Apabila di saat Anda beraktivitas sering merasa sesak nafas dan nyeri dada, maka waspadai karena bisa jadi merupakan gejala stenosis pulmonal. Kondisi ini terjadi akibat katup pulmonal pada jantung terganggu alirannya.
Penyebabnya yaitu karena terjadi penyempitan maupun kekakuan pada katup tersebut. Walaupun kondisi ini dapat menyerang semua usia, namun dalam kebanyakan kasus dapat terdiagnosa mulai dari bayi atau anak-anak.
Pengertian Stenosis Pulmonal
Stenosis pulmonal adalah kondisi gangguan kesehatan berupa penyempitan katup pulmonal sehingga aliran darahnya terganggu (tidak lancar). Karena gangguan ini, maka darah tidak bisa mengalir bebas dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis.
Arteri pulmonalis sendiri bertugas membawa darah ke paru-paru. Jadi, gejala utama yang dirasakan yakni sesak nafas karena paru-paru tidak mendapatkan pasokan jatah oksigen/nutrisi yang dibawa oleh darah.
Kondisi ini sering diidap oleh para penderita penyakit jantung bawaan dengan persentase antara 7 – 10%. Biasanya, gejala mulai dirasakan sejak anak-anak bahkan mulai dari bayi usia di bawah 2 tahun.
Kondisi | Stenosis Pulmonal |
Gejala Utama | Sesak nafas, pingsan, kelelahan, sianosis, nyeri dada |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dokter spesialis anak |
Penyebab | Faktor genetik penyakit jantung bawaan |
Diagnosis | Wawancara medis, tes fisik, cek penunjang |
Faktor Risiko | Demam rematik, rubella selama kehamilan, sindrom karsinoid |
Pengobatan | Pemberian obat-obatan diagnosa |
Komplikasi | Gagal jantung, aritmia, hipertrofi ventrikel kanan |
Siapa yang Berisiko?
Mereka yang berisiko terkena stenosis pulmonal ialah yang memiliki beberapa kondisi sebagai berikut:
- Sindrom karsinoid
- Sindrom noonan
- Demam rematik
- Rubella selama kehamilan
Jenis-Jenisnya
Bila dilihat dari kondisi terjadinya penyempitan pada katup pulmonal, maka stenosis pulmonal dibagi menjadi beberapa kategori. Inilah di antaranya:
1. Valvar Pulmonary Stenosis
Kondisi penyempitan katup pulmonal yang mengakibatkan terganggunya aliran darah dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis.
2. Subvalvar Pulmonary Stenosis
Terjadinya penebalan otot di bagian bawah katup pulmonal sehingga mengakibatkan kekakuan.
3. Supravalvar Pulmonary Stenosis
Berkebalikan dengan subvalvar pulmonary stenosis, kondisi ini terjadi pada bagian atas katup pulmonal tepatnya penyempitan di arteri pulmonalis.
Penyebab
Hingga saat ini, ilmu medis belum mengetahui secara pasti penyebab dari stenosis pulmonal. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini terjadi sejak masa kehamilan.
Terjadi kelainan perkembangan katup pulmonal selama janin dalam masa kehamilan. Hal tersebut bisa diakibatkan oleh faktor genetik maupun penyakit seperti rubella (campak jerman).
Gejala Stenosis Pulmonal
Pada bayi dan anak, stenosis pulmonal sering kali tidak menunjukkan adanya gejala. Namun, jika dilakukan pemeriksaan menggunakan bising jantung baru terdeteksi.
Gejala stenosis pulmonal juga sering muncul saat sedang olahraga atau saat kelelahan. Semakin besar penyempitan jantungnya, maka semakin besar pula gejala yang akan dirasakan penderita.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari Mayoclinic, bahwa stenosis pulmonal dapat menunjukkan beberapa gejala seperti halnya:
- Sesak nafas
- Kelelahan
- Nyeri dada
- Pingsan
- Sianosis
Diagnosa
Dalam mendiagnosa seseorang apakah terkena stenosis pulmonal atau tidak, maka perlu mengetahui secara detail riwayat kesehatannya. Jadi, dokter akan melakukan sesi wawancara secara menyeluruh.
Selanjutnya, evaluasi dan pemeriksaan fisik juga dilakukan. Contohnya berupa pemeriksaan frekuensi nafas, cek pembesaran organ hati, cek jantung, cek sianosis, dan mengetes tanda-tanda stenosis pulmonal.
Apabila masih belum tahu secara jelas apakah seseorang terjangkit stenosis pulmonal atau tidak, maka akan lanjut ke tahap pemeriksaan penunjang. Di antaranya yaitu:
- EKG: untuk menilai deviasi axis berupa hipertofi atrium kanan dan hipertofi ventrikel kanan.
- Rontgen dada: berguna untnuk melihat segmen pulmonal, corakan vaskular paru, dan batas jantung.
- Ekokardiografi: berperan dalam evaluasi dan penilaian terhadap derajat stenosis pulmonal dan penebalan katup.
- MRI: pencitraan menggunakan Cardiac magnetic resonance imaging sebagai alternatif dari ekokardiografi.
Pencegahan
Mengingat penyebabnya saja belum pasti, maka tidak ada tidak pencegahan yang secara khusus bisa kita lakukan.
Bila orang tua mengalami kondisi ini sewaktu mereka kecil hingga dewasa, maka bisa berpotensi menurunkan penyakit ke anak. Jadi, alangkah baiknya untuk membicarakannya dengan dokter apabila sedang merencanakan program kehamilan.
Pengobatan
Pada bayi yang baru lahir, bila mereka teridentifikasi sebagai penderita stenosis pulmonal, maka harus dilakukan penanganan sesegera mungkin karena tergolong sebagai stenosis pulmonal kritis.
Dokter umumnya akan memberikan pengobatan dan perawatan bergantung kepada hasil evaluasinya. Beberapa contohnya yaitu:
- Observasi dan tindak lanjut dengan EKG dan ekokardiografi doppler tiap 5 tahun
- Observasi dan tindak lanjut tiap 2 – 5 tahun sekali menggunakan ekokardiografi doppler
- Pembedahan seperti pulmonary artery balloon angioplasty, balloon valvotomy
- Pemberian obat seperti antibiotik untuk kasus tertentu
Komplikasi
Semakin parah kondisi stenosis pulmonal, maka semakin besar pula kemungkinan terjadi komplikasi seperti halnya:
- Aritmia (denyut jantung yang tak beraturan)
- Hipertrofi ventrikel kanan
- Endokarditif infektif (infeksi selaput jantung)
- Gagal jantung
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila Anda mengalami nyeri dada, sesak nafas, bibir dan ujung tangan/kaki kebiruan, maka segera kunjungi dokter spesialis jantung dan pembuluh darah atau dokter di instalasi gawat darurat apabila menunjukkan gejala serius.
Kondisi ini juga membutuhkan beberapa penangan lanjutan dari dokter spesialis lain seperti dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis penyakit dalam (kardiovaskular), dokter spesialis anak, dokter spesialis anak (kakrdiologi), hingga dokter spesialis bedah toraks & kardiovaskular.
Narasumber:
dr. Ied Imilda, M. Biomed, Sp. A(K)
Spesialis Anak
Primaya Hospital Bhakti Wara
Referensi:
- Heart valve disease. https://www.nhlbi.nih.gov/health-topics/heart-valve-disease. Diakses pada 16 November 2023.
- Pulmonary valvestenosis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pulmonary-valve-stenosis/symptoms-causes/syc-20377034. Diakses pada 16 November 2023.
- Pulmonary stenosis. http://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=pulmonary-stenosis-90-P01815. Diakses pada 16 November 2023.
- Pulmonary valve stenosis. http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/CongenitalHeartDefects/AboutCongenitalHeartDefects/Pulmonary-Valve-Stenosis_UCM_307034_Article.jsp#.Wlkgv5M-eqA. Diakses pada 16 November 2023.
- Alcohol’s effects on the body. https://www.niaaa.nih.gov/alcohols-effects-health/alcohols-effects-body. Diakses pada 16 November 2023.
- Eat smart. https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart. Diakses pada 16 November 2023.
- Heart valve disease. https://www.heart.org/en/health-topics/heart-valve-problems-and-disease. Diakses pada 16 November 2023.
- Antibiotic prophylaxis in dental and oral surgery practice. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK587360/. Diakses pada 16 November 2023.
- Overview aortic valve replacement. https://www.nhs.uk/conditions/aortic-valve-replacement/recovery/. Diakses pada 16 November 2023.