Serangan jantung tidak selalu berujung pada kematian. Bahkan banyak orang yang dapat selamat dan melanjutkan hidup yang produktif bertahun-tahun setelahnya. Namun harus diakui, bagi yang pernah merasakannya, serangan jantung adalah pengalaman yang menakutkan dan tak terlupakan. Tingkat kefatalannya tergantung jenis serangan jantung yang terjadi.
Otot jantung memerlukan oksigen untuk berfungsi secara normal. Orang mengalami serangan jantung ketika aliran darah yang membawa oksigen ke otot jantung terganggu atau terhambat sepenuhnya. Pemicunya antara lain masalah pada pembuluh darah koroner yang menyuplai darah ke otot jantung. Masalah itu bisa berupa menumpuknya lemak, kolesterol, dan zat lain di pembuluh darah hingga membuatnya menyempit atau terblokade.
Pada level awal, serangan jantung yang terjadi bersifat ringan. Namun serangan bisa lebih berat ketika masalah pada jantung itu tak kunjung mendapat perhatian. Berikut ini tiga jenis serangan jantung yang perlu diwaspadai.
Coronary Artery Spasm (CAS)
CAS juga sering disebut Variant angina atau Prinzmetal angina. Ini bukan jenis serangan jantung yang jamak terjadi. Orang yang mengalami CAS akan merasa dadanya sesak selama beberapa waktu. Pemicunya adalah penyempitan pembuluh darah di sekitar jantung.
Diagnosis
Dokter mendiagnosis CAS dengan angiogram guna menghasilkan gambar sinar-X dari pembuluh darah. Sembari menjalankan proses itu, dokter menginjeksikan zat kimia bernama asetilkolin yang akan melemaskan pembuluh darah. Bila pembuluh justru menegang, hal itu menjadi indikasi terjadinya CAS.
Gejala
Gejala CAS antara lain nyeri dan sesak pada dada. Biasanya gejala ini muncul secara spontan atau terpicu oleh udara dingin pada malam serta pagi hari. Stres serta aktivitas fisik yang berat juga bisa memicu jenis serangan jantung ini.
Faktor Risiko
Faktor risiko CAS antara lain:
- Kebiasaan merokok
- Paparan udara dingin
- Stres berlebih
- Penggunaan obat-obatan stimulan secara ilegal
Perawatan
CAS adalah jenis serangan jantung umum yang ringan. Perawatan untuk penyakit ini antara lain dengan konsumsi obat-obatan yang dapat melemaskan arteri dan mengurangi ketegangan. Kebanyakan penderita CAS tidak memiliki faktor risiko umum penyakit jantung, seperti tekanan darah dan kadar kolesterol tinggi.
ST Segment Elevation Myocardial Infarction (STEMI)
STEMI adalah salah satu jenis serangan jantung yang paling kerap terjadi dan bersifat serius. Sebab, pasokan darah terhalang dalam waktu lama. Penyebabnya adalah blokade total pada arteri koroner yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sebagian besar area jantung.
Diagnosis
Dokter umumnya mendiagnosis STEMI dengan elektrokardiogram (EKG) untuk melihat elevasi segmen ST. Bila terjadi elevasi, berarti ada abnormalitas yang berpotensi memicu STEMI. STEMI berkaitan dengan aterosklerosis, yakni penyumbatan atau penyempitan arteri akibat tumpukan plak di dalamnya.
Gejala
Tanda dan gejala STEMI meliputi rasa tidak nyaman atau nyeri pada dada, napas pendek, pusing, mual dan muntah, keringat dingin mengucur, jantung berdebar, serta gelisah. Gejala ini kerap muncul tiba-tiba dan perlu penanganan segera.
Faktor Risiko
Faktor risiko STEMI antara lain:
- Tingginya kadar lemak dalam darah
- Hipertensi
- Kebiasaan merokok
- Diabetes
- Obesitas
- Riwayat keluarga
Perawatan
Pasien jenis penyakit jantung ini memerlukan perawatan sesegera mungkin. Banyak yang mengabaikan gejala STEMI hingga terjadi serangan jantung yang masif dan nyawanya tak terselamatkan. Perawatan pasien STEMI bisa dengan obat trombolitik untuk memecah gumpalan darah atau prosedur kateterisasi jantung.
Non-ST Segment Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI)
NSTEMI mirip dengan STEMI. Bedanya adalah pada jenis penyakit jantung ini, arteri tidak tersumbat sepenuhnya. Pasokan oksiden dalam darah masih ada. Tapi NSTEMI juga dapat merusak pembuluh darah secara permanen.
Diagnosis
Seperti STEMI, dokter melakukan diagnosis menggunakan EKG. Ada indikasi NSTEMI jika dokter tak mendapati elevasi segmen ST dalam proses EKG. Diagnosis juga berlangsung lewat tes darah untuk mengetahui tanda adanya kerusakan jantung, antara lain dari meningkatkan kadar troponin.
Gejala
Ada kemiripan gejala NSTEMI dan STEMI, seperti napas pendek, nyeri dan rasa tidak nyaman pada dada, pusing, mual-mual, serta muncul keringat dingin dalam jumlah banyak.
Faktor Risiko
Faktor risiko NSTEMI mencakup:
- Kurangnya aktivitas fisik
- Terbiasa merokok
- Diabetes
- Kadar kolesterol dan tekanan darah tinggi
- Kelebihan berat badan
- Ada riwayat penyakit jantung atau stroke pada keluarga
Perawatan
Perawatan pasien NSTEMI bergantung pada tingkat keparahan sumbatan pada arteri. Dokter akan mengalkulasi risiko dengan melihat beberapa faktor, seperti umur, detak jantung, tekanan darah sistolik, hasil EKG, kadar serum kreatinin, dan hasil pemeriksaan fisik. Dokter bisa memberikan obat seperti antikoagulan bagi pasien dengan risiko NSTEMI rendah.
Ditinjau oleh:
dr. Rony M. Santoso, SpJP (K), FIHA, FSCAI, FAPSC
Dokter Spesialis Jantung & Pembuluh Darah
Primaya Hospital Tangerang
Referensi:
https://www.nhs.uk/conditions/heart-attack/symptoms/
https://www.webmd.com/heart-disease/understanding-heart-disease-symptoms
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/symptoms-causes/syc-20353118
https://www.bhf.org.uk/informationsupport/heart-matters-magazine/medical/coronary-artery-spasm
https://www.ecgmedicaltraining.com/what-is-a-stemi/
https://www.healthline.com/health/nstemi#symptoms
http://www.inaheart.org/upload/image/Pedoman_tatalaksana_Sindrom_Koroner_Akut_2015.pdf
Sumber gambar : Freepic