Aneurisma aorta merupakan salah satu jenis kelainan pembuluh darah yang membahayakan. Di seluruh dunia, penyakit ini lebih banyak menyerang laki-laki daripada perempuan. Aneurisma aorta kadang tak menimbulkan gejala. Orang bisa tiba-tiba mengalami gejala dan butuh penanganan secepatnya untuk menyelamatkan nyawanya.
Mengenal Aneurisma Aorta
Aneurisma aorta adalah kondisi ketika aorta membesar atau menggembung. Aorta adalah sebutan untuk pembuluh darah besar. Akibat kelainan itu, aorta dapat pecah dan mengancam nyawa karena perdarahan yang terjadi. Sebab, aorta adalah pembuluh darah utama dan merupakan pemasok darah yang penting bagi tubuh. Pecahnya aorta menyebabkan suplai darah ke seluruh tubuh terhenti sehingga organ tak dapat berfungsi.
Dalam aneurisma aorta, umumnya pembuluh darah tidak langsung membesar tiba-tiba. Aorta sedikit demi sedikit menjadi besar, sementara tekanan darah di dalamnya melemah. Pembesaran aorta dapat terjadi di bagian tubuh mana pun, tapi pada dasarnya aneurisma aorta terdiri atas dua jenis, yakni yang terjadi di perut dan di rongga dada atau toraks.
Begitu dokter mendiagnosis adanya pembesaran aorta, pasien akan menjalani pemantauan kondisi dengan cermat. Operasi biasanya menjadi opsi hanya kalau aneurisma pecah atau ada risiko tinggi pecah.
Gejala Aneurisma Aorta
Orang yang menderita aneurisma aorta tidak selalu menunjukkan gejala sampai pembuluh darah telah membesar secara signifikan atau pecah. Gejala aneurisma aorta antara lain:
- Sakit perut dan panggung
- Nyeri kaki
- Kaki kebas
- Susah bernapas
- Sulit menelan
- Dada mendadak terasa nyeri
Ketimbang aneurisma aorta perut, aneurisma aorta toraks lebih jarang terjadi. Meski begitu, seseorang dapat mengalami kedua jenis aneurisma aorta itu sekaligus.
Penyebab Aneurisma Aorta
Hingga kini, belum ada penelitian yang dapat menentukan penyebab pasti aneurisma aorta. Aneurisma umumnya terjadi pada bagian aorta yang lemah dan dapat membesar karena tekanan darah dalam pembuluh melemah. Berikut ini beberapa faktor yang bisa menyebabkan aneurisma aorta:
- Penuaan yang menyebabkan aorta tak elastis lagi
- Cedera pada arteri
- Kelainan bawaan
- Peradangan pada aorta
- Penumpukan plak dalam pembuluh darah
- Infeksi selaput jantung
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Kadar kolesterol tinggi
- Kebiasaan merokok
- Faktor keturunan
Deteksi Aneurisma Aorta
Dokter dapat mendeteksi aneurisma aorta lewat pemeriksaan kesehatan rutin. Saat memeriksa perut atau jantung, dokter juga dapat melihat apakah pasien mengalami aneurisma atau tidak. Dokter umumnya akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dulu untuk mengetahui faktor risiko yang mungkin ada.
Dokter juga akan melihat faktor keturunan atau riwayat keluarga untuk mengecek risiko adanya aneurisma aorta. Setelah itu, dokter akan menjalankan pemeriksaan secara fisik. Dari sini, dokter dapat meminta pasien menjalani sejumlah tes jika curiga ada penyakit aneurisma aorta guna menegakkan diagnosis. Tes itu antara lain:
- Angiografi: tes dengan sinar-X pada pembuluh darah menggunakan pewarna kontras
- Elektrokardiogram: mendeteksi impuls listrik jantung
- Pemindaian tomografi terkomputerisasi (CT scan): pemeriksaan bagian dalam tubuh secara digital dan memakai sinar-X
- Pencitraan resonansi magnetik (MRI): menggunakan medan magnet dan energi gelombang radio
- Ultrasonografi: pencitraan dengan gelombang suara untuk menghasilkan gambar organ dalam
Pengobatan Aneurisma Aorta
Pengobatan aneurisma aorta berupa perawatan untuk mencegah aorta pecah. Pilihan pengobatan umumnya bergantung pada dua faktor:
- Seberapa besar penggembungan aorta
- Seberapa cepat pertumbuhannya
Dari dua faktor itu, dokter dapat merekomendasikan pemantauan medis atau pembedahan buat pasien aneurisma aorta. Faktor lain yang mempengaruhi jenis pengobatan yang tepat termasuk kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan dan usia.
Pemantauan medis menjadi pilihan pengobatan terbaik bagi pasien dengan aneurisma aorta yang masih kecil. Pasien harus mengunjungi dokter secara rutin untuk diperiksa dan dipantau serta mengonsumsi obat-obatan guna mengendalikan risiko.
Adapun pembedahan atau operasi menjadi opsi ketika aneurisma aorta berkembang pesat dan butuh penanganan segera karena gejala yang membuat pasien merasa sangat tidak nyaman. Begitu pula bila aneurisma aorta telah pecah, operasi harus dilakukan secepat mungkin.
Pencegahan Aneurisma Aorta
Tidak ada obat untuk aneurisma aorta, tapi banyak cara pencegahannya. Berikut ini beberapa contohnya:
- Bila merokok, kurangi kebiasaan itu atau bila memungkinkan berhenti sama sekali
- Jauhi asap rokok di lingkungan sekitar
- Jaga pola makan sehat rendah lemak dan kolesterol
- Pantau tekanan darah, jika perlu konsumsi obat-obatan
- Berolahraga secara teratur
- Jalani pemeriksaan kesehatan rutin secara menyeluruh bila berusia 50 tahun ke atas untuk deteksi dini aneurisma aorta sebelum pecah
Narasumber:
dr. Yusak Alfrets Porotuo, Sp. JP
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah
Primaya Hospital Karawang