• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Kenali Hipertensi Pulmonal: Gejala, Penyebab, dan Pencegahan

Kenali Hipertensi Pulmonal Gejala, Penyebab, dan Pencegahan

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu kondisi yang berbahaya bagi kesehatan. Kondisi ini bisa mempengaruhi jantung dan paru-paru, yang merupakan organ penting manusia. Istilah hipertensi yang biasa kita dengar atau baca adalah hioertensi yang terjadi pada pembuluh darah sistemik. Ketika tekanan darah yang tinggi terdeteksi di dalam pembuluh darah paru, maka penyakit ini disebut sebagai penyakit hipertensi paru atau hipertensi pulmonal. Pasien dengan kondisi ini memerlukan perawatan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.

 

buat jani dokter primaya

Apakah Hipertensi Paru?

Jantung terdiri atas empat ruang serambi dan bilik di sebelah kanan dan kiri. Keempat ruang itu berfungsi untuk memompa darah ke paru-paru dan seluruh tubuh. Hipertensi paru terjadi akibat pembuluh darah pada paru atau disebut juga arteri pulmonalis mengalami penyempitan, sumbatan, atau rusak. Maka ketika itu terjadi maka ruangan di sisi kanan jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke paru-paru, akibatnya tekanan darah dalam ruang-ruang di sebelah kanan jantung tersebut menjadi lebih tinggi. Lama kelamaan ruang-ruang di sebelah kanan jantung yaitu bilik kanan jantung maupun serambi kanan jantung akan kehilangan kemampuannya dalam memompa darah. Bilik jantung pun akan makin lemah dan tak bisa lagi efektif bekerja.

Dalam sistem pemompaan jantung, darah dengan kandungan oksigen berkadar rendah yang kembali ke jantung dari seluruh tubuh dipompa dari bilik kanan lewat arteri pulmonalis ke paru-paru. Di paru-paru, arteri terbagi menjadi pembuluh darah kecil untuk mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Darah kaya oksigen lalu kembali ke sisi kiri jantung yang kemudian memompanya ke seluruh tubuh.

Normalnya, darah itu mengalir dengan mudah melewati pembuluh darah. Namun, akibat masalah pada pembuluh darah, alirannya terhambat, bahkan bisa terhenti. Inilah yang menandai hipertensi paru yang bisa berujung pada masalah lain, antara lain gagal jantung sebelah kanan, desaturasi oksigen (menurunnya kadar oksigen dalam darah) dan hipertensi paru (hipertensi pulmonal).

Baca Juga:  Nyeri Dada: Gejala Covid-19 atau Penyakit Jantung

 

Apakah Gejala Hipertensi Paru?

Hipertensi paru akan mempengaruhi fungsi paru-paru sebagai tempat pertukaran oksigen. Karena itu gejala yang utama akan terkait dengan sistem pernapasan dan menyebabkan sesak nafas. Ada juga gejala lain yang mirip dengan gejala penyakit gagal jantung, antara lain:

  • Merasa sangat lelah
  • Pusing
  • Pening atau pingsan, terutama saat berolahraga atau beraktivitas fisik
  • Jantung berdetak kencang
  • Kaki, tangan, dan perut membengkak
  • Nyeri pada dada, khususnya setelah berolahraga atau beraktivitas fisik

Berbagai gejala ini semakin terasa saat beraktifitas ย atau melakukan kegiatan yang membutuhkan banyak tenaga, seperti menaiki tangga, olahraga, maupun pekerjaan rumahan seperti menyapu, mencuci dan lain sebagainya.

 

Apa saja penyebab Hipertensi Paru

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan hipertensi paru berdasarkan penyebab atau kondisi yang melatarbelakangi:

  • Terjadi akibat halangan di arteri pulmonal karena berbagai hal, termasuk konsumsi obat-obatan, infeksi HIV, gangguan autoimun, dan penyebab lain yang tak diketahui.
  • Hipertensi paru akibat penyakit pada sisi kiri jantung.
  • Penyebabnya penyakit paru hipoksemia, seperti emfisema (kerusakan kantong udara), fibrosis paru (terbentuknya jaringan parut), dan sleep apnea (gangguan berupa terhentinya napas selama beberapa saat ketika tidur)
  • Disebut hipertensi pulmonal tromboembolis kronis. Penyebabnya adalah sumbatan atau penyempitan arteri akibat gumpalan darah di dalam arteri yang membentuk jaringan parut.
  • Hipertensi paru akibat berbagai gangguan lain, termasuk kelainan darah, gangguan metabolisme, tumor, dan gagal ginjal kronis.

 

Bagaimana mendeteksi Hipertensi Paru

Hipertensi paru bisa terdeteksi di rumah sakit oleh dokter spesialis Jantung dan Pembuluh darah lewat serangkaian pemeriksaan. Bila dokter menduga pasien mengalami masalah tersebut, tes yang mungkin diperlukan untuk menegakkan diagnosis antara lain:

Echocardiografi: penggunaan gelombang suara ultrasound untuk mengetahui kerja jantung, termasuk perkiraan tekanan darah dalam arteri pulmonalis. Pemeriksaan ini menggunakan prinsip kerja seperti USG (Ultrasonografi). Pemeriksaan ini relatif mudah, cepat dan tanpa rasa sakit.

Baca Juga:  Penyakit Serebrovaskular: Gejala, Penyebab dan Mengatasinya

Kateterisasi: dokter spesialis Jantung dan Pembuluh daraha akan memasukkan sebuah selang berdiameter kecil, panjang dan fleksibel yang biasa disebut kateter melewati pembuluh darah vena di paha untuk menjangkau arteri pulmonalis dan kemudian mengukur saturasi dan tekanan dalam arteri pulmonalis sehingga dapat memberikan informasi akurat mengenai kondisi darah di sisi kanan jantung serta arteri pulmonalis.

Tes lain yang mungkin dibutuhkan termasuk elektrokardiogram (EKG) untuk mengetahui aktivitas kelistrikan jantung, tes darah, tes pernapasan, CT scan, dan MRI guna memeriksa fungsi jantung.

 

 

Bagaimana mencegah Hipertensi Paru?

Kita bisa mencegah hipertensi paru dengan selalu bergaya hidup sehat. Yang tak kalah penting adalah menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama bila memiliki faktor risiko.

Menjaga berat badan normal bisa menjadi langkah pencegahan hipertensi pulmonal yang utama, yaitu dengan cara:

  • Tidak merokok.
  • Mengobati penyakit Paru-paru / infeksi paru-paru dengan tuntas.
  • Mendeteksi secara dini penyakit katup jantung dan penyakit jantung bawaan sertaย  mengobatinya secara tuntas.
  • Mendeteksi kelainan pembekuan darah dan auti imun secara dini dan mengobatinya
  • Mengatur pola dan menu makan. Makanlah teratur dengan gizi seimbang.
  • Berolahraga rutin, misalnya joging atau bersepeda 30-60 menit setiap hari
  • Istirahat cukup dan mengendalikan stres.

 

Kapan saya harus ke Dokter?

Gejala hipertensi pulmonal yang mirip dengan penyakit jantung atau paru lain membuatnya sulit terdeteksi oleh orang awam. Karena itu, sebaiknya Anda segera menemui dokter bila anda mendapatkan ada gejala yang mengarah ke hipertensi paru. Deteksi dini adalah kunci untuk mencegah dampak yang fatal.

 

Narasumber:

dr.ย Agung Fabianย Chandranegara, Sp.JP

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah

Primaya Hospital Tangerang

 

Referensi:

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pulmonary-hypertension/symptoms-causes/syc-20350697

https://phassociation.org/patients/aboutph/

https://www.nhs.uk/conditions/pulmonary-hypertension/

https://www.cdc.gov/heartdisease/pulmonary_hypertension.htm

https://www.heart.org/en/health-topics/high-blood-pressure/the-facts-about-high-blood-pressure/pulmonary-hypertension-high-blood-pressure-in-the-heart-to-lung-system

https://emedicine.medscape.com/article/303098-overview

https://www.webmd.com/lung/pulmonary-arterial-hypertension

https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/pulmonary-hypertension

Share to :

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.