• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Penyakit Paru dan Covid-19, Apa Kunci Survivalnya?

Penyakit Paru dan Covid-19, Apa Kunci Survivalnya

Covid-19 bisa mempengaruhi sistem pernapasan orang dalam banyak cara dan dengan tingkat keparahan yang berlainan. Faktor yang berpengaruh antara lain sistem imun, umur, dan komorbiditas atau keberadaan penyakit penyerta. Pasien yang memiliki penyakit paru khususnya harus mewaspadai infeksi Covid-19. Sebab, penderita paru Covid-19 lebih berisiko besar mengalami sakit parah ketika terjangkit virus corona.

 

buat jani dokter primaya

Mengenal Penyakit Paru

Penyakit paru mengacu pada berbagai gangguan kesehatan yang berpengaruh terhadap fungsi paru, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (COPD), tuberkulosis, pneumonia, influenza, kanker paru, dan banyak masalah pernapasan lain. Sejumlah penyakit paru bisa berujung pada kegagalan sistem pernapasan. Terdapat tiga jenis utama penyakit paru, yaitu:

Gangguan saluran pernapasan

Penyakit paru ini mempengaruhi saluran udara yang membawa oksigen dan gas lain masuk dan keluar dari paru-paru. Gangguan ini umumnya diakibatkan sumbatan atau menyempitnya saluran udara. Orang yang mengalami gangguan saluran napas sering mengeluhkan sulitnya bernapas, seperti bernapas menggunakan sedotan. Yang termasuk penyakit ini antara lain:

  • Asma (sesak napas)
  • COPD (napas pendek atau susah bernapas karena adanya halangan pada aliran udara)
  • Bronkiektasis (rusaknya cabang tenggorok sehingga sistem pernapasan terganggu)

Masalah jaringan paru

Struktur jaringan yang bermasalah bisa mengakibatkan penyakit paru. Jaringan parut atau peradangan pada jaringan membuat paru-paru tidak dapat mengembang sepenuhnya dalam proses bernapas. Walhasil, paru-paru susah mengambil oksigen dan melepaskan karbon dioksida. Orang dengan masalah jaringan paru kerap mengeluh seolah-olah mengenakan jaket yang amat ketat. Contoh penyakit paru ini:

  • Fibrosis paru (sistem respirasi terganggu akibat munculnya jaringan parut)
  • Sarkoidosis (sakit paru akibat peradangan)

Penyakit sirkulasi paru

Penyakit paru ini dipicu oleh masalah pembuluh darah. Penyebabnya adalah pembekuan darah, jaringan parut, atau pembengkakan pembuluh darah. Akibatnya, kemampuan paru mengambil oksigen dan melepaskan karbon dioksida berkurang. Fungsi jantung juga dapat terpengaruh. Ketika memaksakan diri, orang dengan penyakit paru acap merasa napasnya amat pendek. Contoh penyakit sirkulasi paru adalah hipertensi pulmonal (tekanan darah tinggi yang mempengaruhi arteri di sekitar paru dan jantung).

Banyak kasus penyakit paru yang merupakan kombinasi ketiga jenis penyakit ini. Penderita paru Covid-19 dengan kombinasi penyakit tersebut memerlukan perawatan intensif bila gejalanya berat.

 

Siapa Saja yang Bisa Terkena Penyakit Paru?

Siapa pun bisa terkena penyakit paru. Namun ada beberapa faktor risiko yang bisa memperbesar peluang sakit seseorang, antara lain:

  • Terpapar asap tembakau
Baca Juga:  Panduan Isolasi Mandiri untuk Pasien Covid-19 Tanpa Gejala

Baik perokok aktif maupun pasif sama-sama berisiko, tapi risiko perokok aktif lebih tinggi. Makin lama kebiasaan merokok, makin besar risikonya.

  • Paparan debu dan zat kimia

Orang yang terpapar debu dan zat kimia dalam jangka waktu lama rentan mengalami penyakit paru. Zat-zat itu bisa masuk ke saluran pernapasan, lalu membuat paru mengalami iritasi dan peradangan.

  • Kerap menghirup polusi

Polusi udara dari pembuangan kendaraan bermotor telah lama menjadi ancaman bagi paru-paru masyarakat kota. Asap hasil pembakaran hutan dan asap pabrik juga sama-sama membahayakan buat kesehatan paru. Uap dan asap dari dapur pun bisa meningkatkan risiko penyakit paru.

  • Genetik

Gangguan genetik alpha-1-antitrypsin bisa menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis. Bila ditambah faktor risiko lain, seperti terbiasa merokok, orang dengan masalah genetik ini lebih berpeluang menderita sakit paru.

  • Alergi

Orang yang memiliki alergi terhadap material tertentu, terutama debu, lebih rentan terkena penyakit paru.

  • Ada penyakit lain

Penyakit paru juga bisa muncul akibat penyakit lain, misalnya diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke.

 

Mengapa Penderita Penyakit Paru Rentan Terinfeksi Virus Corona?

Dari sejumlah laporan penelitian, kerentanan penderita penyakit paru terhadap infeksi virus corona belum bisa dipastikan. Yang pasti, pasien penyakit paru Covid-19 lebih berisiko sakit parah. Contohnya penderita:

  • Asma sedang hingga berat
  • Emfisema (kerusakan kantong udara)
  • Bronkitis kronis (peradangan cabang tenggorokan)
  • Penyakit paru interstitial (jaringan paru rusak atau luka)
  • Fibrosis sistik (terdapat lendir yang lengket di saluran napas akibat penyakit keturunan)
  • Hipertensi pulmonal

Pada intinya, orang yang memiliki masalah paru mesti benar-benar mewaspadai risiko penyebaran virus corona. Penderita paru Covid-19 harus mendapat penanganan segera demi mengelola kondisinya.

 

Apa yang Harus Dilakukan Jika Penderita Penyakit Paru Terinfeksi Covid-19?

Kementerian Kesehatan dan asosiasi dokter paru-paru telah memiliki prosedur untuk menangani penderita paru Covid-19. Setiap penderita paru yang telah terdiagnosis positif Covid-19 mesti mengikuti arahan dari petugas medis yang memberikan perawatan. Petugas akan menilai kondisi pasien untuk menentukan derajat keparahan penyakit yang diderita.

Umumnya, penderita paru Covid-19 mesti menjalani perawatan di rumah sakit. Terutama yang kondisinya ambruk dan membutuhkan perawatan intensif, termasuk alat bantu pernapasan. Pastikan ada anggota keluarga yang mengetahui dan memberikan pendampingan.

Adapun bila bisa menjalani karantina di rumah karena gejalanya tidak terlalu parah, penderita paru Covid-19 wajib memantau kondisinya secara berkelanjutan. Termasuk mengonsumsi obat-obatan yang bermanfaat meringankan gejala. Beberapa obat mungkin bisa melemahkan sistem imun. Untuk itu, pasien perlu mengonsultasikan obat-obatan yang biasa diminum kepada dokter paru.

Baca Juga:  Apa Bedanya Rapid Test Antibodi dan Swab Antigen?

 

Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Paru?

Karena beragamnya faktor yang bisa mempengaruhi paru, tak mengherankan banyak orang menderita penyakit paru. Apalagi orang-orang yang banyak terpapar polusi di perkotaan. Namun penyakit paru bisa dicegah. Setidaknya faktor risikonya bisa ditekan hingga seminimal mungkin dengan cara berikut ini:

  • Berhenti merokok: material rokok dan asapnya dapat mengganggu fungsi paru, bahkan menyebabkan kanker paru
  • Jauhi asap rokok: meski tak merokok, asapnya masih bisa masuk ke tubuh kita dari perokok yang berdekatan. Residu rokok yang menempel di baju, karpet, tembok, dan tempat lain juga masih menyimpan bahaya sehingga harus diwaspadai.
  • Rajin cuci tangan: tangan adalah sarang kuman dan racun. Maka rajinlah mencuci tangan dengan sabun untuk menghindari berbagai penyakit.
  • Membersihkan rumah: pastikan rutin membersihkan rumah dari debu dan material lain yang bisa mengganggu pernapasan.
  • Kenakan masker: bila bepergian ke luar rumah, kenakan masker untuk melindungi dari paparan debu dan asap.
  • Aktif bergerak: perbanyak aktivitas fisik setidaknya 30 menit sehari untuk meningkatkan efisiensi transportasi oksigen dalam tubuh dan meringankan kerja paru.
  • Vaksinasi: beberapa vaksin bisa membantu mencegah dan mengurangi risiko terkena penyakit paru, seperti pneumonia.

Penderita Penyakit Paru, Apakah Boleh Divaksin Covid-19?

Vaksin Covid-19 aman untuk orang yang memiliki penyakit paru. Penderita paru termasuk peserta yang mengikuti uji klinis dalam proses produksi vaksin. Penyandang penyakit paru justru masuk kategori prioritas untuk mendapat vaksin pertama kali bila mengingat risiko komplikasi yang bisa terjadi ketika mereka terinfeksi Covid-19.

Walau demikian, tidak semua penderita paru bisa menerima vaksin Covid-19. Pengidap asma, misalnya, harus memastikan kondisinya terkontrol untuk bisa mendapatkan vaksin. Misalnya gejalanya terjadi kurang dari dua kali pe minggu, tidak tiba-tiba terbangun pada malam hari, bisa leluasa beraktivitas, serta tak membutuhkan alat pelega lebih dari dua kali per pekan. Sebaliknya, penderita paru akut tidak direkomendasikan menerima vaksin sampai kondisinya terkendali.

 

Ditinjau oleh:

dr. Eviriana Romauli Harapan Simarmata, Sp.P

Dokter Spesialis Paru

Primaya Hospital Betang Pambelum

 

Referensi:

https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/need-extra-precautions/people-with-medical-conditions.html

https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/covid-19/chronic-lung-diseases-and-covid

 

 

Share to :

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below