Setelah pandemi Covid-19 mereda, masyarakat dunia kembali harus meningkatkan kewaspadaan karena kemunculan Covid varian baru pada akhir 2023. Di sejumlah negara tercatat ada peningkatan tajam jumlah kasus positif Covid, termasuk di Indonesia. Ada setidaknya dua subvarian Covid yang menyebabkan peningkatan kasus positif ini, yakni EG.2 dan EG.5.
Mengenal Covid Varian Baru
Semua virus bisa mengalami mutasi seiring dengan waktu, tak terkecuali virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19. Mutasi ini dapat memicu kemunculan Covid varian baru yang memiliki perbedaan sifat daripada virus sebelumnya, seperti tingkat penularan, tingkat keparahan penyakit, atau kemampuan menghindari kekebalan dari vaksin.
Bisa jadi Covid varian ini lebih mudah menular dan menyebabkan pasien mengalami sakit yang parah serta lebih mampu melawan sistem imun. Tapi bisa juga virus hasil mutasi tersebut bersifat sebaliknya. Sebagai contoh, Covid varian Delta dulu lebih berpotensi menyebabkan penyakit yang serius daripada virus awal.
Varian baru Covid yang terdeteksi sejauh ini ada empat yang utama, yakni Alpha, Beta, Delta, dan Omicron. Adapun subvarian Covid baru yang terdeteksi pada 2023 di Indonesia antara lain EG.2 dan EG.5 yang berasal dari Omicron. EG.5 atau Eris menjadi Covid varian baru yang mendominasi jumlah kasus positif di sejumlah negara pada pertengahan 2023. Pada saat itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkannya sebagai “variant of interest”. Artinya, ada perubahan genetik yang membuat varian ini memiliki kelebihan dan prevalensinya berkembang.
Walau termasuk jenis baru, gejala, pengobatan, dan pencegahannya relatif sama dengan Covid sebelumnya. Masyarakat yang sudah mendapat vaksin Covid secara umum lebih aman dari risiko penularan dan keparahan penyakit.
Gejala
Tidak seperti Covid pada awal pandemi, gejala Covid varian baru pada 2023 secara umum lebih ringan. Ada pula pasien yang positif yang tidak mengalami gejala. Berikut ini beberapa gejala varian baru Covid yang banyak dilaporkan:
- Sakit tenggorokan, termasuk kesulitan menelan
- Demam hingga lebih dari 38 derajat Celsius
- Kesulitan bernapas atau sesak napas
- Tidak bisa merasakan dan/atau mencium bau
- Kelelahan atau lemas
- Sakit kepala
- Batuk, bersin, pilek
- Kelelahan, badan terasa lemas
- Mual, muntah
- Diare
Penyebab Covid Varian Baru
Sama seperti Covid pada masa pandemi dan seusai pandemi, penyebab Covid varian baru adalah virus corona SARS-CoV-2. Namun pada kasus baru ini penyebabnya spesifik jenis virus varian baru hasil mutasi. Varian Eris, misalnya, penyebabnya adalah SARS-CoV-2 EG.5.
Covid varian baru EG.5 adalah subvarian Omicron yang terdeteksi pertama kali pada Februari 2023. Sejumlah negara di Eropa, Afrika, Amerika, dan Asia sudah melaporkan keberadaan varian virus ini, termasuk Indonesia. Karakteristik virus corona varian baru ini mirip dengan Omicron yang lebih mudah menyebar tapi gejala sakit yang ditimbulkan lebih ringan.
Cara Dokter Mendiagnosis Covid Varian Baru
Dokter dapat mendiagnosis Covid varian baru dengan cara yang sama dengan varian-varian sebelumnya, seperti pemeriksaan gejala dan evaluasi riwayat medis. Adapun standar utama untuk menegakkan kasus positif Covid adalah tes reaksi berantai polimerase (PCR). Tes ini hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis terlatih.
Dalam tes PCR, sampel lendir dari hidung atau mulut orang yang diduga positif Covid diambil dengan alat khusus, lalu diperiksa di laboratorium untuk mengecek keberadaan virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid.
Alternatifnya adalah tes antigen. Metode pengambilan sampelnya sama dengan tes PCR. Namun tidak dibutuhkan pemeriksaan laboratorium sehingga hasilnya lebih cepat diketahui. Meski demikian, hasil tes antigen tetap perlu konfirmasi dari tes PCR untuk memastikan diagnosis.
Adapun untuk mendeteksi Covid varian baru, diperlukan analisis genom. Tenaga medis terlatih akan mengambil sampel dari orang yang positif Covid untuk mengidentifikasi perubahan genetik pada virus. Sampel itu dapat berupa cairan atau lendir dari hidung/tenggorokan atau darah pasien.
Cara Mengatasi Covid Varian Baru
Pengobatan bagi pasien yang terinfeksi Covid varian baru masih mengikuti pedoman penanganan Covid sebelumnya. Pilihan pengobatan yang tepat bergantung pada kondisi dan tingkat keparahan gejala pasien. Pasien mesti menjalani isolasi guna mencegah penularan kepada orang lain.
Bila gejalanya ringan dan kondisinya memungkinkan, pasien dapat menjalani isolasi mandiri di rumah. Dokter akan meresepkan obat antivirus serta obat lain sesuai dengan gejala yang dialami.
Sedangkan untuk kasus infeksi yang berat atau ada penyakit penyerta (komorbid), pasien biasanya perlu menjalani perawatan di rumah sakit agar dokter lebih mudah memantau kondisi pasien dan segera melakukan tindakan yang dibutuhkan.
Komplikasi Covid Varian Baru
Covid varian baru Eris pada umumnya menimbulkan gejala yang ringan dan risiko komplikasinya kecil. Namun risiko komplikasi bisa lebih besar pada pasien yang memiliki komorbid. Komplikasi itu antara lain:
- Pneumonia atau peradangan pada kantong paru
- Sindrom pernapasan akut berat yang memicu kesulitan bernapas dan kekurangan oksigen parah
- Trombosis atau pembentukan gumpalan darah yang bisa memicu stroke atau emboli paru
- Masalah jantung
- Masalah pernapasan dalam jangka panjang atau kronis
Pencegahan Covid Varian Baru
Covid varian baru lebih mudah menular, tapi upaya pencegahan yang sama seperti sebelumnya masih efektif. Langkah pencegahan itu meliputi:
- Menggunakan masker dengan benar, yakni menutupi hidung dan mulut sepenuhnya, saat berada di tempat umum
- Tidak menyentuh wajah, termasuk hidung dan mulut, secara langsung
- Menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, khususnya bila orang tersebut sedang batuk pilek dan tak memakai masker
- Mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer, terutama sebelum dan setelah makan serta sesudah memegang benda di tempat umum
- Menghindari kerumunan orang, khususnya di tempat umum
- Meningkatkan sirkulasi udara di ruang tertutup, misalnya dengan membuka jendela atau memasang sistem ventilasi yang memadai
Kapan Harus ke Dokter?
Sebagian besar kasus Covid varian baru tidak mengakibatkan gejala serius. Hal ini antara lain karena kebanyakan masyarakat sudah mendapat vaksin Covid yang berfungsi mencegah penularan dan menghindari risiko keparahan bila terinfeksi. Namun bila mengalami gejala serius atau mengkhawatirkan yang berkaitan dengan Covid seperti sesak napas, penurunan kesadaran, demam tinggi, atau punya penyakit penyerta, sebaiknya segera hubungi dokter atau mendatangi rumah sakit guna mendapat pemeriksaan dan perawatan lebih lanjut.
Narasumber:
Spesialis Paru
Primaya Hospital Semarang
Referensi:
- Coronavirus disease (COVID-19): Variants of SARS-COV-2. https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/coronavirus-disease-(covid-19)-variants-of-sars-cov-2. Diakses 9 Desember 2023
- What to Know About EG.5 (Eris)—the Latest Coronavirus Strain. https://www.yalemedicine.org/news/covid-eg5-eris-latest-coronavirus-strain. Diakses 9 Desember 2023
- SARS-CoV-2 variants of concern as of 01 December 2023. https://www.ecdc.europa.eu/en/covid-19/variants-concern. Diakses 9 Desember 2023
- What Are the Symptoms of the New COVID EG.5 ‘Eris’ Variant?. https://www.health.com/covid-19-eris-symptoms-7693001. Diakses 9 Desember 2023
- Tracking SARS-CoV-2 variants. https://www.who.int/activities/tracking-SARS-CoV-2-variants. Diakses 9 Desember 2023
- COVID Variants. https://www.webmd.com/covid/coronavirus-strains. Diakses 9 Desember 2023
- How Many COVID Variants Are There in 2023? Infectious Disease Experts Explain. https://www.prevention.com/health/health-conditions/a45852660/how-many-covid-variants/. Diakses 9 Desember 2023