Pembengkakan pada area wajah dan sekitarnya bisa diakibatkan oleh banyak hal. Salah satunya yaitu karena suatu kondisi yang disebut dengan angioedema. Walaupun mirip dengan gejala sengatan lebah, namun kondisi pembengkakannya terjadi di bawah jaringan kulit, bukan di permukaannya.
Penyebab utamanya yaitu karena reaksi alergi dan beberapa bagian yang sering kali terkena yaitu pada area bibit, kelopak mata, tenggorokan, dan lidah. Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini dapat mengakibatkan penderitanya kesulitan bernafas. Jadi, yuk kita simak sama-sama seputar angioedema berikut ini.
Apa itu Angioedema?
Angioedema yaitu kondisi pembengkakan di area wajah dan sekitarnya (khususnya di bibir, lidah, kelopak mata, tenggorokan) di bawah lapisan kulit. Umumnya, kondisi ini terjadi akibat seseorang mengalami reaksi alergi entah karena makanan, obat, maupun paparan benda tertentu.
Walau tergolong ringan, namun kondisi ini dapat mengakibatkan komplikasi yang membutuhkan kegawatdaruratan. Contohnya apabila pembengkakan terjadi pada saluran pernafasan yang menyebabkan seseorang kesulitan bernafas.
Dalam kebanyakan kasus, gejala angioedema akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari. Jadi, tanpa perawatan dokter pun, kondisi ini akan sembuh dengan sendirinya. Tapi, dalam kasus tertentu seperti kondisi yang parah, maka peran dokter sangatlah dibutuhkan.
Penyakit | Angioedema |
Gejala Utama | Pembengkakan pada area wajah dan tenggorokan |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis kulit dan kelamin (dermatologi) atau dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi dan imunologi |
Penyebab Utama | Reaksi alergi |
Diagnosis | Pemeriksaan fisik, wawancara medis, dan cek tahap lanjut |
Faktor Risiko | Riwayat keturunan keluarga, alergi terhadap makanan dan obat-obatan |
Pengobatan | Pengobatan sesuai dengan gejala dan tingkat keparahan |
Pencegahan | Mengeliminasi faktor penyebab reaksi alergi |
Komplikasi | Kesulitan bernafas, kesulitan berbicara |
Faktor Risiko
Mengacu pada informasi yang kami kutip dari Medicalnewstoday, bahwa angioedema menjangkit setidaknya 10-20% dari total populasi dunia. Beberapa kondisi yang dapat menjadikan seseorang rentan terhadap penyakit ini yang meliputi:
- Punya riwayat angioedema
- Paparan suhu ekstrem (terlalu panas/dingin)
- Riwayat keturunan keluarga
- Punya alergi terhadap obat
- Punya alergi terhadap jenis makanan
- Pernah menjadi penerima transfusi darah
- Konsumsi obat golongan ARB atau ACE inhibitor
- Memiliki penyakit tertentu seperti asma, tiroid, lupus, HIV
- Memiliki riwayat hepatitis, limfoma, infeksi virus Epstein-Barr
Penyebab Angioedema
Berdasarkan penyebabnya, angioedema terbagi jadi 4 jenis yaitu:
Allergic Angioedema
- Serbuk bunga
- Makanan  (susu, telur, seafood, dll)
- Lateks
- Obat-obatan
- Gigitan serangga
Hereditary Angioedema
Bersifat turunan atau riwayat keluarga yang mengakibatkan tubuh kekurangan protein sehingga memicu pembengkakan. Hal ini biasanya akan timbul saat dalam kondisi:
- Stres
- Perawatan gigi
- Prosedur operasi
- Cedera atau infeksi
- Konsumsi pil KB
- Kehamilan
Drug Induced Angioedema
- Obat-obatan ACE Inhibitor
- Antihipertensi golongan ARB
- NSAID atau obat antiinflamasi nonsteroid
Idiopathic Angioedema
- Cuaca ekstrem
- Stres
- Infeksi ringan
- Limfoma
- Mastocytosis
- Olahraga berlebihan
- Lupus
Gejala Angioedema
Gejala yang muncul yaitu pembengkakan di area bawah lapisan kulit seperti di kelopak mata, lidah, tenggorokan, bibir, bahkan kadang terjadi di kelamin. Pembengkakan menimbulkan:
- Kulit kemerahan
- Terasa nyeri
- Panas atau hangat
- Bisa disertai biduran
Cara Dokter Mendiagnosis
Dokter akan mendiagnosis pasien apakah memang terkena kondisi ini atau tidak dengan cara berikut ini:
- Wawancara medis
- Pemeriksaan fisik
- Tes tusuk kulit Â
- Tes darah
- Tes tempel kulit
Pencegahan
Apabila angioedema terjadi akibat riwayat keturunan keluarga, maka tidak ada pencegahan khusus yang perlu dilakukan. Namun jika penyebabnya selain itu, maka ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegahnya seperti:
- Menghindari makanan penyebab alergi
- Menghindari paparan benda atau hal tertentu yang berpotensi menimbulkan alergi
- Selektif dalam memilih obat-obatan yang hendak dikonsumsi
Pengobatan Angioedema
Dokter akan memberikan pengobatan terhadap angioedema tergantung pada penyebab, jenis, dan juga kondisi maupun usia pasien. Sebelum memberikan pengobatan, dokter akan mengidentifikasi alergen apa saja yang berpotensi menyebabkan kondisi ini sehingga hal serupa tidak terulang lagi ke depannya.
Dalam kebanyakan kasus, angioedema akan membaik atau sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan apa pun. Walau demikian, beberapa pengobatan kadang tetap bersifat perlu seperti penggunaan:
- Kortikosteroid
- Antihistamin
- Epinephrine
Anda dapat melakukan pengobatan secara mandiri di rumah dengan melakukan beberapa upaya seperti:
- Kompres dengan air dingin (pada area yang bengkak)
- Hindari makanan pemicu alergi
- Hindari paparan benda pemicu alergi
- Jangan menggaruk garuk area yang bengkak
- Hindari iritasi dengan memakai pakaian longgar
- Hindari tidur tengkurap dengan wajah ke bawah
Komplikasi
Komplikasi paling umum dari edema yaitu terjadinya pembengkakan pada tenggorokan dan saluran pernafasan. Hal ini dapat berakibat pada berkurangnya oksigen yang masuk ke paru-paru.
Kondisi ini dapat tergolong sebagai kondisi darurat. Tanpa perawatan yang tepat, hal ini dapat mengakibatkan kematian. Antara tahun 1979 – 2010 saja sudah tercatat ada 5.768 kematian akibat kesulitan bernafas yang diakibatkan oleh angioedema.
Kapan Harus ke Dokter?
Periksakan diri Anda ke dokter kulit dan kelamin atau dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi dan imunologi apabila mengalami gejala pembengkakan pada wajah. Jika angioedema mengakibatkan kondisi kesulitan bernafas, mengi, dan kesulitan berbicara, maka segera bawa ke IGD.
Narasumber:
Spesialis Dermatovenerologi
Pimaya Hospital Hertasning
Referensi:
- What is angioedema? https://www.medicalnewstoday.com/articles/216095#summary. Diakses pada 07 Mei 2024.
- Angioedema. https://www.nhsinform.scot/illnesses-and-conditions/skin-hair-and-nails/angioedema. Diakses pada 07 Mei 2024.
- Angioedema. https://www.nhs.uk/conditions/angioedema/. Diakses pada 07 Mei 2024.
- Angioedema in the emergency department. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5389952/. Diakses pada 07 Mei 2024.
- Angioedema. https://www.msdmanuals.com/professional/immunology-allergic-disorders/allergic,-autoimmune,-and-other-hypersensitivity-disorders/angioedema. Diakses pada 07 Mei 2024.
- Angioedema deaths in the US, 1979-2010. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/25280464/. Diakses pada 07 Mei 2024.
- Hereditary angioedema. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9671542/. Diakses pada 07 Mei 2024.
- Angioedema. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22632-angioedema. Diakses pada 07 Mei 2024.