Kentut atau dikenal sebagai flatulence dalam istilah medis adalah proses terjadinya pelepasan gas dari sistem pencernaan lewat rektum. Walau kerap dianggap sebagai hal yang memalukan atau bahkan lucu, kentut sebenarnya merupakan proses alami pada manusia. Meski demikian, saat seseorang kerap kentut secara berlebihan, bisa jadi itu adalah tanda bahwa ada masalah kesehatan yang melatari. Perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apa penyebab sering kentut pada individu tersebut.
Proses Terjadinya Kentut
Sebelum membahas penyebab sering kentut, penting untuk mengetahui proses terjadinya kentut. Kentut adalah mekanisme normal pada manusia ketika gas keluar dari rektum yang merupakan bagian dari proses pencernaan. Gas yang dilepaskan itu adalah hasil pencernaan yang terjadi di dalam tubuh.
Gas tersebut terbentuk dari berbagai macam zat, antara lain karbon dioksida, metana, hidrogen sulfida, nitrogen, dan oksigen. Bakteri yang tinggal di dalam usus besar menghasilkan gas itu dari proses pemecahan sisa-sisa makanan yang tak tercerna oleh tubuh.
Gas yang menumpuk di usus besar makin lama makin terakumulasi seiring dengan proses pencernaan yang berlanjut. Saat tekanan gas di dalam usus makin besar, respons alami tubuh adalah melepaskan gas itu lewat rektum.
Kentut bisa terjadi beberapa kali sehari dan berbeda-beda antar-individu. Faktor yang menentukan antara lain menu makanan, kebiasaan makan, gaya hidup, dan kondisi kesehatan. Karena itu, penyebab sering kentut pada tiap orang yang mengalaminya bisa berbeda-beda.
Yang pasti, gas di dalam tubuh memang harus dikeluarkan karena bisa menimbulkan masalah kesehatan bila menumpuk di dalam tubuh. Seperti dikutip dari American College of Gastroenterology, penumpukan gas di bagian kanan atas usus besar bisa menyebabkan rasa sakit yang seperti nyeri kandung empedu. Adapun akumulasi gas di bagian kiri atas usus besar bisa memicu rasa nyeri yang dapat merambat sampai ke dada dan seperti nyeri jantung.
Penyebab
Selain merupakan proses alami untuk mengeluarkan gas yang tercipta dari sistem pencernaan, kentut bisa menjadi penanda adanya masalah kesehatan tertentu. Misalnya ketika lebih sering kentut dengan disertai gejala seperti nyeri perut yang hebat, perubahan konsistensi tinja, atau masalah pencernaan lain. Dokter perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab sering kentut itu dan merumuskan penanganan yang tepat.
Berikut ini sejumlah hal yang bisa menjadi faktor penyebab sering kentut pada seseorang:
Menu makanan tinggi serat
Banyak mengonsumsi makanan yang kaya serat, di antaranya sayuran hijau dan buah-buahan. Makanan jenis ini bisa membuat produksi gas di sistem pencernaan meningkat. Serat yang sulit dicerna tubuh akan dipecah oleh bakteri ketika mencapai usus besar sehingga membentuk gas.
Makanan/minuman yang sulit dicerna
Selain tinggi serat, makanan yang sulit dicerna karena mengandung senyawa tertentu dapat menjadi penyebab sering kentut. Di antaranya produk susu dan kacang-kacangan.
Mengunyah permen karet
Ketika mengunyah permen karet, ada kemungkinan udara terlalu banyak masuk ke mulut. Walhasil, jumlah gas dalam sistem pencernaan pun bisa meningkat dan menyebabkan sering buang gas.
Kebiasaan minum dengan sedotan
Seperti mengunyah permen karet, penggunaan sedotan untuk minum bisa membuat udara lebih banyak masuk ke saluran pencernaan dan menjadi penyebab sering kentut.
Minum minuman bersoda
Minuman bersoda atau berkarbonasi mengandung gas karbon dioksida yang juga bisa meningkatkan jumlah gas di dalam saluran pencernaan sehingga lebih kerap kentut.
Masalah pencernaan
Gangguan atau penyakit pencernaan seperti sindrom iritasi usus, penyakit Celiac, penyakit radang usus, dan infeksi usus bisa menyebabkan berbagai gejala yang salah satunya lebih sering buang gas.
Intoleransi makanan
Beberapa orang memiliki intoleransi terhadap makanan tertentu yang antara lain dapat memicu gejala berupa kerap buang gas. Misalnya seseorang punya intoleransi laktosa, ketika ia mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung susus, ia bisa mengalami gejala seperti perut kembung, diare, hingga kentut berlebihan.
Stres dan kecemasan
Kondisi psikologis seperti stres dan kecemasan bisa mempengaruhi sistem pencernaan hingga memicu peningkatan produksi gas dan membuat orang lebih sering kentut.
Cara Mengantisipasi Penyebab Sering Kentut
Kentut adalah reaksi tubuh yang normal untuk melepaskan gas berlebih di dalam tubuh. Maka justru harus dipertanyakan bila tidak buang gas sama sekali dalam waktu yang lama. Walau begitu, perlu dicari tahu juga apa penyebab sering kentut jika frekuensi buang gas sangat tinggi. Untuk mengantisipasinya, beberapa hal berikut ini bisa dilakukan:
- Mengurangi atau membatasi konsumsi makanan yang bisa menyebabkan produksi gas meningkat.
- Menghindari minuman bersoda yang bisa menambah akumulasi di saluran pencernaan.
- Memperhatikan makanan/minuman yang mengandung zat tertentu bila memiliki intoleransi. Misalnta bila punya intoleransi laktosa, hindari produk susu dan mencari alternatif yang lebih aman.
- Makan dalam porsi kecil dan perlahan.
- Menghindari kebiasaan yang menyebabkan udara terlalu banyak masuk ke saluran pencernaan dan menyebabkan akumulasi gas, seperti minum dengan sedotan, mengunyah permen karet, dan merokok.
- Mengonsumsi makanan/minuman yang mengandung probiotik, termasuk suplemen jika perlu, untuk membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di dalam usus sehingga mencegah produksi gas berlebihan.
- Berolahraga secara teratur untuk menjaga kesehatan secara umum, termasuk mencegah masalah pencernaan yang bisa menjadi penyebab sering kentut.
Kapan Harus ke Dokter
Bila sudah mengubah kebiasaan yang bisa menyebabkan penumpukan gas di saluran pencernaan tapi tetap sering buang gas, mungkin ada masalah tertentu pada sistem pencernaan yang membutuhkan perhatian medis. Terutama jika ada gejala lain yang menyertai seperti nyeri di area perut. Dokter dapat melakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyebab sering kentut dan memberikan perawatan yang tepat untuk meredakan gejala yang muncul.
Narasumber:
dr. Kezia Martina Sinaga, Sp. B
Spesialis Bedah
Primaya Evasari Hospital
Referensi:
- Gas and Bloating. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5350578/. Diakses 1 Maret 2024
- Gas (flatulence). https://www.health.harvard.edu/a_to_z/gas-flatulence-a-to-z. Diakses 1 Maret 2024
- An understanding of excessive intestinal gas. https://link.springer.com/article/10.1007/s11894-000-0042-8. Diakses 1 Maret 2024
- Effective Management of Flatulence. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2009/0615/p1098.html. Diakses 1 Maret 2024
- Management of Chronic Abdominal Distension and Bloating. https://www.cghjournal.org/article/S1542-3565(20)30433-X/fulltext. Diakses 1 Maret 2024
- Patient education: Gas and bloating (Beyond the Basics). https://www.uptodate.com/contents/gas-and-bloating-beyond-the-basics/print. Diakses 1 Maret 2024
- What Causes Excessive Farts?. https://www.health.com/condition/digestive-health/what-farts-say-about-your-health. Diakses 1 Maret 2024
- Belching, Bloating, and Flatulence Overview. https://gi.org/topics/belching-bloating-and-flatulence/. Diakses 1 Maret 2024