• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Amputasi: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Amputasi Gejala, Mencegah dan Mengobati

Amputasi adalah tindakan medis yang kadang tak bisa dihindari sebagai pilihan terakhir demi menyelamatkan jiwa pasien. Kehidupan pasien akan berubah drastis setelah menjalani tindakan tersebut karena mempengaruhi kemampuan bergerak, bekerja, berinteraksi dengan orang lain, dan menjaga kemandirian. Penting untuk memahami dampak amputasi agar bisa tetap menjalani hidup dengan baik.

 

buat jani dokter primaya

Mengenal Amputasi

Amputasi mengacu pada penghilangan anggota tubuh seperti jari kaki, jari tangan, lengan, atau kaki karena organ-organ itu tak lagi bisa berfungsi sebagaimana mestinya dan menyebabkan rasa sakit yang hebat, atau membahayakan kesehatan karena infeksi parah. Amputasi umumnya dilakukan oleh dokter bedah sebagai pilihan terakhir dengan prosedur medis yang ketat.

Amputasi kerap dibutuhkan karena masalah seperti cedera parah atau adanya tumor yang ganas. Namun alasan paling umum seseorang memerlukan tindakan ini adalah terjadinya penyakit arteri periferal akibat atherosklerosis atau pengerasan pembuluh darah.

Penyakit arteri periferal menyebabkan kerusakan pembuluh darah pada anggota tubuh karena pengerasan arteri. Diabetes juga bisa memicu kerusakan tersebut.

Sel-sel tubuh memerlukan pasokan oksigen dan nutrien yang konstan yang dibawa darah melalui pembuluh darah. Ketika pembuluh darah mengeras, pasokan itu akan terganggu. Bila pembuluh darah rusak, pasokan darah bisa terhenti total sehingga sel dan jaringan pada bagian tubuh yang terkena dampak rentan terhadap infeksi.

Lama-kelamaan jaringan tersebut bisa mati bila pasokan darah tak bisa dipulihkan. Dalam kondisi ini, pasien perlu menjalani amputasi untuk mengangkat organ yang jaringannya mati terutama bila muncul rasa sakit atau infeksi parah. Bila organ tak diamputasi, kondisi itu justru bisa mengancam jiwa pasien.

 

Gejala yang mengarah pada Amputasi

Berikut ini beberapa tanda dan gejala yang bisa berujung pada amputasi bila tak ada penanganan secepatnya.

  • Nyeri pada anggota gerak yang dirasakan makin hebat terutama saat aktifitas dan mati rasa
  • Luka yang tak sembuh-sembuh
  • Gangren
  • Kulit kaki kering, licin, atau mengkilap
  • Kuku jari atau tangan mengeras
  • Denyut nadi lemah atau tak terasa di kaki
  • Infeksi yang tak bisa sembuh
Baca Juga:  Masa Inkubasi Covid-19, Berapa Lama?

 

Penyebab

Menurut Hopkins Medicine, sekitar 54 persen amputasi bedah dilakukan karena adanya komplikasi penyakit pembuluh darah dan kondisi lain yang mempengaruhi aliran darah, seperti diabetes. Kondisi lain yang bisa memicu amputasi termasuk:

  • Tumor ganas di otot atau tulang di anggota badan
  • Neuroma atau pengerasan jaringan saraf
  • Infeksi pada anggota tubuh yang tak bisa ditangani dengan antibiotik atau prosedur lain
  • Frostbite atau radang dingin, yakni ketika ada anggota tubuh yang mengalami kerusakan karena terpapar udara yang terlalu dingin dan membeku
  • Cedera parah karena kecelakaan atau luka bakar

 

Cara Dokter Mendiagnosis Amputasi

Kadang amputasi mesti dilakukan dalam situasi darurat oleh dokter yang melihat kondisi pasien. Dalam hal ini, dokter tak bisa melakukan diagnosis secara menyeluruh karena amputasi harus dilakukan segera.

Untuk amputasi yang terencana, dokter perlu melakukan serangkaian pemeriksaan dulu untuk menentukan jenis amputasi dan mengevaluasi berbagai faktor yang bisa mempengaruhi rehabilitasi. Pemeriksaan itu meliputi:

  • Pemeriksaan kondisi fisik, status nutrisi, fungsi usus, sistem kardiovaskuler, dan sistem pernapasan
  • Penilaian kondisi dan fungsi bagian tubuh lain yang masih sehat
  • Evaluasi kondisi psikologis pasien
  • Penilaian terhadap lingkungan sosial, kerja, dan rumah untuk membantu rehabilitasi

Dokter menjalankan prosedur amputasi sebagai jalan terakhir sehingga memerlukan pemeriksaan yang menyeluruh untuk mengambil keputusan tersebut.

 

Adaptasi pasca Amputasi

Amputasi akan menyebabkan perubahan drastis dalam kehidupan pasien. Untuk mengatasi dampak perubahan itu, dokter akan membantu merancang rencana rehabilitasi agar pasien bisa kembali menjalani aktivitas kehidupannya.

Sebagian besar individu yang menjalani amputasi mengalami sensasi phantom limb dan phantom pain. Sensasi itu membuat individu itu merasa bagian tubuh yang telah diamputasi masih ada dan merasakan nyeri hebat dari bagian tubuh tersebut. Gejala ini memerlukan penanganan lebih lanjut agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari, antara lain lewat:

  • Pemberian obat-obatan untuk meredakan nyeri
  • Terapi cermin dengan menggerakkan bagian tubuh yang masih sehat dan yang telah diamputasi di depan cermin
  • Fisioterapi untuk menjaga mobilitas
  • Terapi psikologis guna mengatasi masalah psikologis dan emosional dampak amputasi
Baca Juga:  Bisul: Penyebab, Mencegah dan Mengatasi

Masa pemulihan dari amputasi bisa memakan waktu lama sehingga dibutuhkan peran anggota keluarga dalam memberikan dukungan sepenuhnya, terutama dari aspek psikologis. Adanya dukungan ini akan menjaga motivasi individu tersebut untuk pulih.

 

Komplikasi

Seperti jenis tindakan bedah lain, amputasi membawa risiko komplikasi. Ada pula risiko masalah baru yang berkaitan dengan hilangnya anggota tubuh. Komplikasi yang berkaitan dengan amputasi termasuk:

  • Masalah jantung, seperti serangan jantung
  • Trombosis vena dalam, yakni penggumpalan darah di pembuluh darah vena dalam terutama di kaki
  • Infeksi luka
  • Penyembuhan luka lambat
  • Pneumonia
  • Phantom limb dan phantom pain

Seusai amputasi, ada pula risiko individu mengalami komplikasi berupa depresi dan masalah psikologis lain.

 

Pencegahan

Pencegahan amputasi dapat dilakukan dengan mencegah risiko pemicunya. Menerapkan gaya hidup sehat menjadi cara utama untuk mengantisipasi masalah pembuluh darah sebagai penyebab amputasi paling umum. Caranya antara lain:

  • Makan makanan sehat dengan banyak sayur dan buah tiap hari
  • Berolahraga secara rutin setidaknya 30 menit sehari
  • Berhenti merokok
  • Mengendalikan stres

 

Kapan Harus ke Dokter?

Ketika mengalami gejala yang mengarah ke masalah pembuluh darah di kaki atau tangan, segera datangi dokter untuk menjalani pemeriksaan. Jika masalah itu lekas terdiagnosis dan teratasi, risiko harus menjalani amputasi bisa ditekan.

 

Narasumber

dr. M.Hidayat Budi Kusumo, ST, Msi. Med, SpB

Dokter Spesialis Bedah

Primaya Hospital Semarang

Referensi:

  • Amputation. https://www.nhsinform.scot/tests-and-treatments/surgical-procedures/amputation#Assessment. Diakses 25 Januari 2023
  • Amputation. https://www.hopkinsmedicine.org/health/treatment-tests-and-therapies/amputation. Diakses 25 Januari 2023
  • Limb Loss: Signs, Symptoms and Steps to Prevent Amputation. https://pvasatx.com/limb-loss-signs-symptoms-and-steps-to-prevent-amputation/. Diakses 25 Januari 2023
  • Amputation. https://www.nhs.uk/conditions/amputation/. Diakses 25 Januari 2023
  • Lower Extremity Amputation. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK546594/. Diakses 25 Januari 2023
  • Amputations. https://www.physio-pedia.com/Amputations. Diakses 25 Januari 2023
  • Amputation. https://www.healthdirect.gov.au/amputation. Diakses 25 Januari 2023
  • General Principles of Amputation Surgery. https://orthop.washington.edu/patient-care/limb-loss/general-principles-of-amputation-surgery.html. Diakses 25 Januari 2023
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below