Gejala mata merah bisa menunjukkan banyak hal, salah satunya yaitu akibat dari penyakit yang bernama konjungtivitis. Penyakit ini terjadi ketika konjungtiva (lapisan antara putih mata dan kelopak mata) mengalami pembengkakan pada satu atau kedua matanya.
Umumnya, kondisi ini tidak menimbulkan masalah penglihatan. Akan tetapi, membuat mata jadi tidak enak dipandang serta terasa tidak nyaman. Karena termasuk infeksi, kondisi ini juga harus mendapatkan perawatan sedini mungkin agar tidak menular kepada orang lain. Nah, untuk mengetahui seperti apa pengobatannya, yuk ketahui rinciannya berikut ini.
Apa Itu Konjungtivitis?
Konjungtivitis yaitu kondisi di mana konjungtiva (lapisan transparan antara putih mata dan kelopak mata) mengalami peradangan akibat infeksi maupun non infeksi. Akibatnya mata akan terlihat merah, bengkak, dan terasa nyeri.
Kondisi ini bisa terjadi pada kedua mata maupun hanya salah satu mata saja. Umumnya, gejala yang timbul tidak sampai mengakibatkan gangguan penglihatan. Akan tetapi, akan membuat mata tidak enak saat dipandang serta membuatnya tidak nyaman.
Penyebabnya sendiri ada yang berasal dari non infeksi yaitu dari alergi dan ada pula dari infeksi seperti bakteri dan virus. Perbedaan konjungtivitis bakteri dan virus ini bisa terlihat jelas dari gejala sekaligus penularannya.
Hampir semua orang pernah mengalami kondisi ini walau setidaknya hanya 1 kali dalam seumur hidupnya. Bahkan bayi, anak-anak, hingga lansia sekalipun dapat terkena penyakit gangguan mata ini.
Gejala awalnya sendiri yaitu berupa rasa gatal pada mata yang memaksa seseorang untuk menguceknya. Akibat mengucek mata secara berlebihan membuat mata merah dan terjadi peradangan yang lebih parah.
Nama | Konjungtivitis |
Gejala Utama | Mata merah, mata gatal, mata berair |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis mata |
Penyebab Utama | Paparan alergi, infeksi bakteri atau virus |
Diagnosis | Pemeriksaan fisik, wawancara medis, dan cek tahap lanjut |
Faktor Risiko | Kontak dengan penderita penyakit ini, paparan zat alergen |
Pengobatan | Pengobatan sesuai dengan penyebab yang mendasarinya |
Pencegahan | Menghindari paparan alergen dan kontak dengan penderita |
Komplikasi | Jarang menimbulkan kondisi serius |
Faktor Risiko
Seseorang dapat terkena konjungtivitis apabila mereka memiliki beberapa faktor risiko seperti berikut ini:
- Paparan alergen mulai dari debu, serbuk sari, hingga makanan tertentu.
- Kontak langsung dengan penderita penyakit ini.
- Penggunaan kontak lensa terus menerus yang tidak dilepas.
Penyebab Konjungtivitis
Penyebab konjungtivitis cukup beragam yang meliputi beberapa hal di bawah ini:
Infeksi
- Infeksi bakteri. Umumnya disebabkan oleh bakteri stafilokokus atau pun bakteri strekokokus. Penyeberannya sendiri dapat melalui kulit maupun sistem pernafasan yang menular melalui serangga, kontak dengan penderita, maupun akibat saling tukar alat make up.
- Infeksi virus. Biasanya akibat dari jenis virus adenovirus yang mana umumnya bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus. Namun, infeksi ini dapat disertai dengan demam, gangguan pernafasan atas, hingga pembesaran kelenjar getah bening.
Non Infeksi
- Paparan alergi. Biasanya terjadi saat seseorang punya riwayat alergi yang kuat seperti pada penderita eksim, asma, hingga rinitis alergi. Kondisi ini dapat terjadi dalam jangka panjang yang mengakibatkan konjungitivitis vernal.
- Papiler raksasa. Biasa terjadi akibat benda asing yang masuk ke mata seperti terjadi akibat penggunaan lensa kontak dan jarang mencopotnya.
- Paparan zat kimia. Bisa di akibatkan oleh klorin (pada air kolam renang), polusi udara, hingga terkena zat kimia berbahaya.
Gejala Konjungtivitis
Mengutip dari laman American Optometric Association, bahwa ada beberapa macam gejala konjungtivitis yang umumnya dapat menyerang seseorang seperti halnya:
- Mata memerah
- Mata gatal
- Pembengkakan mata
- Mata kering dan berair
- Iritasi mata
- Mata terasa sakit dari dalam
- Mata mengeluarkan kotoran
Cara Dokter Mendiagnosis
Dokter bisa dengan mudah mendiagnosis konjungtivitis melalui pemeriksaan mata. Namun, bila diduga terdapat infeksi serius, maka dokter akan melakukan pengambilan sampel cairan mata guna keperluan analisis laboratorium secara tepat dan akurat.
Pencegahan Konjungtivitis
Ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan agar terhindar dari kongjungtivitis seperti halnya berikut ini:
- Hindari menyentuh mata yang terinfeksi, apalagi sampai menguceknya.
- Hindari kontak langsung dengan penderita yang terinfeksi.
- Sering-sering cuci tangan dan hindari menyentuh area wajah saat tangan kotor.
- Pastikan untuk mengganti dan membersihkan lensa mata secara rutin.
- Hindari penyebab alergi jika ada.
- Bersihkan kotoran mata menggunakan tisu atau sapu tangan steril.
Pengobatan Konjungtivitis
Cara mengobati konjungtivitis bisa dilakukan setelah diagnosis dokter. Umumnya, dokter akan memberkan pengobatan sesuai gejala, penyebab, dan kondisi pasien. Pengobatan dilakukan guna meredakan gejala, mengurangi peradangan, dan juga mengurangi penyebaran infeksi.
Lalu, berapa lama konjungtivitis sembuh? Lama tidaknya kondisi ini bisa sembuh tergantung pada jenis infeksi, tingkat keparahan penyakit, dan juga pada pengobatan yang diberikan.
Obat tetes mata untuk konjungtivitis akan dokter berikan untuk kondisi yang penyebab utamanya berupa infeksi bakteri. Untuk yang diakibatkan oleh virus, dokter akan memberikan obat tetes mata biasa untuk mengatasi peradangan karena bisa sembuh sendiri setelah beberapa hari.
Sementara jika penyebabnya dari alergi, maka dokter akan memberikan antihistamin serta obat dekongestan hitung. Lalu, untuk yang diakibatkan oleh zat kimia, maka dokter akan membilas dengan larutan saline serta memberikan steroid topikal untuk mengurangi pembengkakan.
Komplikasi
Walau jarang terjadi, namun penyakit ini dapat mengakibatkan komplikasi parah. Khususnya bila diakibatkan oleh infeksi karena dapat menyebar ke mata lain dan dapat menular dari saru orang ke orang lain.
Kapan Harus ke Dokter?
Periksakan ke dokter apabila Anda mengalami gejala kongjungtivitis yang tak kunjung sembuh selama beberapa hari. Khususnya bila disertai dengan demam, rasa sakit tak tertahankan, hingga gangguan penglihatan.
Narasumber:
Dokter Umum
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
- Conjunctivitis. https://www.aoa.org/patients-and-public/eye-and-vision-problems/glossary-of-eye-and-vision-conditions/conjunctivitis. Diakses pada 07 Agustus 2024.
- Conjunctivitis. https://eyewiki.aao.org/Conjunctivitis. Diakses pada 07 Agustus 2024.
- Gonococcal Conjunctivitis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459289/. Diakses pada 07 Agustus 2024.
- Pink eye (conjunctivitis). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pink-eye/symptoms-causes/syc-20376355. Diakses pada 07 Agustus 2024.
- Pink Eye. https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/pink-eye. Diakses pada 07 Agustus 2024.
- Vernal conjunctivitis. https://medlineplus.gov/ency/article/001390.htm. Diakses pada 07 Agustus 2024.