Bagi beberapa orang, nyeri punggung bisa sangat mengganggu sehingga ingin segera menyingkirkan rasa sakit itu. Masyarakat umum percaya melakukan kretek tulang punggung atau menekan punggung hingga muncul bunyi โkrekโ untuk mengatasi rasa nyeri tersebut. Namun masih ada pro dan kontra mengenai kebiasaan kretek tulang ini terkait dengan bahayanya buat kesehatan.
Mengenal Nyeri Punggung
Banyak orang mengeluhkan nyeri punggung ketika melakukan aktivitas tertentu. Dari anak-anak hingga orang dewasa, rasa nyeri pada punggung memang bisa terjadi saat berkegiatan sehari-hari. Rasa nyeri ini bisa muncul secara tiba-tiba ataupun sedikit demi sedikit. Ada beragam faktor pemicunya, dari cedera hingga pertambahan usia.
Yang jelas, nyeri punggung dapat menjadi tanda masalah kesehatan yang serius dan mungkin berlanjut dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Ada dua jenis nyeri punggung:
- Akut: nyeri yang berlangsung beberapa hari hingga beberapa minggu. Sebagian besar nyeri punggung bawah bersifat akut. Rasa sakit cenderung sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari dengan perawatan mandiri. Dalam beberapa kasus, diperlukan beberapa bulan untuk menghilangkan gejala.
- Kronis: nyeri yang berlanjut selama 12 minggu atau lebih, bahkan setelah cedera awal atau penyebab yang mendasari nyeri punggung bawah akut telah diobati. Sekitar 20 persen orang yang terkena nyeri punggung bawah akut mengalami nyeri punggung bawah kronis dengan gejala yang menetap dalam satu tahun. Dalam beberapa kasus, pengobatan berhasil meredakan nyeri punggung bawah kronis, tapi dalam kasus lain nyeri berlanjut meskipun sudah menjalani perawatan medis dan operasi.
Gejala Nyeri Punggung
Saat mengalami nyeri punggung, mungkin hanya ada satu bagian tertentu yang terasa sakit. Tapi bisa juga rasa nyeri menyebar ke seluruh punggung. Rasa sakit juga bisa timbul di area lain, misalnya bokong, kaki, dan perut. Bergantung pada jenis, penyebab, dan lokasinya, nyeri punggung mungkin makin terasa ketika:
- Mengangkat benda
- Membungkuk
- Beristirahat
- Duduk
- Berdiri
Anda harus menemui dokter jika rasa sakit tidak membaik setelah beberapa minggu atau jika salah satu dari gejala berikut terjadi:
- Mati rasa dan kesemutan.
- Sakit punggung yang sangat parah yang tidak membaik dengan pengobatan
- Sakit punggung setelah jatuh atau cedera
- Sakit punggung disertai kesulitan buang air kecil, mati rasa di kaki, demam, penurunan berat badan
Penyebab Nyeri Punggung
Ada banyak kemungkinan penyebab sakit punggung. Berikut ini beberapa penyebab yang umum:
- Robeknya tendon (menghubungkan otot dengan tulang) atau ligamen (menghubungkan tulang dalam sendi).
- Cedera cakram tulang belakang. Cakram yang lokasinya berada di antara tulang belakang ini berfungsi sebagai bantalan penyerap goncangan. Cedera bisa terjadi karena kecelakaan, penuaan, atau kondisi kesehatan lain.
- Osteoartritis atau peradangan sendi akibat keausan tulang rawan di antara tulang belakang.
- Linu panggul yang terjadi karena iritasi pada akar saraf tulang belakang.
- Stenosis tulang belakang, yakni penyempitan kanal tulang belakang yang biasanya dipicu oleh pertambahan usia.
- Saraf tulang belakang terjepit, misalnya karena kecelakaan atau tekanan berulang pada punggung bagian bawah.
- Osteoporosis, yakni kondisi melemahnya tulang karena pertambahan usia.
- Skoliosis, yaitu tulang belakang yang melengkung hingga membentuk seperti huruf C atau S.
- Spondilitis ankilosa atau peradangan yang menyebabkan tulang-tulang kecil di tulang belakang menyatu.
- Kanker di tulang belakang.
- Infeksi pada tulang belakang.
Diagnosis Nyeri Punggung
Diagnosis nyeri punggung dimulai dengan peninjauan terhadap riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik. Pasien akan ditanyai kapan rasa sakit bermula, seperti apa rasanya, apa yang membuat rasa sakit menjadi lebih baik atau lebih buruk, dan gejala lain apa yang dialami (seperti mati rasa atau bengkak).
Berdasarkan temuan itu, dokter Anda akan meminta pasien menjalani tes laboratorium dan pencitraan untuk mengeksplorasi penyebab yang dicurigai. Misalnya:
- Hitung darah lengkap, termasuk jumlah sel darah putih, untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi
- Laju sedimentasi eritrosit (ESR) dan protein C-reaktif (CRP) untuk mendeteksi tanda-tanda peradangan
- Tes HLA-B27 untuk mendeteksi tanda-tanda genetik spondilitis ankilosa
- Tes alkaline phosphatase dan lactate dehydrogenase untuk membantu mendeteksi jenis kanker tulang tertentu
- Tes pencitraan dengan MRI atau USG, khususnya jika ada tanda-tanda kanker, infeksi, atau patah tulang
Kretek Tulang untuk Atasi Nyeri Punggung
Kretek tulang adalah istilah untuk menekan tulang punggung guna menghasilkan bunyi โkrek pada orang yang merasakan nyeri punggung. Kretek tulang bisa dilakukan sendiri dengan memutar panggul, bisa juga dengan meminta bantuan orang lain untuk menekan sambil mengangkat punggung.
Suara โkrekโ yang muncul terjadi karena perubahan tekanan udara di sendi tulang. Bunyi itu seolah-olah menjadi tanda bahwa nyeri punggung sudah teratasi dengan kretek tulang. Menurut para ahli, kretek tulang tidak berbahaya asalkan dilakukan secara wajar dan benar.
Kretek tulang bisa jadi malah menambah rasa nyeri bila keliru melakukannya. Maka sebaiknya datangi ahli osteopatik atau chiropractor untuk meminta bantuan kretek tulang yang aman.
Kapan Harus ke Dokter
Nyeri punggung memerlukan penanganan segera agar tidak mengganggu produktivitas. Kebanyakan nyeri bisa sembuh sendiri dan hanya memerlukan perawatan sendiri di rumah. Tapi Anda sebaiknya datangi dokter bila nyeri tak kunjung hilang dan bahkan kian bertambah.
Ditinjau oleh:
dr.ย Wendelin Widia Madhin,ย Sp.OT,ย M.Kes
Dokterย Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi
Sumber:
Low Back Pain Fact Sheet. https://www.ninds.nih.gov/Disorders/Patient-Caregiver-Education/Fact-Sheets/Low-Back-Pain-Fact-Sheet. Diakses 26 Desember 2021
Back Pain. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538173/. Diakses 26 Desember 2021
Back Pain. https://www.niams.nih.gov/health-topics/back-pain#tab-overview. Diakses 26 Desember 2021
Chiropractic for low back pain. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1114738/. Diakses 26 Desember 2021
Evidence-Based Practice and Chiropractic Care. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3716373/. Diakses 26 Desember 2021