ISPA merupakan singkatan dari โInfeksi Saluran Pernafasan Akutโ. Dalam kebanyakan kasus, penyakit ini memang dapat sembuh sendiri dalam 3-6ย hari walau tanpa pengobatan. Namun, tanpa penanganan yang tepat penyakit ini dapat menular ke orang lain dengan mudah.
Apa itu ISPA?
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) adalah suatu infeksi pada saluran pernafasan atas ataupun saluran pernafasan bawah. Dalam istilah medis penyakit ini disebut sebagai acute respiratory infection (ARI).
Jenis penyakit yang tergolong ISPA sendiri banyak karena infeksi ini bisa disebabkan oleh bakteri maupun virus. Contohnya ada covid-19, pneumonia, epiglottitis, influenza, sinusitis, laringitis akut, faringitis akut (radang tenggorokan akut).
Penyakit ISPA dapat menjangkit siapa pun orangnya tanpa memandang usia. Namun, bagi anak kecil lebih berpotensi terkena penyakit ini, termasuk bagi para lansia yang mana daya tahannya semakin menurun.
Untuk jenis penyakit yang tergolong sebagai ISPA sendiri meliputi:
- Infeksi saluran pernafasan atas: pilek, sinus, covid-19, tonsilitis, dan juga radang tenggorokan.
- Infeksi saluran pernafasan bawah: TBC (Tuberkulosis), radang paru-paru, bronkitis, bronkiolitis.
Penyakit | ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) |
Gejala Utama | Batuk, sesak nafas, pilek, demam |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis paru & pulmonologi, dokter spesialis THT |
Penyebab Utama | Infeksi bakteri atau virus |
Diagnosis | Pemeriksaan darah, cek sampel dahak, CT scan |
Faktor Risiko | Anak di bawah 1 tahun dan usia lanjut |
Pengobatan | Pengobatan sesuai infeksi yang menyerang |
Pencegahan | Hindari merokok, dan obati penyakit yang mendasarinya |
Komplikasi | Gagal paru, sepsis, empiema, emfisema |
Faktor Risiko ISPA
Menurut National Institutes of Health (NIH), bahwa hampir semua orang pastinya pernah mengalami ISPA setidaknya sekali setiap tahunnya. Namun, ada beberapa golongan tertentu yang meningkatkan risiko seseorang terkena ISPA seperti:
- Anak-anak dengan imun tubuh yang lemak
- Bayi usia 6 bulan atau kurang
- Anak di bawah 1 tahun
- Penderita gagal jantung progresif
- Penderita paru obstruktif kornik
- Pengidap asma
- Penderita HIV/AID
- Perokok aktif
Penyebab ISPA
Penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut yaitu akibat infeksi bakteri, atau virus pada saluran pernafasan atas maupun bawah. Namun dalam kebanyakan kasus, kondisi ini lebih sering terjadi pada saluran pernafasan atas. Nah, berikut ini beberapa penyebab yang seringkali Anda alami:
- Rhinovirus
- Adenovirus
- Respiratory Syncytial Virus (RSV)
- Virus corona
- Virus influenza
- Parainfluenza virus
- Streptococcus
- Chlamydia Haemophilus
- Staphylococcus aureus
- Mycoplasma pneumoniae
- Klebsiella pneumoniae
Beberapa virus dan bakteri di atas dapat dengan mudah menyebar baik secara fisik maupun melalui percikan droplet dari penerita yang terinfeksi.
Selain itu, kondisi lingkungan juga dapat memengaruhi
Gejala
Beberapa gejala yang tampak dari penderita ISPA yaitu berikut ini:
- Batuk
- Batuk berdahak
- Sesak nafas
- Sakit kepala
- Pilek
- Mudah lelah
- Sakit tenggorokan
- Bersin
- Pembesaran kelenjar getah bening
- Hidung tersumbat
- Demam
- Mengi
Diagnosis
Pertama-tama, dokter akan menanyakan kepada pasien tersebut terkait gejala yang di alami dan serangkaian wawancara medis lain. Setelah, dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk mengetahui apakah terdapat kemiripan gejala ISPA atau tidak.
Lalu, bila hasilnya masih belum jelas maka akan dibutuhkan serangkaian pemeriksaan lanjutan seperti:
- Cek saturasi oksigen
- Pengambilan sampel dahak
- Tes fungsi pernafasan
- CT scan atau rontgen dada
Pencegahan
Ada beberapa macam upaya yang dapat Anda lakukan untuk mencegah terjangkit ISPA seperti halnya berikut ini:
- Selalu cuciย tangan dengan teratur
- Bersihkan lingkungan tempat tinggal
- Hindari merokok atau di ruangan penuh asap rokok
- Jangan menyentuh wajah saat tangan kotor
- Konsumsi makanan kaya vitamin
- Lakukan vaksinasi
- Olahraga secara rutin
- Hindari kontak langsung dengan penderita ISPA
Pengobatan
Dalam kebanyakan kasus, ISPA seringkali disebabkan oleh virus. Apabila penyebabnya adalah virus, maka umumnya dapat sembuh sendiri seiring berjalannya waktu. Namun dokter biasanya tetap memberikan beberapa obat-obatan seperti:
- Pereda demam dan nyeri (paracetamol/ibuprofen)
- Antiviral
- Antibiotik
- Pereda batuk (guafinesin)
- Pereda pilek dan hidung tersumbat (diphenhydramine)
Anda pun dapat melakukan pengobatan mandiri dari rumah secara mudah dan aman seperti halnya:
- Konsumsi madu dan lemon yang dicampur dengan air hangat
- Perbanyak konsumsi air bening (air putih)
- Perbanyak istirahat
- Hirup uap minyak kayu putih/mentol yang dicampur air panas
- Kumur dengan air garam hangat agar tenggorokan tidak gatal
- Gunakan bantal agak tinggi saat tidur agar pernafasan lebih lancar
Komplikasi
Walaupun dapat sembuh sendiri, namun ISPA juga dapat mengakibatkan serangkaian komplikasi serius apabila tidak mendapatkan perawatan secara tepat. Berikut contohnya:
- Gagal napas (gagal paru-paru)
- Bronkitis kronis (TBC Kronis)
- Empiema (nanah di selaput paru)
- Peningkatan karbondioksida darah
- Osteomielitis
- Gagal jantung
- Kumpulan nanah di paru-paru
- Sepsis
- Mastoiditis
- Emfisema (kantong paru rusak)
- Selulitis
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan diri Anda ke dokter spesialis paru & pulmonologi atau dokter spesialis THT apabila mengalami gejala ISPA seperti yang kami sebutkan di atas selama lebih dari 3 minggu. Selain itu, Anda harus mendapatkan pertolongan medis sesegera mungkin apabila mengalami:
- Batuk darah
- Kesulitan bernafas
- Demam suhu di atas 39 C
- Penurunan kesadaran
- Muntah-muntah
Nah demikian beberapa hal yang perlu anda ketahui terkait apa itu ISPA. Yuk mulai gaya hidup sehat mulai dari sekarang agar terhindar dari penyakit ini.
Narasumber:
Dokter Umum
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
- Respiratorytract infections (RTIs). https://www.nhs.uk/conditions/respiratory-tract-infection/. Diakses pada 17 Februari 2024.
- Adenoviruses. http://www.cdc.gov/adenovirus/. Diakses pada 17 Februari 2024.
- Vitamin C and immune cell function. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6195639/. Diakses pada 17 Februari 2024.
- Vitamin C and immune function. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5707683/. Diakses pada 17 Februari 2024.
- Bronchitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bronchitis/symptoms-causes/syc-20355566. Diakses pada 17 Februari 2024.