Para pakar kesehatan menyarankan orang dewasa untuk tidur 7-8 jam sehari demi kesehatan fisik dan mental. Secara ilmiah, tidur antara lain bermanfaat untuk memulihkan dan mengatur berbagai fungsi tubuh. Karena itu, ketika terjadi gangguan tidur, seseorang berisiko mengalami masalah kesehatan yang lebih serius.
Mengenal Gangguan Tidur
Gangguan tidur adalah kondisi ketika pola tidur normal seseorang berubah karena faktor tertentu sehingga kualitas dan lama waktu tidurnya terpengaruh. Setiap individu memiliki pola tidur normal yang dibedakan berdasarkan usianya. Orang dewasa berusia 18-64 tahun, misalnya, memiliki pola tidur normal 7-8 atau hingga 9 jam per hari.
Ketika individu itu hanya dapat tidur kurang atau malah lebih dari waktu tersebut, bisa jadi ia mengalami gangguan tidur. Begitu pula bila perilaku tidurnya tidak normal. Gangguan ini bisa berupa kesulitan untuk memulai tidur atau menjaga tidur tetap nyenyak hingga bangun keesokan paginya.
Terdapat beberapa jenis gangguan tidur yang meliputi:
- Insomnia: sulit memulai tidur atau tetap tidur hingga waktu yang cukup
- Sleep apnea: terhentinya napas selama beberapa saat karena masalah di saluran pernapasan sehingga sering terbangun ketika tertidur
- Narkolepsi: gangguan tidur yang membuat individu merasa sangat lelah dan bisa tidur secara tiba-tiba saat beraktivitas
- Restless leg syndrome/sindrom kaki gelisah: kaki terasa tidak nyaman dan bergerak-gerak saat tidur
- Parasomnia: gangguan berupa tidur sambil berjalan, mengigau, halusinasi, paralisis, mimpi buruk, dan perasaan terteror di malam hari
- Gangguan ritme sirkadian: ketidakseimbangan ritme tidur alami tubuh dengan jadwal tidur
Mengutip dari National Library of Medicine, gangguan tidur bisa terjadi baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Namun gejala gangguan tidur pada anak-anak bisa berbeda dibanding pada orang dewasa.
Gejala
Gangguan tidur bisa terjadi dengan beragam gejala yang berbeda-beda sesuai dengan jenisnya. Berikut ini sejumlah gejala yang umum:
Insomnia
- Sulit memulai tidur
- Sering terbangun tengah malam
- Bangun terlalu pagi dan tak dapat kembali tidur
- Sulit berkonsentrasi saat beraktivitas karena kurang tidur
- Suasana hati tak stabil
Sleep apnea
- Napas terhenti selama beberapa saat ketika tidur
- Merasa sesak napas atau seperti tercekik sehingga kerap terbangun di tengah tidur
- Mengorok
Narkolepsi
- Merasa kelelahan ekstrem di pagi atau siang hari karena malamnya sulit tidur
- Tiba-tiba tertidur saat beraktivitas
Sindrom kaki gelisah
- Ada dorongan kuat untuk menggerakkan kaki karena rasa tidak nyaman seperti gatal atau terbakar ketika beristirahat atau tidur
Parasomnia
- Berjalan sembari tidur
- Merasa sangat takut, gelisah, dan bingung saat tidur
- Terbangun di tengah tidur dengan berteriak karena mimpi buruk
Gangguan ritme sirkadian
- Sulit tidur sesuai dengan waktu tidur yang diinginkan
Penyebab
Gangguan tidur bisa terjadi karena adanya masalah fisik ataupun psikis yang mengganggu siklus tidur. Berikut ini beberapa hal yang dapat menyebabkan gangguan tidur:
- Stres atau kecemasan yang berkepanjangan sehingga membuat individu tak dapat tenang dan mengganggu pola tidur
- Masalah medis seperti diabetes, nyeri kronis, asma, dan penyakit jantung yang gejalanya bisa mengganggu tidur
- Perubahan lingkungan, misalnya perubahan zona waktu atau perubahan jadwal kerja yang dapat mengganggu pola tidur dan ritme sirkadian
- Suhu ruangan terlalu panas atau dingin, kebisingan, atau cahaya terlalu terang
- Kebiasaan tidur yang buruk, seperti tidur siang berlebihan atau mengonsumsi minuman berkafein/beralkohol sebelum waktu tidur
- Konsumsi obat-obatan yang memiliki efek samping terhadap pola tidur
- Gangguan genetik
- Penggunaan narkotik dan obat-obatan terlarang
Cara Dokter Mendiagnosis Gangguan Tidur
Dokter perlu melakukan serangkaian tes dan evaluasi untuk dapat mendiagnosis gangguan tidur, termasuk menentukan jenis dan penyebabnya. Langkah diagnostik itu antara lain:
- Wawancara medis oleh dokter yang akan menanyakan pola dan kebiasaan tidur serta gejala yang dialami, termasuk tentang durasi dan jam tidur serta apa yang dirasakan sebelum tidur
- Tes tidur untuk mencatat aktivitas otak, mata, pernapasan, dan otot selama tidur yang disebut polisomnografi
- Tes tidur di laboratorium tidur khusus terutama untuk mengidentifikasi gangguan tidur berupa sleep apnea
- Evaluasi psikologis guna mengidentifikasi faktor psikologis yang mungkin menjadi penyebab gangguan tidur
Untuk membantu menguatkan diagnosis dan menentukan pengobatan yang tepat, dokter juga mungkin meminta pasien membuat jurnal tidur. Dalam jurnal ini, pasien diminta mencatat waktu tidur dan bangun, kegiatan sebelum tidur, serta gejala yang dialami di saat tidur.
Cara Mengatasi Gangguan Tidur
Metode penanganan gangguan tidur bergantung pada jenis gangguan yang dialami. Umumnya dokter menggunakan pendekatan holistik yang antara lain meliputi perubahan gaya hidup dan terapi perilaku ataupun medis. Perubahan gaya hidup yang dilakukan misalnya dengan membuat pola tidur dan bangun yang teratur setiap hari serta berolahraga secara rutin dan meninggalkan kebiasaan buruk yang bisa mengganggu pola tidur.
Jika perubahan gaya hidup tidak cukup untuk mengatasi gangguan tidur, ada beberapa pilihan pengobatan yang tersedia, seperti:
- Terapi perilaku kognitif (CBT) untuk membantu mengubah pola pikir dan perilaku yang dapat mempengaruhi tidur
- Terapi cahaya dengan lampu khusus untuk mengatur ritme tidur dan bangun
- Terapi posisi tubuh menggunakan alat atau bantal khusus untuk menjaga posisi tidur yang baik dan nyaman
- Pemakaian perangkat tidur tertentu yang dapat membantu mencegah atau mengurangi gejala gangguan tidur
- Pemberian obat tidur atau obat lain untuk membantu mengatasi gangguan tidur
Komplikasi
Gangguan tidur yang tidak diatasi bisa menimbulkan efek negatif pada kesehatan secara keseluruhan. Di antaranya:
- Gangguan kognitif karena kurang tidur bisa mempengaruhi kemampuan berpikir, konsentrasi, dan memori
- Gangguan suasana hati, termasuk meningkatkan risiko depresi dan kecemasan
- Penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga membuat rentan terkena penyakit dan infeksi
- Peningkatan risiko penyakit jantung dan masalah kardiovaskular lain
- Gangguan metabolisme, termasuk risiko obesitas
Pencegahan
Berikut ini sejumlah langkah umum yang bisa diambil untuk mencegah gangguan tidur:
- Menetapkan jadwal tidur rutin tiap hari
- Menghindari tidur siang terlalu lama
- Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman
- Menghindari konsumsi kafein dan alkohol menjelang waktu tidur
- Berolahraga secara teratur
- Mengurangi paparan cahaya biru dari layar elektronik beberapa jam sebelum tidur
- Tidak makan berlebihan di waktu malam
- Menjalankan teknik relaksasi seperti yoga, latihan pernapasan, dan meditasi
Kapan Harus ke Dokter?
Semua orang memerlukan tidur yang berkualitas untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya dalam hal sosial hingga pekerjaan. Karena itu, bila merasa mengalami gangguan tidur, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Mungkin pasien juga perlu dirujuk ke dokter spesialis untuk mengidentifikasi masalah medis yang berkaitan dengan kondisi tersebut, seperti dokter neurologi atau ahli pulmonologi.
Narasumber:
Dokter Spesialis Saraf
Primaya Hospital Bekasi Utara
Referensi:
- What are Sleep Disorders?. https://www.psychiatry.org/patients-families/sleep-disorders/what-are-sleep-disorders. Diakses 12 Desember 2023
- Sleep problems. https://www.nhs.uk/every-mind-matters/mental-health-issues/sleep/. Diakses 12 Desember 2023
- Sleep Disorders. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11429-sleep-disorders. Diakses 12 Desember 2023
- Basics About Sleep. https://www.cdc.gov/sleep/about_sleep/index.html. Diakses 12 Desember 2023
- Sleep Disorder. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560720/. Diakses 12 Desember 2023
- Mental Health Conditions According to Stress and Sleep Disorders. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9265846/. Diakses 12 Desember 2023
- Sleep Disorders. https://medlineplus.gov/sleepdisorders.html. Diakses 12 Desember 2023
- Extent and Health Consequences of Chronic Sleep Loss and Sleep Disorders. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK19961/. Diakses 12 Desember 2023