Tifus adalah infeksi bakteri yang menyerang organ pencernaan dan disertai dengan gejala demam tinggi. Umumnya, tifus dapat diatasi dengan baik dengan pemberian antibiotik. Namun, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat pemulihan tifus guna mempercepat penyembuhan, juga mencegah penularan ke orang lain. Simak artikel di bawah ini untuk mengetahui perawatan untuk pemulihan tifus yang tepat.
Meski diet tifus tidak ditujukan untuk mengobati atau mencegah tifus secara langsung, namun pola makan ini dapat sangat membantu meredakan gejala tertentu dari tifus. Untuk mendapatkan rekomendasi menu makanan sehat selama pemulihan tifus, atau mendapatkan layanan homecare untuk pasien tifus dari perawat medis profesional, Anda bisa menghubungi Kavacare di nomor 0811-1446-777.
Apa Itu Tifus?
Tifus atau demam tifoid adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi (S. Typhi) yang biasanya ditularkan melalui konsumsi makanan dan air yang terkontaminasi. Bakteri tersebut menginfeksi usus halus dan menyebabkan demam tinggi yang dapat berlangsung hingga berminggu-minggu jika tidak ditangani. Selain demam tinggi, biasanya tifus juga disertai dengan gejala lain, yang dapat meliputi:
- Sakit kepala
- Panas dingin
- Nyeri otot
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Diare atau sembelit
- Kehilangan selera makan
Tifus ini pun sudah menjadi masalah serius di banyak bagian dunia. Diperkirakan 11 hingga 21 juta orang di seluruh dunia terkena tifus setiap tahunnya. Serta telah menyebabkan lebih dari 215.000 kematian secara global setiap tahun.
Berapa Lama Tifus Sembuh Total?
Pemulihan tifus hingga sembuh total rata-rata berlangsung 7 sampai 10 hari apabila diobati segera setelah gejala mulai muncul. Jika tidak diobati atau pengobatan dimulai kemudian, maka penyakit tersebut bisa bertahan 3 minggu atau lebih. Dan jika tifus berkembang menjadi lebih buruk dan penderita mengalami komplikasi, maka dibutuhkan waktu lebih lama dari itu untuk pulih sepenuhnya.
Tifus mulai sembuh ditandai dengan adanya perbaikan keluhan. Dan untuk memastikan bahwa Anda telah sembuh sepenuhnya dari tifus, Anda perlu mengunjungi dokter kembali dan menjalani pemeriksaan serta melakukan tes darah jika diperlukan.
6 Langkah Perawatan Tifus untuk Meringankan Gejala
Tifus bisa menjadi kondisi yang lebih serius dan ada risiko komplikasi yang mengancam jiwa jika tidak diobati. Jadi, pastikan Anda mendapatkan bantuan medis sesegera mungkin agar terhindar dari risiko terburuk dari penyakit tifus ini.
Berikut beberapa hal yang perlu Anda lakukan untuk meringankan keluhan tipes. Namun, jika yang disarankan di bawah ini belum membawa hasil, maka segera periksakan diri ke dokter.
1. Konsumsi Obat Hingga Tuntas
Dokter biasanya akan meresepkan obat berupa antibiotik untuk mengatasi tifus. Antibiotik yang diberikan mungkin termasuk:
- Ciprofloxacin, levofloxacin atau ofloxacin
- Ceftriaxone, cefotaxime dan cefixime
- Azitromisin
- Karbapenem
Pastikan untuk mengonsumsi antibiotik sesuai petunjuk dokter, bahkan jika Anda mulai merasa lebih baik. Hal ini dikarenakan Anda masih memiliki potensi menulari orang lain untuk waktu yang lama meskipun gejala telah hilang. Selain itu, minum antibiotik sesuai durasi yang ditentukan dokter juga memungkinkan kinerja obat yang lebih efektif dalam mengatasi infeksi secara tuntas.
2. Gunakan Kompres Hangat
Saat mengalami demam, kompres bisa menjadi salah satu cara untuk menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Namun, yang benar kompres dingin atau hangat?
Kompres dingin kurang efektif jika digunakan pada kondisi demam. Karena selain kurang nyaman, kompres dingin juga dapat merangsang produksi panas dan menghalangi pengeluaran panas tubuh. Sebaliknya, kompres hangat dapat membuka pori-pori pada tubuh, melebarkan pembuluh darah tepi, dan meningkatkan pembuangan panas.
Dengan demikian, kompres hangatlah yang lebih tepat digunakan untuk menurunkan suhu tubuh saat demam. Selain itu, penting juga untuk tidak hanya berfokus mengompres pada area dahi saja. Beberapa bagian tubuh lain seperti leher, ketiak, dan lipatan paha atau area selangkangan juga dianjurkan untuk dikompres saat demam.
3. Pilih Makanan yang Mudah Dicerna
Saat mengalami tifus, Anda harus memilih makanan yang rendah serat daripada makanan berserat tinggi. Hal ini dikarenakan makanan berserat tinggi lebih sulit untuk dicerna sehingga dapat memperburuk masalah pencernaan yang disebabkan oleh tifus. Disamping makanan tinggi serat, makanan lain yang sulit dicerna dan juga perlu dihindari dapat meliputi makanan berlemak dan makanan pedas.
4. Minum Banyak Air Putih
Tifus dapat menyebabkan penderitanya muntah dan diare, selain itu demam juga bisa membuat produksi keringat ikut meningkat. Gejala yang dialami tersebut bisa menyebabkan penderita kehilangan banyak cairan dan mengalami dehidrasi. Oleh karena itu, selama pemulihan tifus pastikan untuk minum banyak air putih.
Air putih ini masih menjadi sumber cairan yang terbaik. Disamping dapat mengembalikan cairan tubuh yang hilang dan mencegah dehidrasi, juga akan membantu menghindari risiko gangguan kesehatan lain seperti peningkatan asam lambung, asupan gula berlebih, dsb.
5. Istirahat yang Cukup
Ketika sakit, tubuh membutuhkan waktu untuk bekerja melawan infeksi bakteri yang sedang menginvasi tubuh. Proses itu pun dapat membuat tubuh terasa lemas dan lebih banyak mengantuk. Ketika ini terjadi, disarankan untuk tidak memaksakan diri dalam bekerja atau beraktivitas berat.
Pastikan untuk menuruti keinginan tubuh untuk tidur atau beristirahat karena isitahan yang cukup saat demam dapat membantu sistem kekebalan bekerja lebih baik sehingga Anda bisa lebih cepat sembuh dari infeksi.
6. Menjaga Higienitas
Selain menerapkan hal-hal diatas, Anda juga perlu menjaga kebersihan diri dan makanan demi mencegah penyebaran dan penularan penyakit. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan, antara lain:
- Mencuci tangan dengan sabun secara teratur.
- Mencuci sayuran dan buah sampai bersih sebelum mengonsumsinya.
- Memasak makanan sampai matang.
- Menghindari produk susu yang tidak dipasteurisasi (karena potensi mengandung banyak kuman berbahaya).
- Menghindari konsumsi makanan atau minuman dari sumber yang tidak diketahui, seperti dari pedagang kaki lima.
Makanan untuk Pemulihan Tifus
Untuk pemulihan tifus yang tepat dan cepat, penderita disarankan untuk menjalani diet tifus. Diet tifus sendiri adalah pola makan jangka pendek yang dirancang guna memberikan kelegaan dari gejala pencernaan yang disebabkan oleh tifus, sambil memastikan tubuh mendapatkan cukup energi.
Makanan dalam diet tifus ini mencakup makanan yang rendah serat yang bisa berupa buah matang, sayuran dimasak dan olahan biji-bijian, serta asupan protein. Berikut adalah beberapa makanan yang tepat dan aman yang bisa Anda masukkan dalam diet tifus:
- Sayuran yang dimasak: wortel, kentang, kacang hijau, labu, dsb.
- Buah-buahan yang sudah matang: pisang, melon, bisa juga olahan buah seperti saus apel dan buah kalengan.
- Olahan biji-bijian: nasi putih, pasta, roti putih, bubur jagung, dll.
- Protein: telur, ayam, ikan, tahu, daging giling, dsb.
- Olahan susu (rendah lemak atau bebas lemak): susu yang sudah dipasteurisasi, yogurt, dan keju.
- Minuman: air putih kemasan, teh herbal, air kelapa, atau bisa juga jus buah tanpa ampas.
Â
(Artikel ini telah direview oleh dr. Keyvan Fermitaliansyah, Care Pro & Dokter Umum di Kavacare)
Referensi:
- Typhoid Fever: Causes, Sympthin & Treatment. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17730-typhoid-fever. Diakses 19 Maret 2023.
- Typhoid Diet. https://www.healthline.com/nutrition/typhoid-diet. Diakses 19 Maret 2023.
- Instruction in How to Apply Heat to Reduce Fever. https://www.vinmec.com/en/news/health-news/pediatrics/instructions-on-how-to-apply-heat-to-reduce-fever-for-children. Diakses 19 Maret 2023.