Ketika mengalami batuk dan pilek, orang sering menyebut dirinya terkena flu. Padahal demam dengan gejala pilek tidaklah sama dengan flu alias influenza. Terdapat ratusan jenis virus yang bisa memicu pilek, tapi yang paling umum adalah rhinovirus. Sedangkan penyebab flu adalah virus influenza yang terdiri atas tipe A, B, dan C. Orang yang terinfeksi influenza lebih mungkin mengalami kondisi lebih parah ketimbang pilek, terutama anak berusia kurang dari 2 tahun. Salah satu cara mencegah penularan influenza adalah dengan imunisasi anak.
Flu adalah penyakit infeksi pernapasan yang bisa menimbulkan komplikasi yang lebih parah. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan terjadi 290-650 ribu kematian tiap tahun akibat gangguan pernapasan yang berasal dari infeksi virus influenza. Angka itu belum mencakup kematian akibat penyakit lain yang mungkin berhubungan dengan influenza, seperti penyakit kardiovaskular.
Karena itu, WHO menilai flu tetap menjadi ancaman pada tingkat global dan mengimbau negara-negara anggotanya untuk mengambil langkah guna mengatasi masalah kesehatan tersebut. WHO antara lain menekankan perlunya imunisasi anak dengan vaksin influenza. Lewat penggunaan vaksin, anak bisa terhindar dari risiko menjalani perawatan di rumah sakit akibat influenza.
Apa Manfaat Imunisasi Influenza
Orang yang mengalami flu umumnya bisa sembuh sendiri dengan banyak beristirahat dan minum air putih. Tapi infeksi flu bisa lebih membahayakan ketika menyerang anak-anak lantaran daya tahan tubuh mereka lebih rendah. Manfaat imunisasi anak dengan vaksin influenza terutama untuk mencegah anak sakit flu.
Bila anak mengalami flu, ada risiko penularan lebih luas ke anggota keluarga lain di rumah. Jadi imunisasi anak bermanfaat bukan hanya buat anak sendiri, tapi juga saudara dan orang tua. Ada pula manfaat ekonomi berupa berkurangnya potensi pengeluaran tambahan untuk mengobati anak yang sakit.
Pada masa pandemi seperti Covid-19, imunisasi anak dan kelompok lain yang rentan, seperti kalangan lanjut usia dan orang yang memiliki penyakit penyerta, juga penting. Tujuannya adalah mencegah orang tersebut mengalami kondisi yang lebih berat atau komplikasi ketika terinfeksi Covid-19.
Kapan Waktu yang Tepat Memberikan Vaksin Influenza?
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian imunisasi anak untuk mencegah influenza bisa dilakukan mulai usia 6 bulan. Setelah itu, WHO merekomendasikan pemberian vaksin satu kali setiap tahun.
Di Indonesia, terdapat Vaksin Influenza ada Trivalent ( Flubio) dan Ada Quadrivalent (Vaxigrip tetra). Tanpa melihat faktor risiko, anak berusia sekurangnya 6 bulan bisa menerimanya. Referensi ini diambil dari negara dengan 4 musim, di Indonesia kapan saja bisa imunisasi Influenza.
Berapa Kali Vaksin Influenza Diberikan?
WHO menyarankan imunisasi anak dengan vaksin influenza setahun sekali, terlepas dari ada atau tidaknya faktor risiko. Sebab, virus flu bisa bermutasi dan butuh vaksin tertentu sesuai dengan hasil penelitian mengenai mutasi itu agar efektif.
Adapun dosisnya bervariasi, sesuai dengan umur anak. Bagi anak yang baru pertama kali menerima vaksin flu pada usia di bawah 9 tahun, imunisasi dilakukan sebanyak dua dosis dengan interval dosis pertama dan kedua sekurangnya 4 pekan. Setelah itu, dosis vaksin cukup satu dalam setiap imunisasi.
Efek Samping Vaksin Influenza
Pada umumnya, tak ada efek samping yang serius akibat imunisasi anak guna mencegah influenza. Efek samping ringan yang umum terjadi antara lain:
- rasa nyeri dan bengkak serta kemerahan pada lokasi suntikan
- mata gatal dan merah
- demam
- sakit kepala
- merasa lelah
Efek samping tersebut bakal hilang dalam hitungan hari.
Ditinjau oleh:
dr. Suryadi SpA
Dokter Spesialis Anak
Referensi:
https://www.cdc.gov/flu/prevent/different-flu-vaccines.htm
https://www.cdc.gov/flu/prevent/keyfacts.htm
https://www.who.int/immunization/research/development/influenza/en/
https://www.webmd.com/vaccines/flu-shot-guidelines-for-adults#1
https://www.vaxcorpindo.com/quadrivalent-influenza-vaccine-now-indonesia/
https://www.vaccines.gov/diseases/flu