Cacing bisa menyebabkan infeksi ketika masuk ke tubuh manusia. Cutaneous larva migrans adalah salah satu contoh infeksi oleh cacing. Penyakit ini lebih mungkin terjadi pada orang yang memiliki hewan peliharaan seperti anjing atau kucing di rumah. Begitu juga pada pemilik peternakan atau petani di perdesaan. Meski bisa sembuh sendiri, kondisi ini tetap memerlukan perhatian agar tidak menyebabkan komplikasi yang lebih serius.
Mengenal Cutaneous Larva Migrans
Cutaneous larva migrans (CLM) adalah bentuk peradangan kulit atau dermatitis yang dipicu oleh infeksi cacing parasit pada hewan, terutama peliharaan seperti kucing dan anjing. Cacing tambang ini bisa masuk ke kulit manusia dan menyebabkan gatal-gatal, ruam, serta pola seperti benang terurai berwarna kemerahan pada kulit. Infeksi ini biasanya menyerang kaki dan tangan lantaran kontak langsung manusia dengan tanah yang terkontaminasi telur cacing.
CLM banyak terjadi di wilayah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia. Walau tak membahayakan jiwa secara langsung, infeksi cacing ini bisa membuat individu yang mengalaminya merasa tak nyaman. Sebab, muncul rasa gatal yang amat mengganggu khususnya pada malam hari. Akibatnya, rutinitas harian akan terganggu dan kualitas hidup pasien bisa menurun.
CLM tergolong penyakit yang dapat hilang sendiri dan hanya membutuhkan perawatan mandiri, seperti pemberian obat oles. Namun dalam kasus yang berat, infeksi bisa memburuk sehingga membutuhkan perawatan medis.
Gejala
Gejala cutaneous larva migrans umumnya muncul beberapa hari setelah terjadi kontak antara telur cacing dan kulit hingga berkembang menjadi larva cacing. Gejala yang kerap muncul termasuk:
- Gatal-gatal yang bisa terasa sangat intens pada area kulit yang terpapar
- Ruam pada kulit yang terkena infeksi cutaneous larva migrans
- Muncul pola berbentuk garis atau lingkaran berwarna merah yang bisa bergerak karena pergerakan larva di bawah permukaan kulit
- Benjolan kecil atau lepuhan pada kulit
- Sensasi terbakar di area kulit yang terpapar
- Pembengkakan di area kulit yang terinfeksi
- Sensasi seperti ada sesuatu yang bergerak di bawah kulit
Penyebab
Penyebab cutaneous larva migrans adalah infeksi cacing tambang. Ada beberapa jenis cacing tambang yang dapat menjadi pemicu kondisi ini. Di antaranya:
- Ancylostoma braziliense
- Ancylostoma caninum
- Uncinaria stenocephala
- Bunostomum phlebotomum
Proses infeksi bermula dari keluarnya telur cacing lewat kotoran hewan ke tanah. Di tanah ini, larva bisa menetas. Ketika terjadi kontak dengan kulit manusia, larva bisa menembus masuk ke kulit dan menyebabkan infeksi. Setelah beberapa hari atau beberapa bulan, larva akan bermigrasi di bawah permukaan kulit. Larva ini umumnya tak dapat menembus permukaan kulit yang lebih dalam sehingga tak dapat berkembang dan menghasilkan lebih banyak telur di dalam usus.
Cara Dokter Mendiagnosis Cutaneous Larva Migrans
Diagnosis cutaneous larva migrans bisa ditegakkan lewat pemeriksaan fisik pasien. Dokter akan mengamati kulit yang diduga terpapar larva cacing tambang untuk mengecek gejala seperti ruam dan pola seperti benang berwarna kemerahan yang terasa gatal. Dokter juga akan menanyakan riwayat medis pasien, termasuk kapan gejala itu muncul serta apa dan di mana aktivitas yang dilakukan saat itu.
Menurut CDC, tidak ada tes darah untuk infeksi cacing tambang zoonotik. Tapi untuk mengonfirmasi diagnosis, dokter bisa melakukan biopsi atau pengambilan sampel kulit untuk diperiksa di laboratorium.
Cara Mengatasi Cutaneous Larva Migrans
Pasien cutaneous larva migrans dapat sembuh sendiri. Cacing tambang tak bisa hidup lama di manusia karena inang yang utama adalah hewan. Karena itu, larva cacing pada akhirnya akan mati di dalam tubuh manusia. Dalam banyak kasus, gejala akan hilang dalam waktu 4-8 minggu tanpa pengobatan.
Namun, dengan pengobatan, pasien bisa sembuh lebih cepat. Obat yang biasa digunakan termasuk tiabendazole, albendazole, mebendazole, dan ivermectin yang diberikan baik dengan cara dioles atau ditelan. Biasanya pengobatan topikal menggunakan krim atau salep lebih diutamakan daripada oral dalam bentuk tablet atau kapsul. Antihistamin atau kortikosteroid juga bisa digunakan untuk mengurangi gatal-gatal.
Komplikasi
Cutaneous larva migrans tak tergolong penyakit serius, tapi tetap ada kemungkinan terjadi komplikasi. Di antaranya:
- Infeksi sekunder, yakni infeksi lain yang terjadi setelah infeksi cacing tambang. Misalnya kulit jadi luka karena terlalu keras digaruk sehingga memudahkan masuknya bakteri yang bisa menimbulkan infeksi lain
- Reaksi alergi terhadap cacing tambang yang bisa memunculkan gejala seperti kesulitan bernapas
- Infeksi menyebar ke bagian tubuh lain, meski ini jarang terjadi
Pencegahan
Upaya penegahan cutaneous larva migrans yang bisa dilakukan termasuk:
- Menjaga kebersihan diri dengan baik, misalnya rajin mencuci tangan dan mandi dengan sabun rutin dua kali sehari
- Tidak duduk atau bertelanjang kaki ketika berjalan di area bertanah, berpasir, atau ditumbuhi rumput yang lembap atau basah
- Perhatikan kebersihan hewan peliharaan
Kapan Harus ke Dokter?
Cutaneous larva migrans tak selalu membutuhkan perawatan medis. Namun bila gejala sudah sangat mengganggu dan menimbulkan ketidaknyamanan, sebaiknya kunjungi dokter untuk berkonsultasi dan meminta saran penanganan yang tepat. Dengan begitu, infeksi bisa lekas selesai dan aktivitas bisa kembali pulih tanpa gangguan berupa gatal-gatal atau gejala lain
Narasumber
dr. Agy Faqih Dharmanegara
Dokter Primaya Hospital Bhakti Wara
Referensi:
- Cutaneous larva migrans. https://bestpractice.bmj.com/topics/en-us/909. Diakses 8 Mei 2023
- Parasites – Zoonotic Hookworm. https://www.cdc.gov/parasites/zoonotichookworm/diagnosis.htm. Diakses 8 Mei 2023
- Cutaneous Larva Migrans. http://www.antimicrobe.org/b08.asp. Diakses 8 Mei 2023
- Occupational risk of cutaneous larva migrans: A case report and a systematic literature review. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9098051/. Diakses 8 Mei 2023
- Cutaneous Larva Migrans. https://link.springer.com/article/10.1007/s40475-021-00239-0. Diakses 8 Mei 2023
- Cutaneous larva migrans. https://dermnetnz.org/topics/cutaneous-larva-migrans.Diakses 8 Mei 2023