Anemia merupakan kondisi medis yang mungkin sering Anda dengar. Namun ada beberapa jenis penyakit anemia termasuk salah satunya adalah Anemia Aplastik. Jenis anemia ini merupakan kondisi medis langka namun berbahaya. Berikut beberapa informasi mengenai jenis anemia berbahaya ini.
Meskipun merupakan salah satu jenis anemia, kondisi kesehatan ini juga merupakan kegagalan sumsum tulang yang jauh lebih dari sekadar masalah kekurangan sel darah. Ini merupakan kondisi langka dan serius di mana sumsum tulang tidak mampu menciptakan jumlah sel darah yang cukup untuk menjaga fungsi tubuh yang normal.
Kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan yang parah, infeksi berulang, dan mudah memar. Meskipun jarang terjadi, kondisi ini bisa muncul dengan cepat atau secara bertahap, serta bisa memiliki tingkat keparahan yang bervariasi. Saat ini, belum ada metode pencegahan yang terbukti efektif untuk kondisi kesehatan ini.
Gejala anemia aplastik meliputi penurunan jumlah semua jenis sel darah, yang juga merupakan pansitopenia. Kondisi medis ini timbul ketika sumsum tulang tidak dapat menghasilkan cukup sel darah yang baru yang tubuh butuhkan.
Pasien dengan anemia aplastik memiliki jumlah sel darah yang sangat sedikit dalam sumsum tulang, yang biasanya mengandung banyak sel darah yang belum matang. Kondisi ini menyebabkan penurunan jumlah sel darah merah, trombosit, dan neutrofil.
Gejala yang paling umum adalah mudah memar tanpa sebab yang jelas, penyebabnya adalah penurunan jumlah trombosit dalam aliran darah. Gusi yang berdarah setelah menyikat gigi dan mimisan juga bisa terjadi.
Kadang-kadang, penurunan jumlah trombosit dapat menyebabkan petechiae, yaitu bintik merah seperti tusukan jarum di bawah kulit. Anemia juga bisa terjadi, menyebabkan kelelahan, pucat, lesu, dan sesak napas setelah berolahraga.
Selain itu, neutropenia, atau jumlah neutrofil yang rendah, meningkatkan risiko infeksi yang lebih sering dan berlangsung lebih lama dari biasanya.
Penyebab Anemia Aplastik terjadi karena kerusakan sel induk di dalam sumsum tulang, jaringan seperti spons yang berada di dalam tulang Anda. Terdapat banyak penyakit dan kondisi yang dapat merusak sel-sel induk di sumsum tulang, mengakibatkan produksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit yang berkurang.
Penyebab utama dari kerusakan sumsum tulang adalah sistem kekebalan tubuh yang menyerang dan menghancurkan sel-sel induk di sumsum tulang, merupakan salah satu jenis penyakit autoimun yang membuat tubuh Anda menyerang dirinya sendiri. Jenis ini bernama anemia aplastik idiopatik.
Selain itu, beberapa obat-obatan seperti yang menjadi konsumsi dalam kemoterapi, serta paparan racun atau bahan kimia di lingkungan, juga dapat menjadi penyebab anemia aplastik. Terdapat juga kasus yang jarang terjadi dimana kondisi kesehatan ini merupakan warisan dari orang tua.
Meskipun belum banyak yang memahami sepenuhnya, sekitar satu dari sepuluh pasien kondisi kesehatan ini pernah mengalami infeksi virus baru-baru ini, seperti hepatitis. Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa virus tertentu lebih cenderung menyebabkan anemia aplastik ketimbang anemia yang lain.
Dalam beberapa kasus, anemia aplastik mungkin terjadi karena persamaan protein permukaan antara sel induk pasien dan virus tertentu, yang membuat sistem kekebalan tubuh “bingung” dan menyerang sel induk tersebut. Penyebab kondisi kesehatan ini yang diwariskan juga jarang terjadi, dengan salah satu contohnya adalah anemia Fanconi.
Siapa yang rentan terhadap anemia aplastik?
Meskipun bisa terjadi pada segala usia, penyakit ini lebih sering menyerang remaja, dewasa muda, dan lanjut usia. Risiko Anda akan meningkat jika Anda terpapar racun, mengonsumsi obat-obatan tertentu, atau menderita penyakit seperti hepatitis atau HIV.
Anemia aplastik dapat meningkatkan risiko komplikasi serius seperti pendarahan, leukemia, atau kondisi darah lainnya yang mengancam jiwa. Tanpa pengobatan yang tepat, kondisi kesehatan ini dapat mengakibatkan kondisi medis serius seperti detak jantung tidak teratur dan gagal jantung, yang dapat membahayakan nyawa pasien.
Oleh karena itu, pengelolaan yang tepat dan perawatan yang teratur sangat penting untuk mencegah dampak yang merugikan bagi kesehatan penderita.
Tim medis akan mengumpulkan riwayat kesehatan Anda dan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh. Selain itu, tes tambahan mungkin juga perlu, termasuk:
- Tes darah, yang mencakup analisis kimia darah, evaluasi fungsi hati dan ginjal, serta studi genetik.
- Aspirasi atau biopsi sumsum tulang, di mana sejumlah kecil cairan atau sampel jaringan sumsum tulang, seringkali dari tulang pinggul, untuk memeriksa jumlah, ukuran, dan kematangan sel darah atau sel abnormal.
Penanganan
Penanganan yang tepat akan bergantung pada gejala, usia, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan, serta tingkat keparahan penyakit. Anemia aplastik adalah kondisi yang serius, dan pengobatannya seringkali menyesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya.
Meskipun pada beberapa kasus, penyembuhan bisa terjadi setelah pengobatan, namun kondisi ini bisa kambuh. Beberapa langkah pengobatan yang mungkin menjadi tindakan untuk mengatasi jumlah darah rendah meliputi:
- Transfusi darah, baik sel darah merah maupun trombosit.
- Terapi antibiotik preventif untuk mencegah infeksi.Praktik kebersihan yang baik guna menghindari infeksi.
- Tindakan khusus dalam hal persiapan makanan, seperti hanya mengonsumsi makanan yang matang dengan baik.
- Menghindari lokasi konstruksi yang dapat menjadi sumber jamur tertentu.
- Penggunaan obat untuk merangsang produksi sel di sumsum tulang.Terapi untuk mengendalikan respons sistem kekebalan tubuh.
- Terapi hormon.
- Pada kasus tertentu, transplantasi sumsum tulang dapat menjadi pilihan untuk menyembuhkan anemia aplastik.
Penyesuaian Gaya Hidup Untuk Penderita
Menjalani kehidupan dengan anemia aplastik melibatkan upaya kolaboratif antara Anda dan tim perawatan kesehatan Anda, serta mengikuti rencana perawatan yang sesuai dengan kesepakatan bersama.
Penting untuk berkomunikasi secara terbuka dengan penyedia layanan kesehatan Anda tentang segala gejala yang Anda alami selama perjalanan pengobatan Anda. Mengingat risiko yang lebih tinggi terhadap infeksi, Anda perlu mengambil langkah-langkah pencegahan seperti:
- Menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit atau menghindari kerumunan orang banyak.
- Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir.
- Menghindari makan makanan yang belum matang sepenuhnya atau tidak bersih.
- Menjaga kebersihan dan kesehatan gigi.
- Melakukan vaksinasi flu tahunan sesuai dengan petunjuk medis.
- Mengembangkan rencana kebugaran fisik yang sesuai dengan kondisi Anda bersama dengan penyedia layanan kesehatan Anda.
Melalui upaya koordinasi dan perencanaan yang cermat, Anda dapat membantu meringankan dampak kondisi kesehatan ini dan meningkatkan kualitas hidup Anda secara keseluruhan.
Apa Yang Harus Dilakukan?
Dalam menghadapi dampak dan gangguan kesehatan akibat anemia aplastik, koordinasi yang baik antara pasien dan tim perawatan kesehatan menjadi kunci untuk mengelola kondisi ini secara efektif.
Mematuhi rencana perawatan yang telah menjadi kesepakatan bersama, serta mengambil langkah-langkah pencegahan yang menjadi anjuran, pasien dapat mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Meskipun hidup dengan anemia aplastik mungkin menjadikan Anda memiliki beberapa keterbatasan dalam keseharian, pendekatan yang terarah dan dukungan keluarga dapat membantu pasien mengatasi hambatan tersebut.
Narasumber:
Dokter Umum
Primaya Hospital Sukabumi