Otak memiliki peran dan fungsi yang sangat vital pada individu. Gangguan atau kerusakan pada otak bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius hingga kematian. Salah satunya adalah penyakit Parkinson yang mempengaruhi kemampuan tubuh dalam mengendalikan gerakan. Penyakit ini berkembang seiring dengan waktu sehingga butuh penanganan secepatnya untuk memperlambat laju perkembangannya dan mempertahankan kualitas hidup pasien.
Mengenal Parkinson
Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif pada sistem saraf, terutama bagian dari otak yang berfungsi mengatur gerakan dan koordinasi tubuh. Dalam penyakit ini, terjadi kehilangan fungsi atau struktur sel saraf secara progresif pada area otak yang disebut substansia nigra. Penyakit Parkinson terutama ditandai dengan turunnya produksi dopamin, yakni neurotransmiter atau zat kimia yang berperan dalam pengiriman pesan pada saraf untuk mengatur gerakan halus dan koordinasi otot.
Penyakit Parkinson banyak mempengaruhi orang berusia lanjut atau di atas 60 tahun. Pada orang yang mengalami kondisi ini, sel-sel saraf dopamin di otaknya secara bertahap rusak hingga mati. Akibatnya, kadar dopamin pada otak menurun sehingga kontrol gerakan dan koordinasi tubuh pun berkurang. Kondisi kekurangan dopamin juga dapat mempengaruhi sirkuit otak yang menyebabkan gejala gangguan motorik seperti tremor, otot kaku, dan gerakan yang lambat.
Nama penyakit Parkinson diambil dari nama dokter James Parkinson asal Inggris yang pertama kali menjelaskan gejalanya pada 1814. Menurut WHO, angka kasus penyakit Parkinson melonjak hingga dua kali lipat dalam 25 tahun terakhir. Secara global, diperkirakan ada lebih dari 8,5 juta orang yang mengidap penyakit ini pada 2019. Dari angka itu, tercatat sebanyak 329.000 kematian atau meningkat lebih dari 100 persen sejak tahun 2000.
Penyakit Parkinson tidak tergolong sebagai penyakit fatal. Tapi dampak dan gejalanya bisa menyebabkan kematian terutama jika tidak menjalani perawatan medis yang tepat.
Penyebab Parkinson
Para pakar kesehatan belum dapat menjelaskan secara pasti apa penyebab Parkinson. Namun diketahui terdapat akumulasi protein alpha-synuclein berlebih yang disebut Lewy body pada sel otak yang terpengaruh. Adapun sejumlah faktor yang teridentifikasi meningkatkan risiko terkena Parkinson termasuk:
- Genetik atau riwayat Parkinson dalam keluarga
- Paparan zat berbahaya dari lingkungan, termasuk polusi udara, logam berat, dan pestisida
- Gender pria lebih berisiko mengalami Parkinson ketimbang perempuan
- Berumur 60 tahun ke atas
- Pernah menderita trauma atau benturan pada kepala
Gejala Parkinson
Sebagai penyakit progresif, gejala Parkinson akan berkembang secara bertahap dan memburuk seiring dengan waktu. Gejala yang dirasakan satu individu bisa berbeda dengan individu lain. Ada kecenderungan gejalanya hanya ringan pada tahap awal.
Gejala penyakit Parkinson bisa dibedakan menjadi dua, yakni motorik dan non-motorik. Berikut ini gejala yang umum:
Motorik
- Tremor atau gemetar pada tangan dan jari
- Kekakuan otot, biasanya pada leher, lengan, bahu, dan kaki
- Bradikinesia atau pergerakan tubuh menjadi lambat, termasuk saat berjalan dan mengambil sesuatu
- Gangguan keseimbangan dan koordinasi
- Perubahan pola dalam berjalan
- Wajah tampak tanpa ekspresi atau ekspresinya terbatas
- Tulisan menjadi lebih kecil karena kesulitan memegang benda
Non-motorik
- Gangguan tidur, antara lain insomnia, henti napas saat tidur, dan sering terbangun di tengah tidur
- Depresi dan gangguan kecemasan serta masalah emosional lain
- Gangguan pencernaan, termasuk gangguan menelan dan susah buang air besar
- Gangguan kognitif, di antaranya sering lupa ingatan dan sulit memproses informasi
- Halusinasi
- Gangguan sensorik, seperti kehilangan kemampuan penciuman dan perasa
- Gangguan seksual, antara lain disfungsi ereksi dan penurunan libido
Cara Dokter Mendiagnosis Parkinson
Dokter bersama tim medis biasanya menggunakan langkah-langkah berikut ini dalam mendiagnosis Parkinson:
- Pemeriksaan riwayat kesehatan diri dan keluarga secara detail
- Pemeriksaan neurologis, termasuk evaluasi kemampuan berpikir dan ingatan, gerakan, keseimbangan, dan koordinasi
- Evaluasi gerakan motorik, misalnya dengan meminta pasien mengetuk-ngetukkan jari telunjuk ke jempol secara berulang
- Pemeriksaan penunjang, seperti tes darah untuk memeriksa kadar dopamin, pemindaian otak dengan CT scan atau MRI, serta tes fungsi otak lain
Cara Mengatasi Parkinson
Penanganan Parkinson berfokus pada pengelolaan gejala untuk mengurangi dampak dan memperlambat laju perkembangannya. Tim medis umumnya akan menjalankan serangkaian terapi kepada pasien, seperti:
- Terapi farmakologis dengan memberikan obat-obatan seperti obat penghambat kolinesterase dan karbidopa/levodopa
- Terapi fisik, terapi wicara, dan terapi okupasi untuk membantu meningkatkan keseimbangan, koordinasi, serta kemampuan bicara
- Prosedur bedah stimulasi otak dalam
- Terapi psikologis untuk membantu pasien mengatasi masalah seperti depresi dan stres
Komplikasi Parkinson
Orang yang menderita Parkinson rentan mengalami komplikasi yang berkaitan dengan gejala yang terjadi. Misalnya:
- Cedera karena terjatuh lantaran kehilangan keseimbangan
- Kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari
- Penurunan kualitas hidup karena gangguan tidur
- Masalah mental yang bisa menjadi kondisi serius, termasuk demensia
Pencegahan Parkinson
Belum ada cara yang pasti efektif untuk mencegah Parkinson. Walau begitu, terdapat sejumlah langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risikonya, antara lain:
- Menerapkan gaya hidup sehat dengan makan makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan yang berisiko seperti merokok
- Menghindari paparan zat berbahaya, seperti dengan memakai masker ketika berada di area yang terpapar polusi, mencuci buah dan sayur dengan benar sebelum diolah, atau mengonsumsi bahan pangan organik yang bebas pestisida dan herbisida
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Gejala Parkinson umumnya ringan dan tak begitu terasa pada awal perkembangannya. Jika merasa tremor berlebihan, kekakuan otot yang mengganggu, atau masalah koordinasi dan keseimbangan, sebaiknya lekas datangi dokter untuk berkonsultasi. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat dapat membantu pasien mengendalikan gejala dan memperlambat perkembangan Parkinson.
Narasumber:
Spesialis Saraf
Primaya Hospital Semarang
Referensi:
- Parkinsonโs Disease: Causes, Symptoms, and Treatments. https://www.nia.nih.gov/health/parkinsons-disease. Diakses pada 9 Agustus 2023.
- Parkinson’s Treatment Options. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/parkinsons-disease/parkinsons-treatment-options. Diakses pada 9 Agustus 2023.