Ketika varian Delta mengguncang dunia pada 2021, ada pertanyaan soal efektivitas vaksin terhadap virus corona. Kini, saat varian Omicron yang merupakan varian terbaru virus penyebab Covid-19 muncul, datang pertanyaan yang sama. Pertanyaan ini ada karena banyaknya orang yang masih bisa tertular Covid-19 meski sudah di vaksin dengan dosis lengkap.
Mengenal Varian Omicron
Varian Omicron adalah varian baru SARS-CoV-2 yang awalnya mendapat kode nama B.1.1.529. Varian ini awalnya teridentifikasi oleh para ilmuwan di Afrika Selatan pada akhir November 2021. Ketika memeriksa sampel pasien dengan metode pengurutan genom untuk mengecek varian virus, mereka mendapati mutasi yang berbeda.
Mutasi itu diduga sebagai penyebab melonjaknya jumlah kasus positif Covid-19 di Afrika Selatan dan Botswana serta sejumlah negara lain di sekitarnya pada bulan itu. Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang mendapat laporan tentang hasil pemeriksaan mutasi virus itu lalu mengumumkan Omicron sebagai Variant of Concern, sama seperti Delta dan beberapa varian lain yang menyebabkan peningkatan jumlah kasus dalam waktu singkat.
Saat ini Omicron sudah terkonfirmasi menyebar hingga lebih dari 100 negara. Indonesia mengumumkan kasus Omicron pertama pada 16 Desember 2021. Per 4 Januari 2022, sudah ada 152 kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi Omicron. Varian ini memang diyakini punya kemampuan penularan lebih tinggi daripada Delta yang pernah menyebabkan gelombang kasus positif di Indonesia dan negara lain.
Namun gejala varian Omicron dipercaya lebih ringan daripada Delta berdasarkan beberapa riset awal. Sebab, partikel virus varian ini lebih banyak ditemukan di tenggorokan daripada di paru-paru. Karena itu, pasien varian Delta lebih berisiko mengalami sakit yang parah lantaran paru-parunya terserang virus hingga menyebabkan masalah pernapasan, termasuk kekurangan oksigen dan pneumonia.
Varian Omicron juga masih mampu menginfeksi orang yang sudah menerima vaksin Covid-19 dosis lengkap. Tapi, menurut WHO, vaksin tetap efektif mencegah pasien sakit lebih parah dan mengurangi risiko fatal akibat infeksi varian virus corona ini.
Ciri-ciri Gejala Varian Omicron
Virus corona varian Omicron diduga dapat menghindari antibodi yang terbentuk dari vaksin ataupun infeksi virus sebelumnya. Itu karena mutasi varian ini banyak terjadi di luar protein spike, bagian dari virus yang dijadikan target serangan oleh antibodi ketika virus masuk ke tubuh.
Tapi sejumlah riset menyebutkan varian Omicron menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada varian sebelumnya. Belum ada bukti bahwa infeksi Omicron meningkatkan risiko sakit lebih parah atau kematian di populasi masyarakat yang sudah mendapat vaksin. Banyak pasien yang justru tak menunjukkan gejala apa pun atau bergejala ringan.
Terdapat lima gejala yang banyak dilaporkan oleh pasien positif Omicron, yaitu:
- Hidung meler
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Bersin-bersin
- Sakit tenggorokan
Dokter di Afrika Selatan yang pertama kali memberi tahu otoritas kesehatan setempat mengenai keberadaan Omicron menyebutkan gejala lain termasuk berkeringat pada malam hari. Adapun petinggi WHO di Eropa menyatakan 89 persen pasien Omicron melaporkan gejala yang serupa dengan varian lain, termasuk batuk dan demam.
Daftar Vaksin Covid-19
Di Indonesia ada setidaknya 10 jenis vaksin Covid-19 yang sudah mendapat izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Meski orang yang sudah menerima vaksin ini masih berisiko terinfeksi varian Omicron, efektivitas vaksin untuk mencegah keparahan gejala masih baik, terlepas dari merek vaksin tersebut. WHO pun menyarankan pemberian vaksin dosis penguat atau booster guna menambah kekebalan tubuh terhadap serangan varian terbaru itu.
Vaksin yang tersedia di Indonesia antara lain:
- Sinovac: 2 dosis (0,5 ml per dosis)
- AstraZeneca: 2 dosis (0,5 ml per dosis)
- Sinopharm: 2 dosis (0,5 ml per dosis)
- Moderna: 2 dosis (0,5 ml per dosis)
- Pfizer: 2 dosis (0,3 ml per dosis)
- Novavax: 2 dosis (0,5 ml per dosis)
- Sputnik-V: 2 dosis (0,5 ml per dosis)
- Janssen: 1 dosis (0,5 ml)
- Convidencia: 1 dosis (0,5 ml)
- Zifivax: 3 dosis (0,5 ml per dosis)
Vaksin Pencegah Varian Omicron
Vaksin berfungsi mengaktifkan sistem imun untuk memproduksi antibodi yang kelak dapat dikerahkan untuk melawan balik infeksi virus. Semua jenis vaksin yang memiliki izin penggunaan telah melewati prosedur uji klinis dan terbukti bisa melawan virus corona.
Tapi vaksin bukanlah alat untuk mencegah infeksi virus. Karena itulah orang yang telah divaksin masih bisa tertular varian Omicron atau varian virus corona lain. Tapi, pada orang yang sudah mendapat perlindungan vaksin ini, gejalanya sebagian besar tidak parah dan tidak berujung pada kematian.
Data awal tentang efektivitas vaksin terhadap infeksi Omicron menunjukkan vaksin sekitar 30-40 persen mampu mencegah infeksi dan 70 persen efektif mencegah sakit parah. Adapun vaksin booster bisa membantu meningkatkan respons sistem imun dan perlindungan terhadap Omicron hingga 70-75 persen.
Maka, meski efektivitas vaksin dalam melawan Omicron menurun, jelas bahwa vaksin masih bermanfaat dalam menjaga kehidupan. Selain berguna bagi diri sendiri, vaksin bisa bermanfaat bagi orang lain karena dapat mencegah penularan ke orang tersebut. Masyarakat disarankan segera mendapat vaksin dosis lengkap dan jika perlu booster untuk membantu mengatasi pandemi secara global.
Ditinjau oleh
dr. Eviriana Romauli Harapan Simarmata, Sp.P
Dokter Spesialis Paru
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
Latest on Omicron Variant and COVID-19 Vaccine Protection. https://directorsblog.nih.gov/2021/12/14/the-latest-on-the-omicron-variant-and-vaccine-protection/. Diakses 2 Januari 2022
Pfizer and BioNTech Provide Update on Omicron Variant. https://www.pfizer.com/news/press-release/press-release-detail/pfizer-and-biontech-provide-update-omicron-variant. Diakses 2 Januari 2022
Omicron Variant: What You Need to Know. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/variants/omicron-variant.html. Diakses 2 Januari 2022
Omicron likely to weaken COVID vaccine protection. https://www.nature.com/articles/d41586-021-03672-3. Diakses 2 Januari 2022
What evidence do we have that omicron is evading immunity and what are the implications? https://cdn.who.int/media/docs/default-source/blue-print/phil-krause_conclusions_c19_whoconsulation_15dec2021.pdf?sfvrsn=68fdd971_12. Diakses 2 Januari 2022
Increased risk of SARS-CoV-2 reinfection associated with emergence of the Omicron variant in South Africa. https://www.medrxiv.org/content/10.1101/2021.11.11.21266068v2. Diakses 2 Januari 2022