesuai dengan kebutuhan. Jadi anak dapat terus mempertahankan dan meningkatkan kemandiriannya meski sudah tidak lagi menjalani terapi okupasi di bawah bimbingan ahli terapi.
Adakah Efek Samping Setelah Terapi Okupasi?
Terapi okupasi sering bersifat jangka panjang. Tapi tidak ada efek samping dari terapi ini karena fokusnya adalah penanganan terhadap masalah fungsional anak. Anak dapat menjalani banyak sesi terapi demi mencapai target tanpa khawatir akan efek samping yang merugikan kesehatan. Namun beberapa anak bisa merasakan kebosanan atau enggan berpartisipasi. Meski begitu, ahli terapi umumnya sudah memiliki strategi tersendiri untuk mengatasi hambatan ini dan memulihkan minat anak untuk kembali mengikuti sesi terapi.
Terapi Okupasi di Primaya Hospital
Bagi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus, Primaya Hospital menyediakan layanan terapi okupasi di bawah bimbingan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dan Dokter Spesialis Anak. Terapis okupasi yg terlatih dan profesional akan melakukan sesi terapi sesuai program yang telah ditetapkan dan dibutuhkan oleh tiap-tiap anak.
Reviewed by
dr. Tamariska Gerdawaty, Sp.KFR
Dokter Rehabilitasi Medis dan Rehabilitasi
Primaya Hospital Karawang
Referensi:
- Effectiveness of paediatric occupational therapy for children with disabilities: A systematic review. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6850210/. Diakses 20 Juli 2022
- Occupational Therapy in Children and Young People’s Mental Health: A UK Survey of Practice. https://www.researchgate.net/publication/326624831_Occupational_Therapy_in_Children_and_Young_People’s_Mental_Health_A_UK_Survey_of_Practice. Diakses 20 Juli 2022
- Occupational Therapy. https://kidshealth.org/en/parents/occupational-therapy.html. Diakses 20 Juli 2022
- Occupational therapist. https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/occupational-therapist. Diakses 20 Juli 2022
- Ragam Terapi Untuk Perkembangan Anak. https://mediakom.kemkes.go.id/2020/03/ragam-terapi-untuk-perkembangan-anak/. Diakses 20 Juli 2022