Para ibu tentu menginginkan yang terbaik untuk bayi. Ada rasa khawatir ketika tinggi dan berat badan mereka tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan. Program air susu ibu atau ASI eksklusif bisa menjawab kekhawatiran itu. Namun ada kemungkinan para Ibu Gagal memberikan ASI eksklusif yang dapat disebabkan oleh banyak hal.
Mengikuti rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), Kementerian Kesehatan mengimbau pemberian ASI eksklusif hingga enam bulan. Menurut penelitian, bayi yang mendapat ASI eksklusif sampai setidaknya enam bulan lebih sedikit mengalami gangguan tumbuh kembang dan penyakit gastrointestinal.
Maka, ketika ada tanda-tanda gagal ASI eksklusif, ibu harus segera mengambil tindakan untuk mengatasinya. Kegagalan ini berkaitan dengan kondisi psikis serta kurangnya pengetahuan ibu mengenai produksi ASI dan pemberian ASI yang benar. Berikut ini di antaranya:
1. Menganggap Produksi ASI Sedikit
Sebagian ibu mungkin merasa produksi ASI mereka sedikit. Perasaan ini bisa berujung pada risiko gagal ASI eksklusif. Kondisi ini disebut persepsi ketidakcukupan ASI (PKA), yakni ketika ibu merasa ASI yang ia produksi tak cukup buat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Secara global, PKA adalah satu di antara sejumlah penyebab utama gagal ASI eksklusif.
Ibu yang mengalami PKA akan terus merasa tidak mampu memberikan ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Padahal kenyataannya tidak demikian. Karena perasaan itu terus ada, ibu akhirnya tidak melanjutkan pemberian ASI sebelum enam bulan yang menyebabkan gagal ASI eksklusif. Terdapat sejumlah faktor pemicu PKA, terutama kondisi psikis ibu yang tertekan atau cemas serta kurang percaya diri setelah melahirkan.
2. Kurangnya Nutrisi Ibu
Kebutuhan nutrisi ibu menyusui lebih tinggi ketimbang ibu hamil. Namun tak sedikit ibu yang justru mengurangi asupan makanannya setelah melahirkan dengan dalih ingin mengembalikan berat badan ke kondisi semula. Diet agar berat badan ideal memang penting, tapi jangan sampai mengabaikan asupan nutrisi.
Kurangnya nutrisi ibu akan menyebabkan gagal ASI eksklusif. Bayi tidak akan bisa memperoleh nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang meski mendapat ASI hingga enam bulan. Untuk itu, ibu perlu memperhatikan asupannya tiap hari. Selain mempengaruhi bayi, kurangnya asupan nutrisi akan berdampak pada kesehatan ibu sendiri baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.
3. Memberikan ASI dalam Botol
Para ibu mungkin belum mengetahui soal ini. ASI eksklusif adalah pemberian ASI langsung dari ibu lewat proses menyusui. Maka pemberian ASI dalam botol berarti telah gagal ASI eksklusif. Ibu yang juga merupakan wanita karier paling sering menghadapi masalah ini. Sebab, mereka tak bisa menyusui langsung ketika harus bekerja, sementara cuti melahirkan hanya tiga bulan.
Pemberian ASI lewat botol tidak memunculkan momen ikatan batin antara bayi dan ibu. Ada pula risiko ASI tercemar dalam proses pemerahan, penyimpanan, hingga pemberian kepada bayi. Bayi juga bisa kehilangan insting menyusui secara langsung bila terlalu banyak mendapat ASI dalam botol.
4. Memberikan Air Putih
Pemberian air putih kepada bayi juga menyebabkan gagal ASI eksklusif. Ibu hanya boleh memberikan ASI tanpa cairan atau makanan padat apa pun kecuali mineral, vitamin, atau obat dalam bentuk sirup atau tetes hingga umur bayi enam bulan untuk bisa sukses menjalankan ASI eksklusif.
Lagi pula, sesuai dengan anjuran WHO, bayi usia enam bulan ke bawah tidak memerlukan air putih karena organ ginjalnya belum berfungsi secara optimal. Sebagian besar ASI pun terdiri atas air. Pemberian air putih juga bisa membuat bayi kembung dan memicu masalah lain, termasuk tidak mau meminum ASI lantaran merasa perutnya sudah penuh.
5. Tekad yang Kurang Kuat
Tekad yang kuat merupakan faktor penting dalam mencapai keberhasilan ASI eksklusif. Jika ibu mudah menyerah pada keadaan yang menghalangi pemberian ASI, ujungnya adalah gagal ASI eksklusif. Bukan hanya ibu yang berperan dalam memastikan bayi mendapatkan ASI eksklusif. Ayah atau suami juga bertanggung jawab mendukung program ini demi buah hati.
Ditinjau oleh:
dr. Putu Aditya,M.Biomed, Sp.OG
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/kespro/article/download/3919/3763
http://promkes.kemkes.go.id/manfaat-asi-eksklusif-untuk-ibu-dan-bayi
Sumber gambar : https://www.freepik.com/free-vector/motherhood-concept-illustration_7119281.htm#page=1&query=baby%20breastfeeding&position=2