Skizofrenia adalah salah satu penyakit mental serius yang dalam medis belum diketahui pasti apa penyebab yang mendasarinya. Kondisi ini memunculkan gejala seperti delusi, halusinasi, hingga gangguan berfikir.
Walaupun dalam suatu referensi diketahui bahwa skizofrenia hanya menyerang < 1% populasi di dunia, namun kondisi ini juga harus mendapatkan perawatan serius. Pasalnya, risiko kematian akibat skizofrenia terutama di kalangan anak muda 2-3x lebih tinggi dan menyebabkan berkurangnya kualitas hidup. Untuk Anda yang ingin tahu apa itu skizofrenia, yuk simak rinciannya berikut ini.
Skizofrenia Adalah?
Skizofrenia adalah salah satu jenis gangguan mental serius yang menyebabkan seseorang mengalami kondisi distorsi realitas. Jadi, penderita kondisi ini akan mengalami masalah pada perasaan, pikiran, hingga perilaku seperti kesulitan membedakan antara khayalan dan kenyataan.
Tentunya, kondisi ini membuatpenderitanya sering dicapsebagai orang gila. Padahal, seseorang pengidap skizofrenia justru butuh lebih banyak perhatian agar kondisi mentalnya dapat lebih stabil.
Apalagi, dalam kasus kronis kondisi ini akan mengakibatkan gangguan aktivitas sehari-hari hingga terjadi bersamaan dengan kondisi penyakitlain. Contohnya diabetes hingga penyakitjantung
Umumnya, penyakit ini terjadi secara kronis atau jangka panjang. Jadi, penderita skizofrenia haruslah mendapatkan perawatan rutin seumur hidup. Dengan begitu gejala tidak akan bertambah parah dan penderita pun bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan normal.
Penyakit | Skizofrenia (Schizophrenia) |
Gejala Utama | Kesulitan dalam membedakan antara yang nyata dan yang tidak |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis kejiwaan atau psikiater |
Penyebab Utama | Belum diketahui penyebabnya |
Diagnosis | Pemeriksaan fisik, terapi konseling, sesi psikoterapi, wawancara medis, dan cek tahap lanjut |
Faktor Risiko | Keturunan, penyalahgunaan obat-obatan |
Pengobatan | Pemberian obat-obatan farmakologi sesuai ketentuan dokter, terapi psikologis |
Pencegahan | Hindari faktor risiko |
Faktor Risiko
Menurut WHO, bahwa kondisi ini memengaruhi kurang lebih 20 juta orangdi seluruh dunia. Dibandingkan orang normal, penderita penyakit ini memiliki risiko potensi meninggal lebih awal 2-3x lipatnya. Terutama untuk usia muda atau mereka penderita penyakit diabetes dan penyakit jantung.
Terdapat beberapa faktor risiko yang mengakibatkan seseorang berpotensi terkena penyakit ini. Berikut ini beberapa di antaranya:
- Riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
- Penyalahgunaan obat-obatan NAPSAÂ Â
- Infeksi virus
- Psikodinamika dalam keluarga ( Mudah emosi, cemas berlebihan, sangat protektif, terlalu ikut campur dan sangat peneritik
Jenis-Jenis Skizofrenia
Bila dibagi berdasarkan gejalanya, maka kondisi ini memiliki beberapa jenis seperti halnya:
- Skizofrenia paranoid. Jenis skrizofrenia yangditandai dengan halusinasi maupun delusi terhadap suatu ketakutan seperti melihathantu, bisikan suara mengerikan, atau sebagainya.
- Schizoaffective disorder. Gejalanya berupa depresi,mania,hipomania. Berbeda dengan jenis lainnya, kategori ini memiliki gejala gangguan mood di samping delusi.
- Skizofrenia katatonik. Bisa dikatakan bahwa ini merupakan jenis skizofrenia paling langka. Ciri khasnya yaitu terjadi perubahan perilaku secara mendadak seperti tiba-tiba bicara sendiri hingga tiba-tiba diam tak bergerak sama sekali.
- Skizofrenia tak terdiferensiasi. Yaitu kondisi yangbukan tergolongsalah satu dari ketiga jenis skizofrenia di atas. Gejalanya umumnya tidak banyak bicara, bingung, dan paranoid.
Penyebab
Hingga kini, para peneliti belum tahu pasti apa saja penyebab skizofrenia. Namun, ada beberapa hal yangdiyakini menjadi penyebab schizophrenia meliputi beberapa hal berikut ini:
- Faktorgenetik atau riwayat keturunan keluarga
- Perbedaan struktur sistem saraf pusatdan stukturotak
- Masalah keseimbangan zatdi otak (dopamin dan glutamat)
- Faktor lingkungan seperti inveksi virus
- Lingkungan penuh tekanan dan stres
- Kekurangan nutrisi saatmasih dalam kandungan
- Penyalahgunaan obat terlarang narkotika
- Menderita penyakit autoimun
Gejala Skizofrenia
Tiap orang punya gejala yang berbeda-beda. Apabila kondisinya semakin parah, maka gejalanya pun akan semakin parah. Ini dia beberapa gejala yang paling umum dari para penderita penyakit skizofrenia:
- Halusinasi
- Delusi (waham)
- Gangguan kognitif
- Pikiran kacau
- Gerakan tak teratur
- Ucapan sulit dikenali
- Kehilangan motivasi hidup
- Sulit konsentrasi
- Masalah bersosialisasi
- Apatis
- Buruk dalam emosi
- Mudah tersinggung
- Kesulitan tidur
- Gangguan pengambilan keputusan
- Gangguan ekspresi wajah
- Isolasi diri
Diagnosis
Dalam mendiagnosis skizofrenia, dokter umumnya kerap melakukan beberapa langkah-langkah sebagai berikut:
- Cek riwayat medis
- Wawancara medis
- Pemeriksaan fisik
- Evaluasi kejiwaan
- Pemeriksaan darah lengkap
- Tes pencitraan
Pencegahan Schizophrenia
Karena penyebab yang mendasarinya belum jelas, maka pencegahan terhadap schizophrenia pun masih belum dapat dipastikan. Namun Anda bisa melakukan beberapa hal untuk menekan faktor risiko seperti:
- Menghindari penyalahgunaan obat-obatan di usia muda
- Melakukan terapi psikologis jika merasakan keanehan pada mental Anda
- Segera periksakan diri bila terkena infeksi virus, terutama pada masa kehamilan
Pengobatan Skizofrenia
Penderita schizophrenia dapat melakukan pengobatan rutin ke psikolog maupun psikiater. Apabila kondisinya sudah terlalu parah, maka Anda dapat melakukan pengobatan di rumah sakitjiwa. Untuk jenis pengobatan yang kerap dokter lakukan meliputi:
- Pengobatan psikososial: dengan terapi psikologis dan sosial seperti halnya terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT).
- Terapi obat-obatan: pemberian antipsikotik sebagai obat skizofrenia juga kerap diberikan oleh dokter dengan tambahan obat anti anxiety dan antidepresan.
Beberapa pengobatan mandiri juga dapat dipertimbangkan nseperti:
- Berpartisipasi dalam program grup support jika ada
- Hindari konsumsi alkohol, kafein, dan pola makan tak seimbang
- Selalu konsultasikan ke dokter bila ada perasaan ingin bunuh diri
- Hindari kurang tidur, stres, dan berada di lingkungan penuh stres
Kapan Harus ke Dokter?
Kunjungi dokter spesialis kejiwaan atau psikiater apabila Anda mengalami gejala skizofrenia yang muncul. Dengan segera memeriksakan diri saat gejala awal muncul, maka proses kesembuhan dapat lebih optimal.
Narasumber:
Spesialis Kedokteran Jiwa
Primaya Hospital Makassar
Referensi:
- Schizophrenia – Symptoms and causes. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/schizophrenia/symptoms-causes/syc-20354443. Diakses pada 24 Februari 2024.
- Schizophrenia. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/schizophrenia. Diakses pada 24 Februari 2024.
- Types of schizophrenia. https://mentalhealth-uk.org/help-and-information/conditions/schizophrenia/types-of-schizophrenia/. Diakses pada 24 Februari 2024.
- What Are the 4 Types of Schizophrenia. https://health.clevelandclinic.org/what-are-the-4-types-of-schizophrenia-and-how-can-they-affect-you/. Diakses pada 24 Februari 2024.