Mulut kering seringkali berakibat pada bibir pecah-pecah dan bau mulut. Namun, perlu dipahami bahwa kondisi ini bisa diakibatkan oleh berbagai penyakit lain yang mendasarinya. Jadi, buat yang bertanya-tanya kenapa mulut terasa kering padahal sudah minum banyak, maka hal pertama yang harus diketahui ialah kondisi lain yang mungkin mendasarinya.
Kondisi ini terjadi akibat air ludah yang berkurang sehingga mulut terasa kering. Bagi sebagian orang, kondisi ini hanya bersifat sementara. Namun, dalam kondisi tertentu bisa berakibat permanen. Untuk tahu lebih lengkap tentang seperti apa gejala dan penyebab mulut kering, silakan simak rinciannya di bawah ini.
Pengertian
Mulut kering atau dalam medis sering disebut sebagai xerosomia yaitu sebuah masalah kesehatan di mana mulut terasa kering akibat produksi air liur yang berkurang. Air liur sendiri berperan dalam menjaga kebersihan rongga mulut, mencegah kerusakan gigi, hingga membantu dalam proses mengunyah maupun menelan makanan.
Berkurangnya jumlah air liur bisa diakibatkan oleh banyak hal. Mulai dari konsumsi obat-obatan, penyakit, kerusakan sel saraf, konsumsi ataupun pengaruh perawatan khusus seperti kemoterapi.
Umumnya gejala ini terjadi saat malam hari yang mana tingkat produksi air liurnya rendah. Namun, kondisi siang hari saat cuaca begitu terik dan tubuh yang dehidrasi juga dapat mengakibatkan mulut kering.
 |  |
---|---|
Kondisi | Mulut kering (xerosomia) |
Gejala Utama | Bau mulut, tenggorokan terasa kering |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis gigi dan mulut |
Penyebab | Dehidrasi, efek samping obat-obatan, penyakit tertentu |
Diagnosis | Pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, wawancara medis |
Faktor Risiko | Usia 50 tahun ke atas |
Pengobatan | Obat perangsang produksi air ludah |
Pencegahan | Jaga asupan cairan, hindari obat-obatan tertentu |
Komplikasi | Bibir pecah-pecah, sariawan, gigi berlubang |
Penyebab
Berikut ini beberapa penyebab utama kenapa seseorang terkena kondisi ini:
- Konsumsi obat-obatan. Contohnya yaitu obat analgesik, antihistamin, obat penurun tekanan darah, antidepresan, dekongestan, hingga berbagai obat-obatant erlarang.
- Dehidrasi. Yaitu salah satu kondisi yang paling sering terjadi pada penderita mulut kering. Terutama pada kondisi cuaca yang panas.
- Infeksi kelenjar ludah. Sialadenitis atau kelenjar ludah berperan penting untuk memproduksi ludah. Bila sampai terinfeksi, maka akan mengakibatkan produksi air liur menurun.
- Gangguan ginjal. Penderita penyakit ginjal sering kali mengalami mulut kering dan bau mulut akibat peningkatan kadar urea di dalam air liur dan darah.
- Konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol akan memberikan kekeringan pada mulut akibat penurunan cairan dalam tubuh yang berakibat dehidrasi.
- Aging (penuaan). Salah satu penyebab mulut kering yang sering terjadi ialah karena penuaan dari orang tersebut. Semakin tua usianya, maka semakin berkurang air liurnya.
- Sjogren syndrome. Yaitu berupa masalah gangguan autoimun yang berdampak pada produksi air ludah.
- Diabetes. Pada penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2, sering kali air liurnya menurun akibat kadar gula darah yang tinggi sehingga mulut akan kering.
- Gaya hidup: kebiasaan sehari-hari seperti merokok dapat membuat produksi saliva menurun sehingga mulut akan terasa kering.
- Kerusakan saraf: cedera atau kondisi lainnya dapat mengakibatkan kerusakan saraf yang berakibat pada fungsi kelenjar air liur.
- Perawatan medis: kondisi tertentu yang membutuhkan perawatan medis seperti kemoterapi akan mengakibatkan produksi air liur menurun.
Gejala
Mengutip dari situs MedicalNewsToday, bahwa gejala dry mouth meliputi beberapa hal berikut ini:
- Bau mulut
- Kesulitan berbicara
- Kesulitan menelan
- Sulit mengunyah
- Mulut seperti terbakar
- Radang gusi
- Peningkatan karies gigi
- Infeksi jamur candida
- Gangguan indra pengecapan
- Tenggorokan sakit
- Lidah kering, kasar, kemerahan
- Dalam hidung kering
Diagnosis
Dokter butuh serangkaian pemeriksaan menyeluruh untuk mendiagnosis seseorang apakah terkena kondisi ini atau tidak. Berikut beberapa pemeriksaan yang kerap dokter lakukan:
-
Wawancara medis
-
Pemeriksaan fisik
-
Cek darah tepi
-
Pemeriksaan sialografi
-
Pemeriksaan lanjutan
- Pemindaian MRI/CT Scan
Pencegahan
Gejala pada mulut yang terasa kering bisa dicegah dengan melakukan beberapa upaya sederhana seperti berikut ini:
- Hindari konsumsi kafein
- Hindari merokok
- Batasi asupan alkohol
- Jangan nafas melalui mulut
- Batasi makanan tinggi gula & garam
- Periksa ke dokter gigi min 2x per tahun
- Gunakan pelembab bibir
- Pakai pelembab udara (humidifier) di malam hari
- Gunakan pasta gigi tanpa alkohol
- Gunakan obat kumur berfluoride
Pengobatan
Umumnya, dokter akan menyarankan untuk memberikan air minum agar tidak dehidrasi. Dokter juga akan memberikan obat untuk merangsang produksi air liur seperti pilocarpine.
Komplikasi
Komplikasi yang kerap terjadi pada xerosomia yaitu berupa:
- Sariawan
- Infeksi jamur (mulut)
- Bibir pecah-pecah
- Karang gigi
- Gigi berlubang
- Penyakit gizi
- Kekurangan gizi (karena sulit menelan)
Kapan Harus ke Dokter?
Kunjungi dokter gigi dan mulut untuk meredakan keluhan mulut kering, khususnya bila gejalanya tidak kunjung reda setelah beberapa hari.
Dengan melakukan pemeriksaan ke dokter, maka tidak akan terjadi komplikasi serius yang mungkin membahayakan kesehatan.
Narasumber:
Spesialis Penyakit Dalam
Primaya Hospital Karawang
Referensi:
- Everything you kneed to know about dry mouth. https://www.medicalnewstoday.com/articles/187640. Diakses pada 18 Desember 2023.
- Update knowledge of dry mouth. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4209628/. Diakses pada 18 Desember 2023.
- Dry mouth. http://www.mouthhealthy.org/en/az-topics/d/dry-mouth. Diakses pada 18 Desember 2023.
- Xerostomia. https://www.oooojournal.net/article/S2212-4403(16)00097-3/fulltext. Diakses pada 18 Desember 2023.
- Dry mouth. https://www.nidcr.nih.gov/health-info/dry-mouth. Diakses pada 18 Desember 2023.
- Xerostomia. https://www.aaom.com/index.php%3Foption=com_content&view=article&id=107:xerostomia&catid=22:patient-condition-information&Itemid=120. Diakses pada 18 Desember 2023.
- Dry mouth. https://www.nidcr.nih.gov/health-info/dry-mouth. Diakses pada 18 Desember 2023.
- Dry mouth. https://www.nhs.uk/conditions/dry-mouth. Diakses pada 18 Desember 2023.
- Age-related changes in salivary biomarkers. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1991790213001724. Diakses pada 18 Desember 2023.
- Adverse drug events in the oral cavity. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2212440314012553. Diakses pada 18 Desember 2023.
- Acetylcholinesterase inhibitors. https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/1533317517734352. Diakses pada 18 Desember 2023.
- Concise review: Salivary gland regeneration. https://stemcellsjournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/stem.2455. Diakses pada 18 Desember 2023.
- Xerostomia. https://clinmedjournals.org/articles/jfmdp/journal-of-family-medicine-and-disease-prevention-jfmdp-1-008.pdf. Diakses pada 18 Desember 2023.
- Candida infection associated with salivary gland. https://pdfs.semanticscholar.org/4222/da087f4091af641c36d0ad06d2c1344d5133.pdf. Diakses pada 18 Desember 2023.
- Managing xerostomia and salivary gland hypofunction. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0002817714602002. Diakses pada 18 Desember 2023.