• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Gigi Berlubang: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Gigi Berlubang: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Gigi dan mulut merupakan bagian yang penting dari tubuh kita yang saling berhubungan dengan organ tubuh yang lain, seperti hidung, telinga,jantung, dll. Maka dari itu, menjaga kesehatan gigi dan mulut juga berarti menjaga kesehatan organ tubuh yang lain. Masih banyak dari masyarakat yang belum mengetahui pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga mereka juga tidak mengetahui dampak dan efek yang timbul apabila mereka tidak menjaga dan merawat kebersihan gigi dan mulut. Padahal, tidak jarang penyakit sistemik didahului dari infeksi dari mulut, seperti dapat menimbulkan kelainan jantung.

Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar penyakit yang paling sering dikeluhkan masyarakat Indonesia. Penyakit gigi dan mulut yang sering diderita oleh masyarakat Indonesia yaitu karies/gigi berlubang. Karies gigi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme baik dari email maupun dari jaringan gusi yang merusak struktur gigi. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, dan infeksi.

buat jani dokter primaya

Gigi berlubang banyak terjadi pada anak-anak, tapi orang dewasa juga tak sedikit yang mengalaminya. Meski termasuk umum terjadi, masalah kesehatan gigi ini bisa mengarah pada komplikasi bila tak mendapat penanganan yang baik. Perlu kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi untuk mencegah terbentuknya lubang pada gigi yang gejalanya bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Mengenal Gigi Berlubang

Gigi berlubang adalah kondisi ketika lapisan keras pada gigi alias enamel rusak akibat serangan bakteri yang banyak hidup di dalam mulut. Proses terjadinya lubang di gigi bermula ketika bakteri  alam plak memproduksi asam dari konsumsi gula dan karbohidrat. Asam ini dapat merusak enamel hingga menembus lapisan gigi yang lebih dalam dan menyebabkan infeksi.

Kondisi ini bisa menyebabkan terbentuknya lubang pada gigi yang lalu memicu kemunculan gejala seperti rasa nyeri dan sensitivitas. Bila tak diobati, gigi berlubang alias karies gigi bisa mengakibatkan komplikasi yang lebih serius.

Dalam sebuah studi disebutkan bahwa gigi berlubang adalah masalah kesehatan gigi yang paling umum terjadi daripada yang lain, termasuk penyakit gusi. Terdapat beberapa jenis gigi berlubang, antara lain:

  • Karies superfisial: terjadi pada permukaan gigi terluar atau pada daerah enamel
  • karies dentin : terjadi pada bagian gigi setelah enamel
  • karies profunda ; terjadi pada bagian gigi yang mendekati atap pulpa (tmpat syaraf dan pembuluh darah)
  • Karies radikular: terjadi pada bagian akar gigi
  • Karies kronis: gigi berlubang secara perlahan dalam waktu lama
  • Karies akut: lubang di gigi terbentuk dengan santa cepat dan gejalanya biasanya lebih intens
  • Karies rampan: lubang yang terbentuk di sejumlah gigi pada anak-anak secara sekaligus
  • early childhood caries : terjadi pada beberapa gigi anak yang disebabkan oleh kebiasaan penggunaan botol untuk minum susu pada malam hari

Pada anak-anak, gigi berlubang bisa menimbulkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan gigi secara umum. Karena itu, penting untuk mengutamakan pencegahan dengan penerapan kebiasaan membersihkan gigi secara rutin dan disiplin.

Gejala

Gejala gigi berlubang bisa ringan, bisa juga sangat intens sehingga memerlukan intervensi medis secepatnya. Berikut ini beberapa gejala yang umum:

  • Gigi lebih sensitif terhadap rangsangan seperti makanan/minuman yang panas, dingin, atau manis
  • Gigi terasa nyeri, biasanya ketika digunakan untuk mengunyah tapi bisa juga berlangsung terus-menerus
  • Terdapat tanda fisik berupa bercak berwarna gelap atau lubang yang terlihat jelas pada permukaan gigi
  • Gigi terasa sakit ketika mendapat tekanan, termasuk saat menggigit dan mengunyah makanan, sehingga aktivitas makan menjadi tak nyaman
  • Pembengkakan gusi di sekitar gigi yang terkena
  • Gusi berdarah ketika menyikat gigi
  • Bau mulut tak sedap
Baca Juga:  Difteri pada Anak: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Penyebab

Gigi berlubang terjadi sebagai akibat hilangnya kandungan mineral pada enamel gigi karena adanya aktivitas bakteri yang memproduksi asam dari sisa makanan di dalam mulut. Di bawah ini sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko gigi berlubang:

  • Kurang menjaga kebersihan gigi, termasuk menyikat gigi setidaknya saat mandi dua kali sehari dan sebelum tidur serta menggunakan benang gigi untuk mengambil sisa makanan di sela-sela gigi
  • Terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula dan karbohidrat yang tinggi sehingga bakteri lebih mudah berkembang dan menyebabkan gigi berlubang
  • Air liur yang sedikit mempermudah terjadinya karies
    karena fungsi saliva bukan saja sebagai pelumas yang
    membantu proses mengunyah makanan tetapi juga untuk
    melindungi gigi terhadap proses pembentukan karies
  • Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol
  • Kekurangan mineral fluorida yang bisa membantu melindungi dan menguatkan lapisan gigi
  • Tidak mengunjungi dokter gigi secara rutin untuk menjalani pemeriksaan setidaknya 6 bulan sekali

Cara Dokter Mendiagnosis

Dokter gigi melakukan pemeriksaan secara visual dengan instrumen khusus untuk melihat tanda-tanda gigi berlubang seperti lubang, bercak berwarna gelap, atau perubahan warna pada permukaan gigi. Bagian seperti permukaan dan sela-sela gigi serta gusi juga akan diperiksa guna mengetahui seberapa parah kerusakan gigi.

Selain itu, dokter gigi dapat menyarankan pasien menjalani rontgen untuk melihat struktur gigi lebih dalam. Lewat gambar hasil rontgen, dokter bisa mendeteksi kerusakan gigi bagian dalam yang bisa dilihat secara langsung.

Di era modern, penggunaan laser juga dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi gigi berlubang sejak dini sehingga dokter bisa segera melakukan tindakan sebelum kondisi gigi makin parah.

Cara Mengatasi

Untuk mengatasi gigi berlubang, diperlukan serangkaian tindakan perawatan sesuai dengan tingkat keparahan kondisi gigi. Berikut ini sejumlah cara penanganan gigi berlubang yang umum:

  • Melakukan filling atau menambal gigi yang berlubang menggunakan bahan seperti resin komposit untuk memulihkan struktur gigi dan mencegah kerusakan gigi lebih lanjut
  • Bila kerusakan gigi sudah dalam keadaan yang parah, dokter bisa merekomendaikan pemasangan gigi palsu mahkota untuk menguatkan gigi yang rusak
  • Jika terjadi infeksi yang telah mencapai akar gigi, dibutuhkan tindakan perawatan saluran akar meliputi pengangkatan jaringan lunak di sekitar akar gigi yang terkena infeksi, pembersihan saluran akar, pengisian bahan pengganti jaringan saraf gigi serta penambalan ulang pada gigi yang telah diperawatan
  • Sebagai perawatan tambahan, dokter mungkin meresepkan obat kumur atau pasta gigi khusus dengan kandungan fluorida dan bahan antibakteri untuk merawat kesehatan gigi
Baca Juga:  Tension Headache : Sensasi Kepala seperti Terikat Kencang?

Cara mengatasi gigi berlubang yang paling ekstrem adalah mencabut gigi. Namun ini merupakan langkah terakhir yang biasanya dipertimbangkan bila gigi yang berlubang tak dapat diselamatkan atau ada risiko komplikasi yang lebih besar jika mempertahankan gigi tersebut.

Komplikasi Gigi Berlubang

Selain rasa tidak nyaman akibat gejala gigi berlubang, komplikasi yang bisa terjadi akibat masalah gigi ini meliputi:

  • Infeksi gigi yang bisa menyebar ke jaringan di sekitarnya
  • Kerusakan struktural gigi
  • Kerusakan jaringan lunak di sekitar gigi, termasuk gusi
  • Peradangan atau pembengkakan gusi
  • Karies dapat mengakibatkan rasa sakit yang berdampak pada gangguan
    pengunyahan sehingga asupan nutrisi akan berkurang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
  • Masalah kesehatan lain yang bersumber dari infeksi pada gigi dan mulut, termasuk penyakit jantung

Pencegahan Gigi Berlubang

Cara terbaik untuk mencegah gigi berlubang adalah menjaga kesehatan dan kebersihan gigi. Dokter gigi biasanya menyarankan untuk melakukan pengendalian pada plak gigi dengan cara menyikat gigi secara teratur setiap hari, termasuk sebelum tidur malam. Agar pengendalian plak berhasil ada beberapa hal yang harus diperhatikan mulai dari pemilihan sikat gigi dan penggunaanya, cara menyikat gigi yang benar, frekunsi dan lama penyikatan, dan juga penggunaan pasta gigi yang mengandung flouride

Untuk mengambil sisa makanan yang tersangkut di sela-sela gigi, benang floss sebaiknya digunakan daripada tusuk gigi yang justru bisa melukai gigi dan gusi.

Penerapan gaya hidup sehat, termasuk diet rendah gula dan menghindari kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol, juga bisa membantu mencegah terbentuknya lubang pada gigi. selain itu, membiasakan untuk melakukan pembersihan karang setiap 6 bulan sekali juga mampu untuk menurunkan resiko terjadinya gigi berlubang. Yang juga penting adalah rutin memeriksakan gigi sekurangnya setahun dua kali sehingga lubang pada gigi bisa terdeteksi dan ditangani sejak dini.

Kapan Harus ke Dokter?

Gigi berlubang bisa menimbulkan gejala yang sangat mempengaruhi kualitas hidup. Karena itu, bila curiga ada gejala atau tanda, lebih baik langsung datangi dokter gigi. Deteksi dan penanganan lubang pada gigi pada tahap awal akan memperbesar peluang kesembuhan dan mencegah risiko komplikasi yang lebih serius.

Narasumber:

drg. Nauval Faruq Kasang

Dokter Gigi

Primaya Hospital Inco Sorowako

Referensi:

  • Cavities and tooth decay. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cavities/symptoms-causes/syc-20352892. Diakses 13 Desember 2023
  • Dental Caries: A Review. https://www.researchgate.net/publication/306394930_Dental_Caries_A_Review. Diakses 13 Desember 2023
  • Tooth Decay Is the Most Prevalent Disease. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6373711/. Diakses 13 Desember 2023
  • Dental cavities. https://medlineplus.gov/ency/article/001055.htm. Diakses 13 Desember 2023
  • The Tooth Decay Process: How to Reverse It and Avoid a Cavity. https://www.nidcr.nih.gov/health-info/tooth-decay/more-info/tooth-decay-process. Diakses 13 Desember 2023
  • Tooth Decay (Caries or Cavities) in Children. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/tooth-decay-caries-or-cavities-in-children. Diakses 13 Desember 2023
  • Kementerian Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta:
    Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2013. h. 110-9
  • Hiremath SS. Textbook of preventive and community dentistry. 2nd edition.
    New Delhi: Elsevier. 2011. p. 317-20
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below