Bagi beberapa perempuan, mual dan muntah saat hamil adalah suatu hal yang biasa, terutama pada pagi hari atau yang biasa dikenal dengan istilah morning sickness. Tapi sejumlah ibu hamil lain bisa merasa mual dan muntah-muntah secara persisten dan parah sehingga berisiko mendatangkan berbagai masalah kesehatan. Kondisi yang disebut hiperemesis gravidarum ini adalah salah satu alasan utama perempuan menjalani rawat inap selama masa kehamilan.
Mengenal Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi medis yang ditandai dengan mual dan muntah yang amat parah selama masa kehamilan, berbeda dengan morning sickness yang lazim terjadi. Morning sickness biasanya mereda seusai trimester pertama. Sedangkan hiperemesis gravidarum bisa berlangsung lebih lama bahkan sampai tiba waktunya persalinan dan memerlukan tindakan medis secepatnya.
Hiperemesis gravidarum tergolong sebagai kondisi yang relatif jarang. Menurut laman NHS, diperkirakan 1-3 dari 100 ibu hamil mengalami kondisi ini. Sedangkan morning sickness dialami oleh 8 dari 10 ibu hamil.
Meski begitu, hiperemesis gravidarum bisa menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan, gangguan keseimbangan elektrolit, dehidrasi, hingga kerusakan hati. Bila tak mendapat penanganan dengan cepat, kondisi ini pun bisa berkembang kian parah dan mengancam jiwa ibu hamil serta berpotensi mempengaruhi tumbuh-kembang janin dalam kandungan akibat kurangnya nutrisi.
Gejala
Gejala hiperemesis gravidarum mirip dengan morning sickness. Tapi intensitasnya lebih tinggi. Di antaranya:
- Mual-mual dan muntah parah, bisa sampai puluhan kali dalam sehari
- Dehidrasi yang ditandai dengan jarang buang air kecil, urine berwarna gelap, dan rasa haus yang ekstrem serta pusing dan lemas karena kehilangan banyak cairan dari muntah
- Berat badan menurun drastis
- Kebingungan, lesu, sakit kepala, kram otot, sakit perut, dan gejala ketidakseimbangan elektrolit lain dalam tubuh
- Malnutrisi yang menyebabkan tumbuh-kembang janin tidak optimal
Penyebab
Belum ada yang dapat memastikan apa penyebab hiperemesis gravidarum. Tapi ada sejumlah faktor yang diduga kuat berkontribusi terhadap kondisi ini. Berikut ini beberapa di antaranya:
- Peningkatan hormon hCG dan estrogen yang biasanya terjadi pada masa kehamilan, terutama selama trimester pertama
- Ada riwayat hiperemesis gravidarum dalam keluarga
- Kehamilan kembar atau lebih dari satu janin yang umumnya dibarengi dengan meningkatnya kadar hormon hCG
- Saat hamil sebelumnya juga mengalami hiperemesis gravidarum
- Ada gangguan pada sistem pencernaan
- Stres dan kecemasan berlebih selama masa kehamilan
- Ketidakseimbangan asupan nutrisi dan metabolisme tubuh
Cara Dokter Mendiagnosis
Dokter biasanya dapat mendiagnosis hiperemesis gravidarum berdasarkan gejala yang dialami. Dokter akan menanyakan seputar gejala yang dialami, seperti frekuensi muntah, intensitas mual yang dirasakan, serta gejala lain. Jika didapati kehilangan berat badan yang signifikan (lebih dari 5 persen berat badan awal), besar kemungkinan pasien mengalami hiperemesis gravidarum.
Dokter juga perlu memeriksa riwayat medis pasien, termasuk riwayat kehamilan sebelumnya dan masalah kesehatan yang dimiliki jika ada. Selain itu, dokter harus memeriksa kondisi fisik pasien secara keseluruhan dan mengevaluasi tanda-tanda dehidrasi.
Untuk membantu menegakkan diagnosis, pasien juga bisa diminta menjalani tes laboratorium yang meliputi:
- Tes darah untuk mengecek kadar elektrolit, fungsi hati, serta kadar hormon hCG
- Tes urine untuk memeriksa tingkat dehidrasi dan tanda kekurangan nutrisi
Guna memastikan tak ada masalah pada janin dan kehamilan berjalan lancar, dokter juga bisa melakukan pemeriksaan ultrasonografi atau USG.
Cara Mengatasi
Tujuan utama penanganan hiperemesis gravidarum adalah meredakan gejala, mencegah dehidrasi, serta memastikan ibu dan janin tak kekurangan nutrisi. Berikut ini sejumlah langkah yang biasanya diambil:
- Pemberian cairan intravena (IV) untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang sehingga dapat mencegah rehidrasi
- Obat-obatan untuk mengendalikan mual dan muntah
- Pemberian nutrisi tambahan lewat infus atau menggunakan slang
- Akupunktur atau terapi alternatif untuk mengurangi mual dan muntah
Dalam kasus yang parah, ibu hamil mungkin harus menjalani perawatan di rumah sakit guna memastikan tidak terjadi kekurangan cairan dan nutrisi. Rawat inap juga mempermudah pemantauan kondisi ibu dan janin.
Selain itu, dokter bisa merekomendasikan perubahan gaya hidup yang bertujuan meredakan gejala, seperti:
- Makan dalam porsi kecil dan sering
- Menghindari makanan/minuman atau aroma yang menyebabkan mual
- Istirahat yang cukup
- Mengendalikan stres
Hiperemesis gravidarum bisa memicu stres dan kecemasan yang signifikan. Karena itu, kadang terapi psikologis diperlukan untuk membantu mengatasi masalah emosional terkait dengan kondisi ini.
Komplikasi
Hiperemesis gravidarum bisa menyebabkan komplikasi serius bila tak ditangani dengan tepat. Di antaranya:
- Dehidrasi parah yang bisa memicu gangguan fungsi ginjal, kerusakan organ, hingga kegagalan organ
- Malnutrisi yang menyebabkan tumbuh-kembang janin terhambat
- Gangguan metabolisme yang bisa menyebabkan kerusakan hati dan bahkan koma
- Berat badan bayi rendah saat lahir
- Keguguran
- Komplikasi psikologis, seperti stres, kecemasan, dan depresi
- Komplikasi dalam persalinan
- Risiko kematian
Pencegahan
Sulit untuk dapat sepenuhnya mencegah hiperemesis gravidarum mengingat penyebabnya belum diketahui pasti dan faktor pencetusnya yang beragam. Meski demikian, terdapat sejumlah jalan yang bisa ditempuh untuk menekan risiko atau mengelola gejala kondisi ini, seperti:
- Memastikan asupan nutrisi yang memadai sebelum dan selama kehamilan
- Menghindari faktor pencetus mual dan muntah
- Pemantauan ketat terhadap ibu hamil yang pada kehamilan sebelumnya mengalami hiperemesis gravidarum atau ada riwayat kondisi itu dalam keluarga
- Mengelola stres dan kecemasan
- Merencanakan kehamilan secara matang
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi dokter bila mengalami gejala hiperemesis gravidarum seperti muntah lebih dari tiga kali sehari serta tidak bisa menelan makanan atau minuman, berat badan turun secara signifikan, ada tanda-tanda dehidrasi, serta pusing dan lemas. Penanganan yang tepat dan cepat oleh dokter bisa membantu meredakan gejala dan mencegah komplikasi serius.
Narasumber:
dr. Idries Tirtahusada, Sp. OG
Spesialis Kebidanan dan Kandungan
Primaya Hospital Bhakti Wara
Referensi:
- Hyperemesis Gravidarum. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532917/. Diakses 4 Juni 2024
- Severe vomiting in pregnancy. https://www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/complications/severe-vomiting/. Diakses 4 Juni 2024
- Hyperemesis gravidarum. https://medlineplus.gov/ency/article/001499.htm. Diakses 4 Juni 2024
- Effectiveness of Acupuncture in the Treatment of Hyperemesis Gravidarum: A Systematic Review and Meta-Analysis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8337134/. Diakses 4 Juni 2024
- Hyperemesis Gravidarum. https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/pregnancy-complications/hyperemesis-gravidarum/. Diakses 4 Juni 2024
- Nausea and Vomiting of Pregnancy. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3676933/. Diakses 4 Juni 2024
- Emerging Progress in Nausea and Vomiting of Pregnancy and Hyperemesis Gravidarum: Challenges and Opportunities. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8785858/. Diakses 4 Juni 2024