Ketika dokter kandungan mengatakan air ketuban sedikit saat memeriksa kehamilan, sebagian besar ibu pasti langsung terkesiap. Mereka khawatir hal itu akan berdampak pada perkembangan janin dalam kandungan. Air ketuban memang berperan besar selama periode kehamilan hingga persalinan. Tapi ibu hamil tak perlu khawatir berlebih ketika mendapati air ketuban sedikit karena itu justru bisa membuat diri tertekan.
Sebab, masalah air ketuban yang sedikit ini bukannya tanpa solusi. Bila menemukan volume ketuban kurang mencukupi hingga berisiko terhadap perkembangan janin, dokter akan mengambil tindakan yang diperlukan. Karena itu, penting bagi ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin. Dari pemeriksaan tersebut, dokter bisa mendeteksi masalah kehamilan sejak dini dan segera melakukan intervensi demi keselamatan ibu dan bayinya.
Mengenal Oligohidramnion, Kurangnya Jumlah Air Ketuban
Dokter mungkin akan menyebutkan istilah “oligohidraminon” tatkala melihat jumlah air ketuban sedikit. Dalam dunia medis, oligohidraminon mengacu pada kondisi kurangnya air ketuban yang mengakibatkan cairan di sekitar janin dalam kandungan terlalu sedikit. Sekitar 8 persen ibu hamil di seluruh dunia didiagnosis mengalami oligohidraminon. Dari angka 8 persen itu, sebanyak 12 persen kasus menyebabkan komplikasi kehamilan.
Pada masa awal kehamilan, air ketuban terdiri atas cairan yang dihasilkan tubuh ibu. Dengan bertambahnya usia kehamilan, janin sudah dapat memproduksi urine yang turut mengisi kantong ketuban. Volume rata-rata air ketuban adalah 800 mililiter. Volume ini menurun menjelang hari perkiraan lahir hingga menjadi sekitar 600 mililiter.
Guna mengetahui kecukupan air ketuban, dokter menggunakan ultrasonografi atau USG. Dari pemeriksaan dengan USG, dokter dapat mengukur jumlah air ketuban. Terdapat dua cara pengukuran cairan itu, yakni amniotic fluid index (AFI) dan maximum vertical pocket (MPV).
AFI mengecek seberapa dalam air ketuban di empat area rahim dan menjumlahkannya. Bila angka AFI kurang dari 5 sentimeter, berarti ibu mengalami oligohidraminon. Adapun MPV mengukur area terdalam rahim untuk mengecek ketinggian cairan. Ibu disebut mengalami oligohidraminon jika tingginya kurang dari 2 sentimeter.
Ciri-ciri Ibu Hamil yang Memiliki Air Ketuban Sedikit
Ibu hamil perlu mengetahui ciri-ciri kurangnya air ketuban agar bisa memberi tahu dokter dan menjalani pemeriksaan sesegera mungkin. Ciri-ciri itu antara lain:
- Ada cairan merembes dari vagina
- Rahim tidak bertambah besar sesuai dengan perkiraan
- Gerakan bayi berkurang
- Berat badan ibu tidak bertambah seiring dengan usia kehamilan
- Detak jantung bayi tiba-tiba anjlok
Beberapa ciri itu mungkin tidak selalu menandakan kurangnya air ketuban. Namun lebih baik waspada ketimbang lengah dan akhirnya komplikasi tak bisa dicegah.
Faktor Penyebab Air Ketuban Sedikit
Dalam banyak kasus, penyebab kurangnya air ketuban tak bisa dipastikan dengan jelas. Namun terdapat sejumlah kemungkinan faktor penyebab air ketuban sedikit, antara lain:
- Adanya problem kesehatan, misalnya tekanan darah tinggi, diabetes, dan dehidrasi yang mempengaruhi air dan kantong ketuban.
- Plasenta bermasalah. Plasenta adalah organ yang tumbuh dalam rahim selama kehamilan yang berfungsi menyalurkan nutrien dan oksigen ke janin lewat tali pusar.
- Cacat lahir yang menyebabkan saluran urine tak bisa berkembang sehingga janin sedikit memproduksi urine.
- Hari persalinan kian dekat atau melewati hari perkiraan lahir. Air ketuban kian berkurang pada masa ini karena fungsi plasenta menurun selagi tubuh ibu bersiap untuk proses melahirkan.
Pengaruh Air Ketuban Terhadap Perkembangan Janin
Air ketuban tempat berendamnya janin dalam rahim penting untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan janin. Kurangnya jumlah air ketuban akan berpengaruh buruk pada janin dan berpotensi membuat persalinan bermasalah.
Terdapat setidaknya tujuh fungsi air ketuban dalam kaitan dengan perkembangan janin, yakni:
- Melindungi bayi dari risiko terluka atau terhantam ketika ibu menggerakkan tubuhnya
- Menjaga suhu janin tetap hangat sehingga merasa nyaman
- Membantu janin bergerak dalam kandungan tanpa terpengaruh gravitasi sembari mendorong perkembangan tulang dan otot
- Menyediakan nutrisi yang dibutuhkan janin untuk berkembang
- Melawan infeksi dengan antibodi yang terkandung di dalamnya
- Melatih sistem otot dengan cara bernapas dan menelan air ketuban
- Mencegah perlengketan organ, seperti jari tangan dan kaki, berkat pelumas dari air ketuban
Pentingnya Memahami Kadar Air Ketuban di Masa Kehamilan
Para ibu hamil sebaiknya langsung memikirkan soal jumlah air ketuban ketika hamil. Perlu ditekankan bahwa air ketuban turut menentukan kelancaran masa kehamilan sampai tiba saatnya persalinan. Itu sebabnya ibu mesti paham betul mengenai peran air ketuban buat diri sendiri dan buah hati.
Bila ibu hamil punya air ketuban yang kurang, penanganannya tergantung penyebab, tingkat keparahan, usia kehamilan, serta kondisi kesehatan ibu dan janin. Bagi ibu yang air ketubannya terlalu sedikit pada usia kehamilan 36-37 minggu, misalnya, penanganan terbaik mungkin adalah dengan persalinan.
Adapun bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu, dokter akan meninjau kesehatan janin dan memantau kehamilan dengan USG. Air ketuban sedikit tergolong sebagai masalah kehamilan yang serius. Bila ibu hamil ingin mengetahui kondisi air ketuban, tanyakanlah kepada dokter kandungan saat pemeriksaan kehamilan.
Narasumber:
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
- https://reference.medscape.com/article/975821-overview
- https://radiopaedia.org/articles/oligohydramnios
- https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-complications/oligohydramnios-912/
- https://www.nature.com/articles/7211290
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/expert-answers/low-amniotic-fluid/faq-20057964
- https://www.glowm.com/section-view/heading/amniotic-fluid-physiology-and-assessment/item/208#.YECRdmgzZEY