Ada banyak macam-macam penyebab benjolan pada hidung, salah satunya yaitu karena kanker hidung (nasal cancer). Kondisi ini umumnya juga mengakibatkan kanker sinus paranasal karena lokasinya yang berdekatan dengan rongga udara di tenggorokan.
Kanker hidung umumnya ditandai dengan gejala hidung mimisan, pilek berair, sakit kepala, dan hidung tersumbat yang tidak sembuh-sembuh. Nah, apabila Anda mengalami gejala tersebut maka harus segera memeriksakannya ke dokter. Untuk tahu lebih mendalam seputar kondisi ini, simak terlebih dahulu informasi lengkapnya berikut.
Apa Itu Kanker Hidung?
Kanker hidung atau disebut juga nasal cancer merupakan jenis tumor ganas yang tumbuh di rongga hidung dan sekitarnya. Tipe kanker ini umumnya berawal dari bagian jaringan langit-langit mulut, hidung, dan sinus.
Di Indonesia, kondisi ini memang terbilang jarang terjadi. Terlebih, gejalanya yang mirip flu atau infeksi biasa berupa demam, sakit kepala, dan hidung mampet membuat seseorang sering menganggapnya sebagai kondisi yang normal.
Sel abnormal yang tumbuh pun dapat menyebar dengan cepat. Lokasinya yang dekat dengan organ-organ penting seperti otak hingga mata tentunya menjadikan kondisi ini harus segera ditangani sedini mungkin. Jika tidak, beragam komplikasi yang membahayakan mungkin dapat terjadi.
Penyebab dari penyakit ini yaitu karena mutasi gen di tingkat DNA. Namun, apa yang mendasari terjadinya mutasi genetik sendiri belum diketahui pasti. Beberapa makanan yang diawetkan termasuk paparan polusi diketahui dapat menjadi penyebabnya.
Berdasarkan stadiumnya, kanker ini terbagi menjadi 5 kategori yaitu:
- Stadium 0. Disebut sebagai kanker in situ yang merupakan awal munculnya sel abnormal di lapisan rongga hidung dan sekitarnya.
- Stadium 1. Sel mulai menunjukkan adanya perubahan menjadi kanker di mana biasanya akan menyebar ke sekitar tulang wajah.
- Stadium 2. Ukuran benjolan sudah mulai membesar dan menyebar sinus, rongga hidung, dan ada kemungkinan menyebar juga ke tulang pipi.
- Stadium 3. Kanker mulai menyebar ke tulang pipi, rongga sinus, jaringan bawah kulit, langit-langit mulut.
- Stadium 4. Merupakan stadium akhir di mana kanker telah menyebar ke berbagai organ dan jaringan lain seperti mulut, otak, kelenjar getah bening, hingga paru-paru.
Nama | Kanker Hidung |
Gejala Utama | Mimisan, hidung tersumbat, sakit kepala, nyeri tekan pada telinga |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis THT |
Penyebab Utama | Mutasi genetik DNA |
Diagnosis | Anamnesis, pemeriksaan hidung, endoskopi hidung, MRI, CT Scan, biopsi |
Pengobatan | Operasi, imunoterapi, kemoterapi, terapi radiasi |
Pencegahan | Hindari merokok, hindari makanan yang diawetkan, gunakan masker untuk terhindar dari polusi, perbanyak sayuran dan buah |
Komplikasi | Menyebar ke bagian tubuh lainnya |
Penyebab Kanker Hidung
Kanker terjadi karena adanya mutasi genetik DNA. Namun, belum diketahui pasti apa yang menyebabkan sel-sel tersebut bermutasi. Beberapa hal yang berpotensi menjadi penyebab seseorang mengidap nasal cancer meliputi:
- Polusi baik dari lingkungan maupun asap rokok
- Kebiasaan makan-makanan yang diawetkan seperti ikan asin
- Inveksi virus HPV dan EBV
- Paparan bahan kimia seperti formalin, nikel, kromium, dan isopropyl alkohol
- Radioterapi pada area wajah
Gejala Kanker Hidung
Kanker hidung umumnya memiliki gejala yang bervariasi satu sama lain dan berbeda tiap-tiap orang. Ukuran kanker juga sangat memengaruhi gejala yang tampak. Di awal-awal, gejala yang tampak umumnya seperti saat awal-awal terkena flu atau sinusitis. Mengutip dari laman cancer.org, bahwa gejala kanker hidung meliputi:
Gejala Awal
- Mimisan
- Hidung mampet
- Penurunan indra penciuman
- Postanasal drop
- Hidung berair
Gejala Lanjutan
- Benjolan di bagian hidung, wajah, dan atau di bagian langit-langit mulut
- Mata berair terus menerus
- Kelenjar getah bening pada leher membengkak
- Mata menonjol
- Kemampuan penglihatan menurun
- Nyeri wajah (khususnya pipi atas)
- Wajah terasa mati rasa
- Mata tampak lebih menojol
- Telinga sakit disertai rasa tertekan
- Perubahan suara
Cara Dokter Mendiagnosis
Setelah melakukan wawancara medis, dokter umumnya akan menjalani serangkaian pemeriksaan fisik dan juga pemeriksaan lanjutan seperti endocopic hidung untuk mengecek apakah seseorang mengalami masalah pada hidungnya atau tidak.
Apabila masih belum jelas apa penyebabnya, maka dokter akan menjalani serangkaian pemeriksaan lanjutan seperti:
- CT Scan
- MRI
- PET Scan
- Biopsi
Pencegahan Kanker Hidung
Beberapa pencegahan yang bisa Anda lakukan meliputi:
- Hindari makanan yang dibuat dengan cara diawetkan seperti ikan asin hingga daging kalengan
- Hindari alkohol
- Perbanyak konsumsi asupan makanan berupa sayuran serta buah-buahan
- Jangan merokok
- Gunakan masker agar terhindar dari polusi
Pengobatan Kanker Hidung
Pengobatan kanker hidung umumnya bergantung pada stadium dari kanker itu sendiri. Semakin tinggi stadiumnya, maka semakin banyak pula pengobatan dan perawatan yang dibutuhkan nantinya. Secara umum, dokter akan memberikan pengobatan seperti halnya berikut ini:
1. Operasi
Prosedur pembedahan dilakukan untuk semua stadium kanker rongga hidung mulai dari stadium 0 hingga 4. Dokter akan mengangkat kanker serta jaringan di sekitarnya yang terpengaruh.
2. Terapi Radiasi
Setelah operasi, umumnya masih ada sedikit sel-sel abnormal yang tersisa. Oleh karena itu, dokter mungkin akan memberikan terapi radiasi baik itu eksternal maupun internal. Dengan begitu, sel-sel kanker yang masih tersisa akan mati.
3. Kemoterapi
Kemoterapi akan dokter berikan dengan menggunakan obat antikanker guna membunuh sel-sel abnormal tersebut secara menyeluruh. Biasanya dokter lakukan baik sebelum atau sesudah prosedur operasiย menggunakan metode kemoterapi regional maupun sistemik.
Komplikasi
Kanker hidung dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti leher, otak, mata, tulang, hati, dan paru-paru.
Kapan Harus ke Dokter?
Periksakan sesegera mungkin ke dokter spesialis THT apabila Anda mengalami gejala di atas yang tak kunjung sembuh. Terlebih bila disertai dengan tidak bisa mencium bau, berat badan turun tiba-tiba, pandangan tidak jelas, dan wajah mati rasa.
Narasumber:
Spesialis THT
Primaya Hospital Hertasning
Referensi:
- Nasal and paranasal sinus cancer. https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/nasal-sinus-cancer. Diakses pada 07 September 2024.
- Signs and Symptoms of Nasal and Paranasal Sinus Cancers. https://www.cancer.org/cancer/types/nasal-cavity-and-paranasal-sinus-cancer/detection-diagnosis-staging/signs-symptoms.html. Diakses pada 07 September 2024.
- Nasal and sinus cancer. https://www.nhs.uk/conditions/nasal-and-sinus-cancer/. Diakses pada 07 September 2024.
- Paranasal sinus and nasal cavity cancer treatment. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK66003/. Diakses pada 07 September 2024.
- Nasal cavity and paranasal sinus cancer. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27528562/. Diakses pada 07 September 2024.