Telinga berdengung atau berdenging bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi berupa terdengarnya suara dengungan di dalam telinga secara konstan itu disebut tinitus. Selain dengungan atau dengingan, kadang yang terdengar adalah suara embusan. Padahal tak ada sumber suara dari luar.
Suara tersebut bisa terdengar secara terus-menerus dalam jangka waktu lama, bisa pula datang dan pergi. Telinga yang mengalaminya mungkin hanya salah satu, tapi tak tertutup kemungkinan kedua-duanya. Telinga berdengung dapat dialami semua orang pada usia berapa pun, bahkan anak kecil.
Menurut British Tinnitus Association, telinga berdengung lazim dialami orang yang kemampuan pendengarannya berangsur-angsur hilang karena usia atau menderita penyakit telinga lain. Tapi tak jarang orang dengan pendengaran normal juga merasakannya.
Penyebab Telinga Berdengung
Ada banyak penyebab telinga berdengung, dari faktor usia hingga penyakit tertentu. Beberapa obat juga ditemukan bisa menjadi penyebab telinga berdengung atau memperparah kondisi itu, seperti antibiotik polymyxin B, erythromycin, dan vancomycin serta obat kanker dan antidepresan.
Penyebab umum
- Faktor usia: Kemampuan pendengaran umumnya berkurang seiring dengan bertambahnya usia, biasanya mulai usia 60 tahun. Kondisi ini kerap disertai dengan masalah telinga berdengung.
- Paparan suara keras: Suara keras dan bising, terutama dari alat seperti senjata api dan gergaji mesin, juga bisa menimbulkan keluhan telinga berdengung. Mendengarkan musik dengan headset/headphone mungkin pula memicunya jika menjadi kebiasaan dalam jangka waktu lama.
- Kotoran telinga: Kotoran telinga yang menumpuk bisa menyebabkan iritasi di gendang telinga dan hilangnya pendengaran yang berujung pada tinitus.
- Otosklerosis: Kondisi berupa mengerasnya tulang pada bagian tengah telinga ini juga ditengarai sebagai penyebab telinga berdengung.
Penyebab lain
- Penyakit meniere: Telinga berdengung bisa menjadi indikasi awal penyakit meniere, yakni gangguan pada bagian dalam telinga yang disebabkan oleh tekanan cairan yang abnormal di telinga.
- Masalah sendi temporomandibular: Masalah pada sendi yang berada di kedua sisi kepala di depan telinga ini juga mungkin menjadi penyebab telinga berdengung.
- Cedera kepala atau leher: Umumnya hanya satu telinga yang berdengung jika ada cedera kepala atau leher yang mempengaruhi saraf pendengaran.
- Neuroma akustik: Tumor jinak pada saraf yang menghubungkan telinga dalam dan otak ini juga mungkin menyebabkan salah satu telinga berdengung.
- Otot kejang di telinga dalam: Selain menjadi penyebab telinga berdengung, gangguan otot telinga ini bisa memicu hilangnya pendengaran dan perasaan penuh di dalam telinga.
Apa yang harus dilakukan?
Terdapat setidaknya tiga cara menghentikan telinga berdengung, yakni dengan konsumsi obat, terapi, dan implan.
Obat-obatan
Sejumlah obat telah diteliti untuk mengatasi masalah telinga berdengung. Penggunaan obat anti-gelisah seperti valium dalam dosis rendah bisa membantu mengurangi tinitus. Beberapa orang juga bisa menghentikan telinga berdengung dengan steroid dan obat anti-gelisah alprazolam.
Tinnitus retraining therapy
Ini adalah terapi pembiasaan telinga pada tinitus. Metode tinnitus retraining therapy (TRT) terdiri atas dua bagian:
- Orang yang mengalami masalah telinga berdengung memutar sumber suara yang netral ke mana pun ia pergi, termasuk dengan generator suara, guna menutupi dengungan.
- Orang tersebut menjalani konseling dengan terapis TRT atau audiolog.
Lama terapi ini berkisar 12-24 bulan dan punya tingkat keberhasilan tinggi jika ditangani oleh ahlinya.
Terapi kognitif
Terapi ini berguna untuk membantu orang dengan tinitus untuk memodifikasi responsnya terhadap tinitus. Demi hasil yang optimal, terapi kognitif bisa dikombinasikan dengan terapi lain dan konsumsi obat.
Implan koklea
Prosedur bedah ini disebut bisa mengatasi tinitus, tapi sebetulnya khusus diterapkan pada orang yang mengalami masalah pendengaran berat.
Meski telinga berdengung kerap tak bisa dicegah, ada sejumlah tindakan untuk membantu mengurangi risiko gangguan itu. Misalnya menggunakan penyumbat telinga di tengah suara bising dan tidak memutar volume terlalu kencang. Bila merasakan ada gejala tinitus, segeralah temui dokter telinga untuk berkonsultasi lebih lanjut.
Ditinjau oleh:
dr. I Putu Aditya Bawa, Sp. THT-KL
Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher
Primaya Hospital Pasar Kemis