• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Serangan Panik: Gejala, Mencegah dan

gangguan panik

Adalah suatu kondisi perasaan ketakutan yang datang secara tiba tiba dan dalam waktu yang singkat.ย  Perasaan ketakutan ini dapat disertai dengan reaksi fisik sebagai respon terhadap situasi yang dianggap mengancam. Gejala pada serangan panikย  tubuh berkeringat, sulit bernapas, dan merasa jantung berdebar kencang dan serangan panik mungkin dapat berlangsung singkat (beberapa menit)ย  tapi efek fisik dan emosional dari serangan tersebut dapat berlangsung selama beberapa jam, tidak nyaman dan menakutkan, tapi dapat diatasi dengan efektif melalui terapi, perubahan gaya hidup, serta pemberian obat-obatan bila perlu.

Mengenal Serangan Panik

Serangan panik adalah perasaan takut dan cemas yang muncul secara mendadak dan serangan panik sering kali terjadi ketika seseorang dalam kondisi cemas akan sesuatu hal dalam hidupnya atau pernah mengalami sesuatu yang amat sulit dan penuh stres.

buat jani dokter primaya

Serangan panik bisa jadi merupakan gejala gangguan kecemasan. Menurut WHO, gangguan kecemasan adalah gangguan mental yang paling umum di seluruh dunia, mempengaruhi 301 juta orang pada 2019. Orang dengan gangguan kecemasan bisa mengalami serangan panik berulang.

Ketika mengalami serangan panik, seseorang mungkin merasa tak bisa mengendalikan apa yang terjadi pada tubuhnya. Atau mungkin orang itu merasa terlepas dari sekitarnya. Rasa takut pun muncul karena adanya gejala fisik seperti napas pendek atau detak jantung sangat cepat alias deg-degan. Serangan panik biasanya berlangsung selama 5-20 menit, tapi bisa juga mencapai satu jam.

Meski demikian, penting untuk diketahui bahwa serangan panik tidak membahayakan secara fisik. Terapi di bawah bimbingan tenaga profesional di bidang kesehatan mental mungkin diperlukan untuk mengatasi situasi ini.

Gejala Serangan Panik

Saat terjadi serangan panik, orang yang mengalaminya akan merasakan ada perubahan pada tubuhnya secara mendadak. Gejala umum yang muncul antara lain:

  • Jantung berdetak kencang
  • Merasa hendak pingsan
  • Berkeringat dingin
  • Mual
  • Napas pendek
  • Nyeri dada
  • Gemetar
  • Wajah memerah
  • Meriang
  • Kedinginan
  • Merasa seperti tercekik
  • Pusing
  • Mulut kering
  • Kesemutan
  • Merasa sangat takut mati
  • Merasa jiwanya terlepas dari tubuh

Perlu menjadi perhatian bahwa gejala di atas bisa juga menandakan adanya masalah atau kondisi kesehatan lain, bukan cuma serangan panik.

ย ย 

Penyebab Serangan Panik

Serangan panik sering terjadi tanpa penyebab jelas. Namun ada sejumlah faktor pemicu yang umum, seperti:

  • Tekanan pekerjaan
  • Mengemudi di tengah kemacetan parah
  • Fobia, seperti agorafobia (takut akan keramaian atau ruang publik), klaustrofobia (takut akan ruangan kecil/sempit), dan akrofobia (takut akan ketinggian)
  • Ingatan akan pengalaman traumatis
  • Penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, atau asma
  • Nyeri kronis
  • Ketergantungan pada obat atau alkohol
  • Kafein
  • Penggunaan obat-obatan atau suplemen tertentu
Baca Juga:  Mengapa Memerlukan Pemeriksaan Jantung

Adapun faktor risiko yang membuat seseorang lebih mungkin mengalami serangan panik termasuk:

  • Pernah mengalami atau menyaksikan kejadian traumatis baik sebagai anak-anak maupun orang dewasa
  • Mengalami kejadian dalam hidup yang menyebabkan tekanan, misalnya kematian orang yang dicintai atau perceraian
  • Berada di bawah beban atau tanggung jawab yang besar hingga memicu kekhawatiran, misalnya di lingkungan kerja, ada konflik dalam keluarga, atau kondisi keuangan yang sedang buruk
  • Mengidap penyakit kronis
  • Memiliki masalah kesehatan mental lain
  • Ada anggota keluarga yang memiliki gangguan kecemasan atau panik
  • Kerap mengonsumsi obat atau alkohol

Cara Dokter Mendiagnosis Serangan Panik

Gejala serangan panik mirip dengan berbagai kondisi medis lain sehingga dibutuhkan pemeriksaan medis untuk menentukan diagnosis. Dokter biasanya akan menanyakan gejala yang dialami dan menjalankan serangkaian tes untuk mengesampingkan kondisi kesehatan lain dengan gejala yang mirip seperti penyakit jantung atau masalah tiroid.

Selain pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan, tes laboratorium seperti tes darah mungkin diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Demikian pula tes jantung, misalnya dengan menggunakan elektrokardiogram. Evaluasi psikologis juga biasanya diperlukan agar dokter bisa memahami kondisi pasien lebih dalam.

Cara Mengatasi Serangan Panik

Penanganan serangan panik berfokus pada upaya mengurangi frekuensi serangan dan meringankan gejala yang menyertai. Psikoterapi menjadi cara utama untuk mengatasi serangan panik. Dokter atau ahli terapi akan mendiskusikan metode terapi yang tepat sesuai dengan kondisi pasien. Lewat terapi ini, pasien diharapkan dapat mengenali gejala yang dirasakan dan mengendalikannya ketika muncul.

Terapi ini juga sekaligus memberikan solusi untuk mencegah terjadinya serangan panik berulang dan menjaga diri tetap tentang ketika serangan berlangsung. Contohnya:

  • Terapi perilaku kognitif untuk mengembangkan strategi yang bisa diterapkan ketika muncul pemicu serangan panik
  • Terapi kognitif untuk membantu menemukan dan menetralkan pikiran yang berkontribusi terhadap munculnya serangan panik atau gangguan psikologis lain
  • Terapi relaksasi, misalnya dengan latihan pernapasan dan yoga
Baca Juga:  Pentingnya Vaksin Pneumonia untuk Anakย 

Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat juga bisa membantu mengatasi kasus ini. Jika perlu, dokter bisa meresepkan obat-obatan untuk membantu pemulihan, seperti antidepresan dan antiepilepsi.

Komplikasi Serangan Panik

Komplikasi bisa terjadi tatkala serangan panik yang dialami dibiarkan tak mendapat perawatan dari dokter atau ahli kesehatan mental. Komplikasi itu antara lain:

  • Gangguan panik
  • Depresi atau gangguan kecemasan lain
  • Masalah dalam pekerjaan atau di sekolah
  • Masalah kesehatan fisik, termasuk tekanan darah tinggi/sakit maag

Pencegahan Serangan Panik

Cara utama untuk mencegah serangan panik adalah mengenali dan menghindari pemicunya. Jika ada masalah kesehatan mental yang melatari terjadinya serangan panik, diperlukan peran dokter untuk mengatasinya. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan panik berulang:

  • Mengikuti terapi yang disediakan dokter
  • Membaca-baca buku atau mencari tahu seputar gangguan kecemasan dan serangan panik
  • Melakukan aktivitas yang membantu tubuh tetap rileks, seperti yoga dan latihan pernapasan
  • Berolahraga rutin, terutama olahraga fisik untuk meredakan stres dan ketegangan
  • Menghindari makanan dan minuman yang manis, alkohol, kafein, dan rokok.

Kapan Harus ke Dokter?

Banyak orang keliru memahami serangan panik sebagai gejala masalah kesehatan fisik yang membahayakan, seperti serangan jantung. Karena itu, individu yang menduga mengalami serangan panik sebaiknya memeriksakan diri ke dokter dan menjalani pemeriksaan yang diperlukan.

Narasumber:

dr. Endang Septiningsih, Sp. KJ

Spesialis Kedokteran Jiwa

Primaya Hospital Semarang

 

Referensi:

Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.