• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Hati-hati, Serangan Jantung Dapat Menyerupai Sakit Maag !

HATI-HATI, SERANGAN JANTUNG DAPAT MENYERUPAI SAKIT MAAG !

Kebanyakan orang menganggap sakit maag adalah penyakit yang ringan, namun tahukah anda bahwa nyeri karena serangan jantung juga dapat menyerupai nyeri karena sakit maag?

Tanpa adanya pemeriksaan yang tepat dan peralatan yang memadai, kedua tipe nyeri ini sulit untuk dibedakan dan dapat berakibat fatal bilamana seseorang terkena serangan jantung namun salah disalahartikan sebagai sakit maag.

buat jani dokter primaya

Nyeri oleh karena serangan jantung atau angina pektoris, biasanya berlangsung lebih dari 20 menit, berlokasi di tengah dada menjalar ke rahang, punggung, atau lengan kiri. Pasien sering menggambarkannya seperti tertekan benda berat atau sesak nafas, biasanya disertai gejala lain seperti keringat dingin, mual dan muntah. Ada kalanya rasa nyeri dirasakan di daerah ulu hati sehingga sering disalahartikan sebagai nyeri karena maag.

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Resiko menderita serangan jantung semakin meningkat dengan adanya penyakit diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, kebiasaan merokok, kurang olahraga, dan riwayat keluarga dengan penyakit jantung koroner pada usia muda.

Secara anatomis, jantung diperdarahi oleh tiga pembuluh darah arteri koroner yang berfungsi memberi pasokan nutrisi dan oksigen pada otot jantung. Serangan jantung terjadi biasanya oleh karena sumbatan total atau hampir total pada pembuluh arteri koroner tersebut. Sumbatan ini sebagian besar disebabkan oleh ruptur (sobeknya) plak aterosklerosis yang sebelumnya sudah ada pada arteri koroner, yang kemudian diikuti pembentukan bekuan darah (trombus) di dalam arteri koroner tersebut, sehingga aliran darah yang memasok nutrisi dan oksigen ke otot jantung berkurang. Kurangnya aliran darah pada otot jantung dirasakan oleh pasien sebagai nyeri.

Baca Juga:  Cara Mencegah Penyakit Jantung dengan Gaya Hidup Sehat

Serangan jantung dan sakit maag penanganannya jelas berbeda. Serangan jantung yang diakibatkan oleh sumbatan total atau hampir total dari arteri koroner membutuhkan penanganan sedini mungkin. Kecepatan penanganan merupakan kunci utama bagi kesembuhan pasien sehingga dikenal istilah โ€œgolden periodโ€, yakni penanganan yang harus dilakukan sedini mungkin dalam waktu kurang dari 12 jam. Otot jantung yang tidak mendapat aliran darah selama 12 jam akan rusak secara permanen sehingga fungsi jantung akan menurun.

Jika seseorang mengalami nyeri dada dan dicurigai mendapat serangan jantung, tindakan yang harus dilakukan adalah segera mencari pertolongan medis, telepon ambulans atau meminta pertolongan orang lain untuk mengantar ke Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit terdekat dan jangan mengendarai kendaraan sendiri.

Saat ini pengobatan paling muktahir untuk pasien yang mengalami serangan jantung adalah tindakan intervensi koroner perkutan (PCI / Percutaneous Coronary Intervention). Tindakan intervensi koroner perkutan bukan suatu tindakan bedah. Tindakan ini dilakukan dengan memasukkan kateter ke pembuluh darah koroner di jantung melalui pembuluh darah arteri di pergelangan tangan atau sela paha. Saat dilakukan tindakan pasien tetap sadar dan hanya memerlukan pembiusan lokal. Apabila ditemukan sumbatan, dapat dilakukan pemasangan cincin atau stent jantung yang dimasukkan melalui kateter tadi.

Serangan jantung dapat dicegah dengan mengurangi faktor-faktor risiko berikut, yaitu diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, kebiasaan merokok dan kurang olahraga. Semakin banyak seseorang memiliki faktor risiko tersebut, semakin tinggi kemungkinannya terkena penyakit jantung koroner.

Baca Juga:  Nyeri Dada: Gejala Penyakit Jantung yang Sering Tidak Disadari

 

Oleh:

dr. Tito Phurbojoyo, SpJP(K), FIHA

Interventional Cardiologist

Primaya Hospital Tangerang

 

Sumber gambar : Freepic

Share to :

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.