• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Anemia Aplastik, Kenali Gejala dan Penyebabnya

Anemia aplastik merupakan kegagalan hematopoeisis yang relative jarang ditemukan namun berpotensi mengancam jiwa. Penyakit ini ditandai dengan pansitopenia dan aplasia sumsum tulang. Anemia Aplastik umumnya muncul pada usia 15-25 tahun dan lebih sedikit muncul pada usia 60 tahun. Umur dan jenis kelamin bervariasi secara geografis.

Perjalanan penyakit pada pria lebih berat daripada perempuan.

buat jani dokter primaya

Anemia aplastik dihubungkan dengan paparan terhadap zat kimia dan obat obatan, radiasi, kemoterapi. Penyebab lain meliputi kehamilan, hepatitis viral, adanya kelainan respon imun dapat disebabkan oleh infeksi virus atau pajanan obat atau zat kimia tertentu. dan ada yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik. Sebagian besar anemia aplastik bersifat Idiopatik.

Anemia Aplastik dapat muncul mendadak atau perlahan lahan. Anemia dapat menyebabkan lemas, sesak dan jantung berdebar debar. Trombosit yang rendah dapat menyebabkan perdarahan mukosa dan mudah memar. Jumlah neutrofl yang rendah meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Pasien mungkin juga mengeluh sakit kepala , nafsu makan berkurang dan demam.

Penyebab anemia aplastik dapat disebabkan obat karena hipersensitivitas obat seperti kloramfenikol, fenilbutazon, senyawa sulfur, dan antikonvulsan. Obat obatan sitotoksik seperti mileran atau nitrosourea. Benzena merupakan bahan kimia yang dapat menyebabkan anemia aplastik. Penyakit infeksi seperti virus Epstein Barr, Influenza A, Tuberkulosis (milier), Citomegalovirus, Hepatitis dan HIV dapat menyebabkan anemia aplastik. Pada kehamilan kadang ditemukan pansitopenia dan aplasia yang berlangsung sementara karena pengaruh hormone estrogen dan akan membaik setelah melahirkan.

Baca Juga:  Leukemia: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Resiko morbiditas berhubungan dengan derajat keparahan anemia aplastic. Angka kematian setelah dua tahun pada anemia aplastic berat atau sangat berat mencapai 80%. Pada anemia aplastic yang tidak berat, jarang mengancam jiwa dan sebagian besar tidak membutuhkan terapi.

Pemeriksaan Laboratorium:

  1. Darah tepi, pada tahap awal penyakit, pansitopenia tidak selalu Adanya anemia dan granulosit serta trombosit ditemukan rendah.
  2. Laju endap darah (LED) selalu
  3. Faal hemostasis: waktu perdarahan memanjang dan retraksi bekuan beruk karena jumlah trombosit yang rendah.
  4. Aspirasi sumsum tulang
  5. Pemeriksaan virus Hepatitis, HIV, Parvovirus dan cytomegalovirus

Terapi:

  1. Terapi imunosupresif seperti pemberian siklosporin dan kortikosteroid
  2. Transplantasi sumsum tulang dapat diberikan bila pasien berumur kurang dari 50 tahun dan gagal dengan pemberian terapi
  3. Transfusi darah

Perjalanan penyakit anemia aplastik dapat berupa:

  1. Remisi Hal ini jarang terjadi, biasanya disebabkan oleh kemoterapi atau radiasi
  2. Meninggal dalam 1 Hal ini terjadi pada sebagian besar kasus.
  3. Bertahan hidup selama 20 tahun atau Membaik dan bertahan hidup lama namun kebanyakan kasus mengalami remisi tidak sempurna.
Baca Juga:  Pentingnya Cegah Anemia dengan Vitamin B12 dan Folat

Narasumber:

dr. Theresia Asti Prasasti Darma Sudjono, Sp. PD

Spesialis Penyakit Dalam

Primaya Hospital Inco Sorowako

Share to :

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.