Hepatitis akibat virus adalah penyakit menular yang secara umum ringan dan jarang berkembang menjadi serius. Tetapi ada satu jenis hepatitis yang sangat mungkin menjadi parah dan berakibat fatal, yaitu hepatitis C. Dari lima jenis umum hepatitis yang terjadi akibat virus, hepatitis C adalah yang paling sering menimbulkan kegawatan.
Apa Itu Hepatitis C
Hepatitis terjadi saat hati mengalami peradangan, yakni reaksi alami sistem kekebalan tubuh saat terjadi serangan penyakit, kuman, atau cedera. Ratusan juta penduduk dunia pernah terinfeksi hepatitis. Sebagian besar hepatitis tidak menimbulkan ancaman serius pada kesehatan. Namun infeksi virus hepatitis yang awalnya ringan bisa berangsur-angsur menjadi kronis dan kadang berujung pada kegagalan fungsi organ hati dan kematian, salah satunya hepatitis C.
Ada lima jenis utama hepatitis yang dapat menular, yaitu A, B, C, D, dan E. Semuanya disebabkan oleh virus. Di antara kelima jenis tersebut, yang paling kerap menimbulkan penyakit kronis adalah hepatitis B dan hepatitis C. Tapi, dibanding hepatitis B, virus jenis C dianggap paling membahayakan karena belum ada vaksin yang tersedia.
Secara umum, ada setidaknya 11 macam genotipe virus hepatitis C. Penting untuk mengetahui genotipe virus yang menginfeksi pasien karena genotipe itu mempengaruhi respons terhadap pengobatan. Genotipe 1, 2, dan 3 dijumpai di seluruh dunia. Sebanyak 60-70 persen kasus infeksi hepatitis C disebabkan oleh subtipe 1a (Amerika Utara, Amerika Selatan, Australia, dan Eropa) dan 1b (Eropa, Amerika Utara, dan sebagian Asia).
Genotipe 2 ada di sebagian besar negara maju, tapi lebih sedikit daripada genotipe 1. Genotipe 3 banyak ditemukan di Asia Tenggara. Genotipe 4 umum di Afrika Tengah, Mesir, dan Timur Tengah. Genotipe 5 tersebar di seluruh dunia, tapi jumlah kasusnya kecil. Adapun genotipe 6-11 banyak terdapat di Asia.
Adapun sifat infeksi hepatitis C ada dua macam, yaitu akut dan kronis. Infeksi hepatitis C akut berlangsung dalam jangka pendek. Banyak pasien yang terkena hepatitis akut tak menunjukkan gejala. Sedangkan infeksi kronis adalah perkembangan dari tahap akut, yakni ketika infeksi masih terjadi hingga kurun waktu lama sehingga lebih berpotensi menyebabkan komplikasi. Pasien infeksi kronis bisa bergejala, tapi tak jarang gejala baru terasa setelah bertahun-tahun atau ketika hati sudah mengalami kerusakan berat.
Penyebab
Virus hepatitis C paling sering menular lewat darah manusia. Sekitar 80 persen orang yang berbagi penggunaan jarum suntik telah terinfeksi virus ini. Orang yang menerima transfusi darah juga berisiko terinfeksi, tetapi risiko itu sangat kecil karena ada prosedur pengetesan darah hasil donor yang bertujuan mengidentifikasi apakah ada kontaminasi virus hepatitis di dalamnya. Namun risiko itu ada pada orang yang menerima transfusi darah sebelum 1990 karena prosedur pengetesan baru dijalankan pada tahun tersebut.
Hepatitis C juga menular lewat hubungan seksual dan di antara penghuni rumah yang sama, tetapi tingkat risikonya lebih rendah. Berbeda dengan hepatitis A, virus jenis C tidak menular lewat kontak biasa seperti berjabat tangan, berbagi fasilitas kamar mandi, atau berbagi alat kerja. Hepatitis C juga tak menyebar melalui makanan atau minuman.
Meski risikonya amat kecil, ada pula kemungkinan virus ini menyebar lewat cairan tubuh. Misalnya air ludah, cairan vagina, sperma, atau air susu ibu. Karena itu, ada juga risiko penularan dari ibu yang terinfeksi hepatitis C kepada anaknya pada masa menyusui.
Saat ini sudah tersedia metode tes untuk mengidentifikasi antibodi yang bereaksi terhadap virus hepatitis C. Antibodi ini umumnya muncul pada sekitar 50 persen pasien yang baru terinfeksi hepatitis C dan hampir pada semua pasien hepatitis C kronis.
Gejala
Banyak orang yang terinfeksi hepatitis C tidak merasakan gejala apa pun. Bila ada gejala, gejala tersebut bisa ringan hingga berat. Gejala yang umum pada awal infeksi meliputi:
- Demam ringan
- Sakit kepala
- Nyeri otot dan sendi
- Kelelahan
- Kehilangan nafsu makan
- Mual
- Muntah
- Diare
Adapun gejala pada tingkat lanjut antara lain:
- Warna urine gelap seperti kopi
- Tinja berwarna pucat seperti tanah liat
- Nyeri perut
- Sakit kuning (kulit dan/atau bagian putih pada mata menguning)
Seseorang yang terinfeksi hepatitis C bisa menulari orang lain baik ada gejala maupun tidak. Umumnya virus dapat terdeteksi lewat tes darah sekitar dua minggu setelah infeksi terjadi. Adapun masa inkubasi atau jarak waktu dari awal terinfeksi hingga munculnya gejala sekitar 6-9 pekan setelah terpapar virus.
Pengobatan Hepatitis C
Satu dari empat orang yang terinfeksi hepatitis C yang bersifat akut dapat sembuh sendiri dalam waktu 6 bulan setelah infeksi. Sedangkan tiga dari empat orang akan mengalami infeksi kronis. Pada fase akut, pasien tak memerlukan pengobatan khusus. Dokter hanya akan menyarankan pasien untuk beristirahat, banyak minum air putih, dan meminum obat sesuai dengan gejala yang dialami.
Sedangkan pasien dengan gejala kronis harus menjalani pengobatan secepatnya. Ada obat berupa protein interferon sintetis yang biasa digunakan untuk merawat pasien kronis. Obat ini dapat meningkatkan fungsi hati dan menyingkirkan gejala. Kadang obat tersebut dikombinasikan dengan obat lain, seperti ribavirin.
Kapan ke Dokter
Karena hepatitis C tak selalu muncul dengan gejala, ada baiknya Anda yang curiga telah terinfeksi virus itu memeriksakan diri ke dokter. Dengan begitu, penanganan bisa dilakukan sedini mungkin demi peluang kesembuhan yang lebih besar. Tes darah adalah satu-satunya cara yang paling umum dilakukan untuk mendeteksi keberadaan virus penyebab hepatitis C.
Reviewed by
dr. Anugrah Riansari, M.Kes, Sp.PD
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Primaya Hospital Semarang
Referensi
- Hepatitis C virus: Promising discoveries and new treatments. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4968121/. Diakses 28 Mei 2022
- The history of hepatitis C virus (HCV): Basic research reveals unique features in phylogeny, evolution and the viral life cycle with new perspectives for epidemic control. https://www.journal-of-hepatology.eu/article/S0168-8278(16)30405-6/fulltext. Diakses 28 Mei 2022
- Viral Hepatitis. https://www.cdc.gov/hepatitis/hcv/index.htm. Diakses 28 Mei 2022
- Hepatitis C. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-c. Diakses 28 Mei 2022
- Comparative Effectiveness of Antiviral Treatment for Hepatitis C Virus Infection in Adults: A Systematic Review. https://www.acpjournals.org/doi/10.7326/0003-4819-158-2-201301150-00576?articleID=1402433&. Diakses 28 Mei 2022
- My children received vaccines for hepatitis A and B. Why isn’t there a vaccine for hepatitis C? https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hepatitis-c/expert-answers/hepatitis-c-vaccine/faq-20110002. Diakses 28 Mei 2022