Covid-19 menunjukkan tren penurunan angka penularan, perawatan di rumah sakit, dan kematian pasien pada awal 2022 di sejumlah negara. Walhasil, pemerintah negara-negara itu mulai melonggarkan segala macam pembatasan yang sebelumnya diterapkan untuk mencegah penyebaran wabah. Sebelumnya para pakar epidemiologi memang memprediksi Covid-19 bisa menjadi penyakit musiman. Apakah penyakit musiman itu dan bagaimana menghadapi Covid-19 jika benar menjadi penyakit musiman?
Mengenal Penyakit Musiman
Penyakit musiman adalah penyakit yang muncul karena perubahan cuaca. Berdasarkan cuaca di Indonesia, penyakit musiman bisa dikelompokkan menjadi penyakit musim dingin dan penyakit musim panas. Di Indonesia, musim dingin mengacu pada musim hujan, sedangkan musim panas adalah kemarau. Selain itu, ada penyakit monsun, yakni penyakit yang kerap muncul di tengah siklus angin yang bersifat periodik baik pada musim hujan maupun kemarau.
Suatu penyakit disebut musiman jika biasa muncul pada musim-musim tertentu itu. Secara umum, penyakit musiman memiliki tingkat penularan yang tinggi. Itu sebabnya banyak orang yang terkena penyakit ini ketika musimnya tiba. Penyakit ini mudah menular dari satu orang ke orang lain dalam suatu lingkungan atau komunitas yang sama.
1. Penyakit musim hujan
Musim hujan lekat dengan kemunculan berbagai penyakit yang datang secara tiba-tiba dan sangat mengganggu kegiatan sehari-hari. Misalnya ketika bangun pagi merasa tenggorokan sakit terutama saat menelan. Siang atau sorenya badan terasa lemas. Besoknya tiba-tiba badan terasa panas plus hidung meler dan batuk. Contoh penyakit musim hujan antara lain flu, batuk-pilek, demam, diare, pneumonia, dan radang tenggorokan.
2. Penyakit musim kemarau
Udara yang kering pada musim kemarau juga dapat membawa penyakit. Terlebih jika angin bertiup kencang sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit. Cuaca yang hangat juga membuat bakteri lebih tahan hidup dan berpotensi menyebabkan penyakit. Contoh penyakit musim kemarau termasuk sakit mata, sakit perut karena konsumsi makanan yang terkontaminasi, influenza, penyakit kulit, cacar air, infeksi saluran pernapasan akut, dan heat stroke atau sengatan panas dari sinar matahari.
Adapun ketika angin monsun berembus di tengah musim hujan ataupun musim kemarau, kuman penyebab penyakit juga lebih mudah menyebar baik lewat air maupun udara. Selain demam, flu, dan diare, penyakit yang kerap muncul pada musim angin monsun termasuk demam berdarah, chikungunya, tifus, malaria, dan hepatitis A.
Terkait dengan Covid-19, dalam penelitian pada 2020 di New South Wales, Australia, diketahui penyakit ini lebih cepat menyebar pada tingkat kelembapan yang lebih rendah saat musim dingin. Meski begitu, di beberapa wilayah di Amerika Serikat serta belahan bumi utara justru terjadi peningkatan jumlah kasus pada musim panas.
Sejauh ini, dibanding perubahan musim, tingkat kelembapan, atau temperatur udara, turun-naiknya angka kasus lebih banyak dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dalam mengendalikan penyebaran wabah di wilayahnya. Terutama lewat aturan jaga jarak dan pemakaian masker serta vaksinasi.
Tapi kebanyakan pakar memprediksi Covid-19 akan menjadi seperti penyakit musiman yang lebih mungkin menular pada waktu tertentu, khususnya musim dingin. Hal ini sejalan dengan kecenderungan beberapa penyakit musiman lain yang disebabkan oleh virus, seperti flu. Namun tetap dibutuhkan bukti dan riset lebih lanjut untuk memastikan Covid-19 bakal menjadi penyakit musiman.
Cara Mencegah Penyakit Musiman
Penyakit musiman cenderung mudah menular karena dipengaruhi cuaca lingkungan. Tapi masyarakat dapat mengupayakan pencegahan dengan beragam cara sesuai dengan jenis penyakit dan musimnya. Secara umum, cara mencegah penyakit musiman antara lain rajin berolahraga, cukup minum air putih, cukup beristirahat, menjaga kebersihan lingkungan, dan menerapkan pola makan gizi seimbang. Selain itu, jika tersedia, dapatkan vaksin yang dapat mencegah penyakit tertentu.
Adapun pencegahan berdasarkan musimnya bisa dengan cara berikut ini:
1. Penyakit musim hujan
- Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
- Bawa hand sanitizer ke mana-mana untuk mengantisipasi bila tak bisa mengakses sabun dan air mengalir untuk cuci tangan
- Pakai masker jika beraktivitas di tempat umum
- Terapkan etika batuk dan bersin
- Kenakan pakaian hangat saat cuaca dingin
- Minum lebih banyak air hangat
- Singkirkan barang bekas yang bisa menampung air hujan dan digunakan sebagai sarang nyamuk
2. Penyakit musim kemarau
- Pakai topi, masker, dan kacamata anti-sinar ultraviolet terutama saat cuaca panas dan angin kering
- Pastikan tubuh tidak kekurangan cairan
- Tidak terlalu banyak beraktivitas di luar ruangan saat sinar matahari terlalu panas
- Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman
- Pakai losion anti-sinar ultraviolet pada kulit ketika berkegiatan di luar ruangan
- Kurangi jajan makanan yang kurang higienis di pinggir jalan
Cara Mengobati Penyakit Musiman
Pengobatan penyakit musiman disesuaikan dengan jenis penyakit yang menyerang. Pada umumnya, penyakit musiman tergolong ringan hingga sedang dan dapat sembuh dalam beberapa hari dengan pengobatan mandiri di rumah. Contohnya dengan banyak beristirahat, minum air putih yang cukup, dan minum obat sesuai dengan gejala yang dialami.
Tapi ada beberapa penyakit yang bisa berkembang menjadi lebih serius dan membutuhkan perawatan di rumah sakit. Terutama bila kondisi individu yang terkena penyakit itu memang rentan. Misalnya pada kalangan lansia dan anak balita serta memiliki masalah sistem kekebalan tubuh atau gangguan autoimun atau sudah mengidap penyakit kronis. Individu dengan kondisi demikian lebih membutuhkan perhatian medis untuk pengobatan.
Kapan ke Dokter
Sebagian besar penyakit musiman hanya membutuhkan perawatan di rumah. Beberapa di antaranya juga dapat dicegah atau diminimalkan risiko penularannya dengan vaksinasi. Jika Anda merasakan gejala penyakit musiman, cobalah untuk mengistirahatkan diri dulu dengan membatasi aktivitas. Bila gejala tak kunjung reda beberapa hari setelah beristirahat dan minum obat yang dijual bebas, segera kunjungi dokter untuk berkonsultasi dan menjalani pemeriksaan.
Reviewed by
Dokter Spesialis Paru
Primaya Hospital Bhakti Wara
Referensi:
- Seasonal infectious disease epidemiology. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1634916/. Diakses 4 Mei 2022
- The Potential Future of the COVID-19 Pandemic Will SARS-CoV-2 Become a Recurrent Seasonal Infection?. https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2777343. Diakses 4 Mei 2022
- COVID-19 could be a seasonal illness with higher risk in winter. https://www.sciencedaily.com/releases/2020/06/200601134608.htm. Diakses 4 Mei 2022
- COVID-19 Will Likely Become a Seasonal Disease, CDC Director Says. https://www.healthline.com/health-news/covid-19-will-likely-become-a-seasonal-disease-cdc-director-says. Diakses 4 Mei 2022
- Studies on Seasonal Diseases and Preventive Measures. https://www.researchgate.net/publication/343218610_Studies_on_Seasonal_Diseases_and_Preventive_Measures. Diakses 4 Mei 2022
- Seasonality and the dynammics of infectious diseases. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1111/j.1461-0248.2005.00879. Diakses 4 Mei 2022