Infertilitas merupakan kondisi yang umum ditemukan dan dapat disebabkan oleh faktor perempuan, laki-laki, maupun keduanya. Masalah infertilitas dapat memberikan dampak besar bagi pasangan suami-istri yang mengalaminya, selain menyebabkan masalah medis, infertilitas juga dapat menyebabkan masalah ekonomi maupun psikologis.
Bertambahnya umur sangat berpengaruh terhadap fertilitas seorang perempuan, namun pada laki-laki, bertambahnya umur belum memberikan pengaruh yang jelas terhadap kesuburan. Penelitian di Perancis melaporkan 65% perempuan berumur 25 tahun akan mengalami kehamilan pada 6 bulan dan secara akumulasi 85% kehamilan akan didapatkan pada akhir tahun pertama. Ini berarti jika terdapat 100 pasangan yang mencoba untuk hamil, 40 pasangan tidak akan hamil setelah enam bulan, dan 15 pasangan tetap tidak hamil setelah setahun. Untuk pasangan dengan umur 35 tahun atau lebih peluang kehamilan menjadi 60% pada tahun pertama dan 85% pada tahun kedua. Kurang lebih 15 persen tetap belum mendapatkan kehamilan setelah tahun ke-3 perkawinan.1-3
Mengenal Infertilitas (Gangguan Kesuburan)
Infertilitas merupakan ketidakmampuan satu pasangan untuk mendapatkan kehamilan sekurang- kurangnya dalam 12 bulan berhubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi, atau biasa disebut juga sebagai infertilitas
Infertilitas sekunder adalah ketidakmampuan seseorang memiliki anak atau mempertahankan
Infertilitas idiopatik adalah infertilitas pada pasangan infertil yang telah menjalani pemeriksaan standar infertilitas dengan hasil normal.4-6
Fekunditas merupakan kemampuan seorang perempuan untuk hamil. Peluang seorang perempuan hamil tiap bulannya adalah sekitar 20 sampai 25%.2
Faktor risiko
1. Gaya hidup
a. Konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan pada fungsi hipotalamus dan hipofisis.7
- Konsumsi satu atau dua gelas alkohol, satu sampai dua kali per minggu tidak meningkatkan risiko pertumbuhan janin
- Konsumsi alkohol tiga atau empat gelas sehari pada laki-laki tidak mempunyai efek terhadap fertilitas
- Konsumsi alkohol yang berlebihan pada laki-laki dapat menyebabkan penurunan kualitas 1
b. Merokok
Merokok mengandung zat berbahaya bagi oosit (menyebabkan kerusakan oksidatif terhadap mitokondria), sperma (menyebabkan tingginya kerusakan morfologi), dan embrio (menyebabkan keguguran).7
c. Kafein
Konsumsi kafein (teh, kopi, minuman bersoda) tidak mempengaruhi masalah infertilitas secara bermakna
d. Berat badan
- Perempuan yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 29, cenderung memerlukan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan kehamilan
- Tindakan menurunkan berat badan pada perempuan yang memiliki IMT > 29 dan mengalami anovulasi akan meningkatkan peluang untuk
- Laki-laki yang memiliki IMT > 29 akan mengalami gangguan fertilitas
- Upaya meningkatkan berat badan pada perempuan yang memiliki IMT < 19 serta mengalami gangguan haid akan meningkatkan kesempatan terjadinya 1
e. Olahraga
- Olahraga ringan-sedang dapat meningkatkan fertilitas karena akan meningkatkan aliran darah dan status anti oksidan
- Olahraga berat dapat menurunkan fertilitas
- Olahraga > 5 jam/minggu, contoh: bersepeda untuk laki- laki
- Olahraga > 3-5 jam/minggu, contoh: aerobik untuk perempuan
f. Stress
- Perasaan cemas, rasa bersalah, dan depresi yang berlebihan dapat berhubungan dengan infertilitas, namun belum didapatkan hasil penelitian yang adekuat
- Teknik relaksasi dapat mengurangi stress dan potensi terjadinya infertilitas
- Berdasarkan penelitian, perempuan yang gagal hamil akan mengalami kenaikan tekanan darah dan denyut nadi, karena stress dapat menyebabkan penyempitan aliran darah ke organ-organ
2. Pekerjaan
Beberapa pekerjaan yang melibatkan paparan bahan berbahaya bagi kesuburan seorang perempuan maupun laki-laki. Setidaknya terdapat 104.000 bahan fisik dan kimia yang berhubungan dengan pekerjaan yang telah teridentifikasi, namun efeknya terhadap kesuburan, 95% belum dapat diidentifikasi. Bahan yang telah teridentifikasi dapat mempengaruhi kesuburan diantaranya panas, radiasi sinar-X, logam dan pestisida.1
Etiologi
1. Faktor laki-laki
30-40% infertilitas dapat disebabkan oleh faktor laki-laki. Penurunan fertilitas laki-laki akibat
- Kelainan urogenital kongenital atau didapat
- Infeksi saluran urogenital
- Suhu skrotum yang meningkat (contohnya akibat dari varikokel)
- Kelainan endokrin
- Kelainan genetik
- Faktor imunologi
2. Faktor perempuan
- Gangguan ovulasi
- Gangguan tuba dan pelvis
- Gangguan 8-9
Konseling info
- Angka kehamilan kumulatif pada tahun pertama perkawinan sebesar 84%, selanjutnya pada tahun kedua mencapai 92%
- Fertilitas dan fekunditas perempuan akan menurun seiring dengan meningkatnya umur
- Anjuran untuk melakukan hubungan seksual setiap 2-3 hari, menghentikan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol, serta memiliki indeks massa tubuh antara 20-25 kg/m2, jenis pekerjaan dan obat-obat bebas yang berbahaya bagi fertilitas
- Pentingnya pemberian asam folat sebelum kehamilan
- Pentingnya penapisan keganasan serviks (Pap smear).
Tatalaksana
Penanganan kasus berdasarkan kompetensi klinis.9-10
Narasumber
dr. Edo Rezaldy E, Sp.OG
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Daftar Pustaka
- RCOG Fertility: assessment and treatment for people with fertility problems. 2004.
- Schorge J, Schaffer J, Halvorson L, Hoffman B, Bradshaw K, Cunningham. Williams Gynecology: McGraw-Hill
- Aleida G, Huppelschoten, Noortje T, Peter FJ, van Bommel , Kremer J, Nelen W. Do infertile women and their partners have equal experiences with fertility care. Fertil Steril. 2013;99(3).
- WHO. Infertility. 2013.
- ASRM. Definitions of infertility and recurrent pregnancy loss: a committee opinion. Fertil Steril. 2013;Jan 99(1):63.
- Kamath M, Bhattcharya S. Best Practice & Research Clinical Obstetrics and Gynaecology. 2012. p. 729-38.
- Balen A, Jacobs H. Infertility in Practice. Leeds and UK: Elsevier Science; 2003.
- WHO. Infecundity, Infertility, and Childlessness in Developing Countries2004; DHS Comparative Reports No.9.
- Fritz M, Speroff L. Clinical Gynecologic Endocrinology & Infertility. 8th Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2010.
- Wiweko B, Prawesti D, Hestiantoro A, Sumapraja K, Natadisastra M, Baziad A. Chronological age vs biological age: an age-related normogram for antral follicle count, FSH and anti-Mullerian hormone. Pubmed. 2013.