Bagi sebagian besar masyarakat, acute respiratory distress syndrome mungkin terdengar asing di telinga. Penyakit ini juga disebut sindrom gangguan pernapasan akut. Namun masyarakat awam lebih mengenalnya dengan sebutan paru-paru basah. Meski begitu, masih banyak yang belum sepenuhnya memahami penyakit yang bisa mengancam jiwa ini.
Mengenal Acute Respiratory Distress Syndrome
Acute respiratory distress syndrome adalah kondisi berbahaya yang terjadi ketika paru-paru menjadi bengkak dan ada kebocoran cairan dari pembuluh darah yang masuk ke kantong udara atau alveoli. Akibatnya, paru-paru tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Paru-paru juga sulit memasukkan oksigen ke darah hingga organ vital lain seperti jantung, ginjal, hati, dan otak bisa rusak.
Acute respiratory distress syndrome termasuk kondisi gawat darurat. Pasien sindrom gangguan pernapasan akut memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. Penumpukan cairan di paru-paru membuat pasien sulit bernapas dan menyebabkan kadar oksigen dalam darah menurun. Kondisi ini disebut hipoksemia.
Makin lama, paru-paru menjadi kaku dan sulit mengembang akibat banyaknya cairan. Kekakuan ini mengakibatkan pasien perlu upaya ekstra untuk bernapas dan sulit mendapat asupan oksigen yang diperlukan oleh tubuh. Kesulitan pernapasan dan kadar oksigen yang rendah akan menyebabkan gagal napas.
Bila peradangan dan cairan di dalam paru-paru kian bertambah, bisa muncul jaringan parut pada paru-paru. Kondisi ini disebut fibrosis sindrom gangguan pernapasan akut. Pada tahap ini, paru-paru bisa โmeletupโ dan mengempis hingga menyebabkan paru-paru kolaps.
Gejala
Gejala utama acute respiratory distress syndrome adalah sesak napas dan tak bisa mengambil napas panjang secara tiba-tiba. Gejala lainnya meliputi:
- Detak jantung cepat atau tidak teratur
- Ada suara gemericik dari paru-paru
- Kulit, bibir, atau kuku tampak membiru (sianosis)
- Kebingungan
- Kelelahan
- Tubuh lemas
- Nyeri dada, terutama saat menarik napas
- Batuk
- Gelisah atau cemas
- Demam, biasanya muncul jika ada infeksi yang melatari, seperti pneumonia
Penyebab
Acute respiratory distress syndrome biasanya muncul karena adanya penyakit lain atau luka yang serius, termasuk infeksi yang menyebar ke seluruh tubuh atau sepsis. Sindrom ini juga bisa terjadi di tengah prosedur operasi. Berikut ini beberapa penyebab umum paru-paru basah alias sindrom gangguan pernapasan akut:
- Infeksi pada darah atau paru-paru
- Luka parah pada dada
- Luka serius yang menyebabkan penurunan tekanan darah hingga di bawah normal
- Operasi besar
- Menghirup zat kimia berbahaya atau asap
- Bernapas di dalam air
- Transfusi darah
- Masuknya benda asing ke dalam paru-paru, seperti muntahan, air liur, atau makanan
- Peradangan pankreas
Cara Dokter Mendiagnosis Acute Respiratory Distress Syndrome
Dokter menegakkan diagnosisย berdasarkan hasil pengecekan gejala dan pemeriksaan fisik serta riwayat medis pasien. Dokter juga mungkin menjalankan tes seperti:
- Pengukuran kadar oksigen dalam darah dengan oksimetri
- Tes darah
- Pemindaian sinar-X atau CT scan untuk melihat cairan dalam paru-paru
- Pemeriksaan sampel air ludah atau dahak untuk mengecek infeksi
- Tes jantung seperti elektrokardiogram (EKG) atau ekokardiogram untuk memastikan gejala pasien bukan disebabkan oleh masalah jantung
- Pemeriksaan sampel urine untuk mengecek apakah ada infeksi atau masalah pada ginjal
- Bronkoskopi untuk memeriksa saluran pernapasan hingga paru-paru
Cara Mengatasi Acute Respiratory Distress Syndrome
Tujuan penanganan acute respiratory distress syndrome adalah membantu pernapasan sembari memulihkan paru-paru dan mengatasi penyakit yang melatari sindrom tersebut. Contohnya:
- Terapi oksigen dengan memasang alat continuous positive airway pressure (CPAP), bi-level positive airway pressure (BIPAP), atau mesin ventilator yang memberi asupan oksigen ke tubuh dan membantu pernapasan.
- Menempatkan pasien dalam posisi menelungkup untuk meningkatkan kadar oksigen.
- Bila perawatan dengan alat bantu napas itu dibutuhkan dalam jangka panjang, dokter mungkin akan menjalankan prosedur trakeostomi dengan membuat lubang di leher untuk memasukkan tabung yang menjadi saluran pernapasan alternatif di trakea.
- Pemberian cairan dan obat lewat infus, antara lain sedatif untuk membantu menenangkan pasien, antibiotik untuk melawan infeksi, antikoagulan untuk mencegah bekuan darah, dan diuretik untuk membantu membuang kelebihan cairan.
- Dalam kasus yang parah, pasien mungkin memerlukan extracorporeal life support (ECLS) yang berperan menggantikan fungsi paru-paru dalam menyuplai oksigen dan membuang karbon dioksida di tubuh. Penggunaan ECLS membuat paru-paru bisa beristirahat dan mempercepat pemulihan.
Komplikasi
Pasien acute respiratory distress syndrome bisa mengalami beberapa komplikasi bahkan ketika tengah dirawat di rumah sakit. Beberapa komplikasi yang umum termasuk:
- Bekuan darah yang bisa menghambat aliran darah ke paru-paru
- Pneumotoraks, yakni paru-paru kolaps atau mengempis karena adanya tekanan udara, termasuk dari ventilator
- Infeksi paru-paru
- Fibrosis paru atau jaringan parut yang bisa membuat paru-paru kaku dan makin sulit menyuplai oksigen ke aliran darah
- Gangguan pernapasan karena paru-paru belum pulih sepenuhnya
- Depresi lantaran aktivitasnya terganggu akibat gangguan pernapasan
- Masalah pada ingatan dan sulit berpikir jernih karena rendahnya kadar oksigen dalam darah serta efek obat sedatif
Pencegahan
Tidak ada cara pasti untuk mencegah acute respiratory distress syndrome. Namun masyarakat dapat menurunkan risiko terkena sindrom paru-paru basah ini dengan cara seperti:
- Berhenti merokok atau menghindari asap rokok
- Segera mencari pertolongan medis jika mengalami trauma, infeksi, atau gangguan kesehatan lain terutama pada dada
- Menjauhi minuman beralkohol yang berpotensi mengganggu fungsi paru-paru dan meningkatkan risiko kematian
- Mendapatkan vaksin flu dan pneumonia tiap lima tahun untuk menurunkan risiko infeksi paru-paru
Kapan Harus ke Dokter?
Acute respiratory distress syndrome memerlukan penanganan medis sesegera mungkin. Seepatnya hubungi rumah sakit atau dokter bila merasakan gejala sindrom gangguan pernapasan akut ini, terutama bila tiba-tiba merasa sesak napas baik saat beraktivitas maupun ketika beristirahat, batuk tak sembuh-sembuh, merasa gelisah, sulit menarik napas panjang, detak jantung cepat dan tak teratur, nyeri di dada, atau kulit, kuku, dan bibir membiru.
Reviewed by
Medical Check Up Coordinator
Primaya Hospital Bekasi Timur
Referensi:
- Understanding Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). https://www.healthline.com/health/acute-respiratory-distress-syndrome. Diakses 27 Desember 2022
- Acute Respiratory Distress Syndrome, Adult. https://elsevier.health/en-US/preview/acute-respiratory-distress-syndrome. Diakses 27 Desember 2022
- Acute (Adult) Respiratory Distress Syndrome. https://patient.info/doctor/acute-adult-respiratory-distress-syndrome. Diakses 27 Desember 2022
- Acute respiratory distress syndrome (ARDS). https://www.blf.org.uk/support-for-you/ards. Diakses 27 Desember 2022
- Acute respiratory distress syndrome. https://www.nature.com/articles/s41572-019-0069-0. Diakses 27 Desember 2022
- Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). https://www.physio-pedia.com/Acute_Respiratory_Distress_Syndrome_(ARDS). Diakses 27 Desember 2022
- Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). https://foundation.chestnet.org/lung-health-a-z/acute-respiratory-distress-syndrome-ards/?Item=Treatment. Diakses 27 Desember 2022
- Acute Respiratory Distress Syndrome. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK436002/. Diakses 27 Desember 2022