Kiat Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Saat Ramadan

Ramadan adalah bulan yang istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Bulan ini memberi kesempatan untuk berfokus pada ibadah dan peningkatan iman lewat kewajiban puasa. Namun, di sisi lain, perlu ada perhatian ekstra terhadap kondisi kesehatan diri, termasuk gigi dan mulut. Penting untuk mengetahui cara menjaga kesehatan gigi dan mulut agar tetap segar dan sehat selama bulan suci ini.

Risiko Kesehatan Gigi dan Mulut Saat Ramadan

Bagi yang sudah berkewajiban menjalankan ibadah puasa, harus siap untuk menahan makan dan minum selama kurang-lebih 13-14 jam selama Ramadan. Artinya, ada perubahan di dalam mulut dibanding kebiasaan sebelumnya. Perubahan ini termasuk yang bersifat membahayakan kesehatan gigi dan mulut, seperti:

• Mulut kering (xerostomia):kurangnya asupan cairan dapat mengurangi produksi air liur yang berperan penting dalam membersihkan sisa makanan di dalam mulut, menetralkan keasaman, dan mencegah pertumbuhan bakteri. Kondisi mulut kering bisa meningkatkan risiko gigi berlubang, bau mulut, dan infeksi.
• Bau mulut (halitosis):saat berpuasa, tubuh membakar lemak sebagai sumber energi. Proses ini menghasilkan keton, yang dapat menyebabkan bau mulut, terutama pada pengidap diabetes. Selain itu, kurangnya air liur dan penumpukan sisa makanan bisa menambah bau mulut.
• Peningkatan asam di mulut:setelah sahur dan berbuka, bakteri di mulut akan memproses sisa makanan dan menghasilkan asam. Jika tak segera dibersihkan, asam ini dapat merusak lapisan email gigi dan menyebabkan gigi berlubang.
• Penumpukan bakteri:saat Ramadan, ada kecenderungan mengonsumsi makanan dan minuman manis ketika sahur dan berbuka. Makanan/minuman yang manis adalah sumber makanan bagi bakteri di mulut sehingga bisa mengakibatkan penumpukan bakteri dan meningkatkan risiko gigi berlubang.

Di antara sederet risiko kesehatan gigi dan mulut saat Ramadan, penumpukan bakteri bisa dikatakan menjadi yang paling membahayakan karena bisa memicu gigi berlubang hingga infeksi. Infeksi pada mulut dan gigi dapat menyebabkan abses atau nanah dan menjalar hingga organ vital seperti paru-paru dan bahkan otak.

Terdapat berbagai kasus meninggalnya seseorang akibat infeksi yang bermula dari gigi berlubang. Seperti dikutip dari Healthline, abses dari infeksi gigi berlubang bisa berkembang dalam hitungan bulan. Tapi persebaran infeksi hingga memicu komplikasi dan kematian dapat terjadi lebih cepat jika dibiarkan tanpa penanganan.

Agar Gigi dan Mulut Sehat Saat Puasa

Mengingat puasa Ramadan adalah ibadah wajib dan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, berikut ini sejumlah tips yang bisa dilakukan:

Menyikat gigi dengan benar dan rutin

Menurut penelitian, menyikat gigi minimal dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride dapat mengurangi risiko gigi berlubang dan penyakit gusi secara signifikan karena bisa memperkuat lapisan email gigi. Selama bulan puasa, selain saat mandi, sikatlah gigi setelah sahur dan sebelum tidur. Sikat dengan gerakan melingkar dan lembut selama minimal dua menit. Pastikan semua permukaan gigi terkena sikat. Lidah juga mesti disikat untuk menghilangkan bakteri penyebab bau mulut.

Trending

Jenis Latihan untuk Mendapatkan Kebugaran Jantung

Gunakan benang gigi (dental floss)

Penggunaan benang gigi atau dental floss secara teratur dapat membantu menyingkirkan plak dan mengurangi risiko penyakit gusi. Benang gigi berguna untuk menjangkau sisa makanan di sela-sela gigi yang sulit dijangkau dengan sikat gigi. Demi hasil yang optimal, gunakan benang gigi minimal sekali sehari, terutama sebelum tidur. Gunakan benang gigi secara lembut dengan gerakan naik-turun di sela gigi.

Berkumur dengan obat kumur antiseptik

Berkumur menggunakan obat kumur antiseptik selepas menyikat gigi bisa membantu mematikan bakteri di dalam mulut sekaligus menyegarkan napas. Sebuah riset menemukan obat kumur antiseptik yang mengandung chlorhexidine efektif dalam mengurangi plak dan gingivitis, termasuk pada anak-anak. Ikuti aturan pemakaian obat kumur dalam kemasan agar aman dan hasilnya maksimal.

Perbanyak minum air putih

Karena tak bisa minum selama puasa, manfaatkan waktu di antara sahur dan buka untuk memperbanyak asupan cairan, terutama air putih. Tercukupinya kebutuhan cairan bisa merangsang produksi air liur dan membantu menjaga mulut tetap lembap sekaligus mencegah badan menjadi lemas akibat dehidrasi.

Batasi konsumsi makanan/minuman manis

Banyak orang yang memilih banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang manis untuk berbuka puasa seperti es sirup, kolak, dan berbagai kue yang legit. Sayangnya, asupan gula berlebih bisa membuat gigi lebih rentan berlubang dan memicu infeksi. Sebaiknya batasi konsumsi makanan/minuman manis selama puasa. Segera sikat gigi atau berkumur dengan air putih setelah mengonsumsi makanan/minuman tersebut.

Hindari merokok

Merokok bisa membahayakan kesehatan gigi dan mulut karena dapat menyebabkan bau mulut, penyakit gusi, bahkan kanker mulut. Momen Ramadan bisa dimanfaatkan untuk memutuskan berhenti merokok demi kesehatan. Bila tak sanggup, batasi konsumsi rokok daripada biasanya.

Tips tambahan

Sebagai tambahan, harus digarisbawahi bahwa gigi hanya berfungsi untuk melumat makanan sebagai bagian dari proses pencernaan. Karena itu, hindari menggunakan gigi untuk hal lain yang bisa merusak gigi seperti membuka botol, memotong benang, atau menggertakkan gigi. Selain itu, jika melakukan olahraga yang berpotensi mempengaruhi kesehatan gigi, gunakan alat pelindung yang standar.

Hal lain yang juga penting adalah jangan sampai lupa memeriksakan gigi ke dokter minimal enam bulan sekali. Begitu juga jika ada gejala kesehatan gigi dan mulut. Untuk mengantisipasi batalnya puasa, datangi dokter gigi setelah berbuka untuk tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut saat Ramadan.

Narasumber:

drg. Ricky Foniman

Dokter Gigi

Primaya Hospital Makassar

Artikel lainnya:

Penyebab Adenokarsinoma Paru dan Ragam Gejalanya Efek Puasa Ramadan bagi Kesehatan, Berikut Informasinya