• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Hipotensi, Kondisi Tekanan Darah dan Ragam Gejalanya

Hipotensi

Tak hanya tekanan darah tinggi saja yang menyebabkan gejala pusing, mual, hingga kelelahan, namun hipotensi atau tekanan darah rendah pun demikian. Bahkan, bahaya yang timbul dari tekanan darah rendah pun tidak jauh beda dengan tekanan darah tinggi.

Oleh karena itu, penting sekali untuk segera memeriksakan ke dokter apabila terdapat gejala tekanan darah rendah yang muncul. Nah, untuk mengetahui apa saja gejalanya, yuk simak rincian lengkapnya di bawah ini.

buat jani dokter primaya

Pengertian

Hipotensi

Hipotensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang berada di bawah level normal. Dalam kondisi normal, Tekanan darah seseorang berada di sekitar 120/80 mmHg. Pada penderita hipotensi, tekanan darahnya di bawah angka 90/60 mmHg.

Hipotensi biasanya tidak ada gejalanya, Namun bila sampai menyebabkan gejala seperti pusing, jalan sempoyongan, lemas, hingga sering kali hilang kesadaran, maka perlu perawatan medis.

Hipotensi terjadi berprinsip dasar terganggunya 3 mekanisme tubuh yaitu turunnya tekanan pembuluh darah akibat dari gangguan sirkulasi; 1. Dari jumlah darah yang bersikulasi menurun, 2. pompa jantung yang terganggu, dan 3. pembuluh darah yang melebar sebagai respon tubuh.ย  Hal ini terjadi ย akibat gangguan hormon, dehidrasi, pendarahan, awal kehamilan, reaksi alergi, infeksi berat, hingga kekurangan vitamin dan mineral tertentu.

Beberapa orang menganggap sama antara kurang darah/anemia dan tekanan darah rendah/ hipotensi. Padahal, keduanya berbeda karena kondisi yang mendasarinya pun berbeda.

kurang darah (anemia) sendiri merupakan kondisi kekurangan sel-sel darah merah. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan penghantaran oksigen ke jaringan.ย  Karena jumlah sel darah merah yang berkurang, maka tubuh akan mengkompensasi dengan meningkatkan detak jantung guna memenuhi kebutuhan oksigen jaringannya

Namun gejala yang timbul keduanya hampir sama yaitu berupa pusing, mual, kelelahan, hingga penurunan kesadaran.

Penyakit Hipotensi
Gejala Utama Pusing, lemas, mual, tidak bisa konsentrasi, kulit pucat
Dokter Spesialis Dokter spesialis penyakit dalam
Penyebab Utama Gangguan jantung, gangguan hormon, perdarahan hebat
Diagnosis Pemeriksaan fisik, wawancara medis, hingga pemeriksaan tahap lanjut
Faktor Risiko Anak-anak, lansia, wanita hamil
Pengobatan Terapi sesuai dengan kondisi yang mendasarinya
Pencegahan Melakukan pencegahan berdasarkan penyebab atau faktor risiko
Komplikasi Jatuh pada lansia, shock

Faktor Risiko

Ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan hipotensi seperti :

  • Anak-anak
  • Lansia
  • Wanita hamil
  • Penderita gangguan jantung
  • Konsumsi obat-obatan tertentu
  • Orang dengan tirah baring lama
  • Ada gangguan hormonal
  • Kondisi radang kronis ( cth : TBC)
    Baca Juga:  Borderline Personality Disorder: Bagaimana Cara Mengatasinya?

    Penyebab

    Sejatinya, tubuh punya siklus untuk mengatur aliran darah yang mana di saat tertentu tekanan darah naik dan di saat tertentu pula tekanan darah turun. Namun, dalam kondisi tertentu seseorang dapat mengalami tekanan darah rendah setiap waktu baik yang diikuti gejala maupun tidak. Berikut ini beberapa penyebabnya:

    • Berdiri secara tiba-tiba ( orthostatic hypotension)
    • Kehamilan
    • Gizi kurang atau buruk
    • Gangguan jantung
    • Gangguan endokrin seperti diabetes
    • Dehidrasi
    • Disfungsi autonomic (akibat kerusakan saraf seperti stroke)
    • Tidur berbaring dalam waktu lama
    • Infeksi berat baik akut ataupun kronis
    • Penggunaan obat-obatan tertentu

    Gejala

    Hipotensi tidak selalu menyebabkan suatu gejala. Namun jika ada kausa utama penyebab hipotensi maka gejala dapat terjadi seperti :

    • Kelelahan
    • Kepala pusing dan pening
    • Sempoyongan
    • Mual – muntah
    • Berkeringat dingin
    • Kulit yang tampak pucat
    • Menurunnya kemampuan berpikir
    • Kehilangan kesadaran
    • Badan lemas tak berenergi
    • Pandangan yang berkunang

    Diagnosis

    Diagnosis hipotensi dapat dilakukan dengan alat pengukur tekanan darah (Tensimeter / Sphygmomanometer) yang saat ini bisa di beli secara bebas. Dokter biasanya akan menggunakan stetoskop dan alat pengecek tekanan darah untuk mengetahui potensi terjadinya hipotensi.

    Selain pengecekan menggunakan tensimeter, dokter juga melakukan pemeriksaan fisik. Bila nantinya muncul gejala sesuai dengan kondisi hipotensi, maka baru lanjut ke penanganannya.

    Baca Juga:  Pahami Bronkitis Akut dan Cara Mencegahnya

    Pencegahan

    Hipotensi

    Terdapat beberapa metode yang dapat Anda lakukan guna mencegah terkena hipotensi seperti halnya berikut ini:

    • Perubahan gaya hidup sehat :
      • Cukupi kebutuhan cairan
      • Hindari stres dan depresi
      • Bergerak aktif
      • Makan yang bergizi
    • Hindari minum kopi di sore/malam hari
    • Mengendalikan komplikasi penyakit kronisnya jika ada :
      • Kontrol dan minum obat rutin
      • Hindari faktor resiko yang memperburuk penyakitnya

    Pengobatan

    Untuk kondisi hipotensi yang mengganggu aktifitas hidup, maka membutuhkan pengobatan medis yang meliputi:

    • Pengobatan sesuai penyakit utamanya
    • Pemberian obat untuk meningkatkan tekanan darah
    • Perawatan darurat jika terjadi gejala syok

    Komplikasi

    Bagi orang dengan usia lanjut, hipotensi dapat mengakibatkan hal-hal yang membahayakan. Dalam banyak kasus, tekanan darah rendah dapat membuat lansia mudah jatuh sehingga membuat cedera parah yang membahayakan. Nah, berikut ini merupakan beberapa komplikasi lain dari hipotensi yang perlu Anda waspadai:

    • Detak jantung yang tak beraturan
    • Penurunan fungsi otak/ kognitif
    • Gangguan fungsi jantung

    Kapan Harus ke Dokter?

    Segera kunjungi dokter spesialis penyakit dalam jika mengalami gejala lemah, letih dan lesu yang terkait hipotensi. Dengan memeriksakan diri di waktu yang tepat, maka risiko komplikasi tidak akan terjadi.

    Narasumber:

    dr. Mauludi Rachmantya Tranggana, Sp. PD

    Spesialis Penyakit Dalam

    Primaya Hospital Bhakti Wara

    Referensi:

    • Low blood pressure. https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/low-blood-pressure. Diakses pada 1 Januari 2023.
    • Orthostatic hypotension. https://www.onlinecjc.ca/article/S0828-282X(17)30244-1/fulltext. Diakses pada 1 Januari 2023.
    • Orthostatic hypotension. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0735109718357371?via%3Dihub. Diakses pada 1 Januari 2023.
    • Postprandial hypotension. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0002934309007190. Diakses pada 1 Januari 2023.
    • Orthostatic hypotension. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/labs/pmc/articles/PMC3461697/. Diakses pada 1 Januari 2023.
    • Identifying and treating hypotension. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/labs/pmc/articles/PMC6705478/. Diakses pada 1 Januari 2023.
    • Orthostatic hypotension and falls in older adults. https://www.jamda.com/article/S1525-8610(18)30635-2/fulltext. Diakses pada 1 Januari 2023.
    • Orthostatic hypotension in Parkinson disease. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/labs/pmc/articles/PMC7029426/. Diakses pada 1 Januari 2023.
    • Pediatric disorders of orthostatic intolerance. https://publications.aap.org/pediatrics/article/141/1/e20171673/37679/Pediatric-Disorders-of-Orthostatic-Intolerance?autologincheck=redirected. Diakses pada 1 Januari 2023.
    Share to :

    Promo

    Login to your account below

    Fill the forms bellow to register

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.