Awal tahun baru 2022, pemerintah mengeluarkan kebijakan sekolah tatap muka 100 persen meski sedang ada lonjakan jumlah kasus Covid-19 varian Omicron di sejumlah negara. Di satu sisi, ada orang tua yang lega karena anaknya bisa kembali masuk sekolah. Tapi, di sisi lain, ada juga yang waswas karena Omicron disebut-sebut lebih menular daripada varian sebelumnya, termasuk Delta. Lantas benarkah varian ini lebih menular pada anak-anak?
Mengenal Varian Omicron
Varian Omicron adalah hasil mutasi terbaru virus corona penyebab Covid-19 yang menjadi perhatian banyak pakar kesehatan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun memasukkan varian ini ke kategori Variant of Concern, yang artinya varian ini lebih berpotensi menular dan meningkatkan risiko kematian pada penderitanya.
Varian Omicron disebut pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan pada akhir November 2021. Saat mempelajari virus corona sampel dari pasien di negaranya, para peneliti mendapati mutasi baru yang berbeda dengan data yang sudah ada. Nama ilmiah untuk varian ini sebenarnya B.1.1.529. Untuk mempermudah penyebutan dan sosialisasi tentang bahayanya, peneliti sepakat menamainya Omicron, sesuai dengan penamaan varian sebelumnya yang mengacu pada nama huruf Yunani.
Saat ini Omicron sudah menyebar hingga ke lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia. Menurut WHO, Omicron membawa risiko yang tinggi terhadap upaya penanganan pandemi di seluruh dunia. Di sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat, terjadi lonjakan drastis angka kasus positif. Karena itu, Omicron diprediksi menggeser posisi varian Delta yang pernah menggemparkan dunia pada pertengahan 2021 karena tingginya tingkat penularan saat itu.
Hingga kini, para pakar kesehatan masih meneliti soal seberapa menular varian Omicron, termasuk pada anak-anak. Begitu pula mengenai gejala dan risiko keparahan sakit yang bisa dialami pasien yang terinfeksi Covid-19 varian Omicron.
Gejala Varian Omicron pada Anak
Omicron datang tepat ketika musim dingin atau musim hujan. Pada musim-musim ini, banyak anak yang mudah terkena flu atau pilek yang gejalanya mirip dengan Covid-19. Menurut riset awal terhadap Omicron di Afrika Selatan, gejala pasien yang terinfeksi varian ini cenderung ringan, lebih ringan daripada varian Delta.
Malah banyak pasien yang tak bergejala sama sekali. Meski begitu, ada setidaknya empat gejala varian Omicron yang banyak didapati pada pasien anak-anak, yakni:
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Kehilangan nafsu makan
- Kulit ruam merah-merah
Gejala ini cukup berbeda dengan gejala Covid-19 varian awal seperti demam, batuk berkepanjangan, serta kehilangan kemampuan menghidu dan mengecap. Adapun gejala yang umum pada orang dewasa mencakup hidung meler, sakit kepala, kecapekan, bersin-bersin, dan sakit tenggorokan. Beberapa orang juga melaporkan gejala seperti sakit punggung bagian bawah, batuk berdahak, ruam, mual, muntah, dan sakit mata.
Mencegah Varian Omicron pada Anak
Hingga saat ini, WHO belum mengubah rekomendasi pencegahan terhadap Covid-19 untuk varian apa pun. Hal terpenting untuk mencegah risiko anak tertular Covid-19 varian Omicron adalah mengikuti protokol kesehatan dengan disiplin dan ketat. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurus masalah anak-anak (UNICEF) menyarankan langkah pencegahan sebagai berikut:
- Kenakan masker yang menutup mulut dan hidung. Pastikan tangan bersih saat memakai dan melepas masker.
- Jaga jarak dengan orang lain setidaknya 1 meter.
- Hindari ruang yang penuh sesak atau tak punya ventilasi memadai.
- Buka jendela untuk meningkatkan ventilasi ruangan.
- Cuci tangan secara rutin.
- Ikuti program vaksinasi jika sudah bisa.
Terkait dengan upaya mencegah penularan Covid-19 di sekolah, pemerintah telah menerbitkan surat keputusan bersama empat menteri yang mengatur protokol kesehatan di lingkungan sekolah. Orang tua dan anak serta semua warga sekolah diharapkan bisa mengikuti protokol ini dengan baik guna terhindar dari risiko penyebaran Covid-19.
Kapan Harus ke Dokter
Berdasarkan studi kasus selama ini, anak-anak yang terinfeksi Covid-19 mengalami gejala lebih ringan daripada orang dewasa secara umum. Diduga penyebabnya adalah sistem imun bawaan anak lebih kuat dalam melawan virus corona daripada orang dewasa. Dampak infeksi virus corona pada anak pun cenderung mirip dengan flu biasa. Malah dampak flu bisa lebih fatal pada kelompok usia anak.
Walau begitu, ketika anak menunjukkan gejala Covid-19, orang tua mesti langsung membawanya untuk menjalani pemeriksaan. Pemeriksaan dengan tes reaksi berantai polimerase (PCR) penting untuk memastikan apakah anak tertular Covid-19 atau tidak.
Bila hasilnya positif, dokter akan menilai tingkat keparahan gejala yang dialami. Untuk digarisbawahi, tes PCR biasa tidak dapat mendeteksi apakah virus yang menginfeksi varian Omicron atau bukan. Guna mengetahuinya, perlu pengurutan genom sampel tes PCR dari pasien untuk melihat identitas mutasi pada virus.
Jika anak tak bergejala atau gejalanya ringan, biasanya boleh menjalani isolasi mandiri di rumah atau tempat isolasi terpusat yang dikoordinasi oleh pemerintah. Ketika dalam isolasi anak menunjukkan gejala lebih parah, langsung hubungi dokter atau ambulans.
Covid-19 adalah penyakit pernapasan. Jadi orang tua harus mewaspadai gejala yang terkait dengan sistem pernapasan anak. Entah itu varian Omicron atau varian lain, anak yang terinfeksi Covid-19 akan menunjukkan gejala tersebut. Anak yang belum dites Covid-19 tapi sudah mengalami gejala seperti sulit bernapas dan demam tinggi harus segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Ditinjau oleh
dr. Desy Dewi Saraswati, Sp. A
Dokter Spesialis Anak
Primaya Evasari Hospital
Referensi:
- What we know about the Omicron variant. https://www.unicef.org/coronavirus/what-we-know-about-omicron-variant. Diakses 2 Januari 2022
- Update on Omicron. https://www.who.int/news/item/28-11-2021-update-on-omicron. Diakses 2 Januari 2022
- Everything we know so far about Omicron. https://covid.joinzoe.com/post/everything-we-know-so-far-about-omicron. Diakses 2 Januari 2022
- The Omicron Variant: What We Know Now. https://www.chla.org/blog/covid-19/the-omicron-variant-what-we-know-now. Diakses 2 Januari 2022
- What Parents Need to Know About the Omicron Variant. https://www.parents.com/health/what-parents-need-to-know-about-the-omicron-variant/. Diakses 2 Januari 2022
- How bad is Omicron? What scientists know so far. https://www.nature.com/articles/d41586-021-03614-z. Diakses 2 Januari 2022