• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Buta Warna: Gejala, Penyebab dan Mengatasi

Buta Warna Gejala, Penyebab dan Mengatasi

Warna menjadi fitur dan memberikan sifat unik pada suatu benda yang membedakannya dengan benda lain. Karena itu, masalah penglihatan berupa buta warna bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga membutuhkan perhatian khusus.

 

buat jani dokter primaya

Mengenal Buta Warna

Buta warna adalah kesulitan atau ketidakmampuan membedakan warna tertentu. Biasanya orang yang mengalami buta warna sulit atau tak bisa membedakan warna merah, hijau, biru, dan kuning. Akibatnya, mereka akan mendapati kesulitan dalam berbagai aktivitas, dari sekolah hingga karier.

Faktor utama yang menyebabkan kondisi buta warna adalah genetik atau kelainan bawaan yang ada sejak lahir. Seperti dikutip dari National Eye Institute, buta warna lebih banyak dialami kalangan pria daripada wanita. Penyebabnya adalah tidak normalnya sel kerucut, yakni sel yang berperan mengirim informasi tentang warna ke otak. Ketidaknormalan ini terkait dengan kromosom yang diturunkan dari orang tua.

Berbeda dengan penyakit mata seperti katarak atau glaukoma, kondisi ini tidak mempengaruhi kesehatan mata. Tingkat keparahan buta warna bervariasi dari ringan hingga berat. Ada orang yang hanya kesulitan membedakan warna tertentu, ada juga yang tidak bisa melihat warna sama sekali.

Berikut ini beberapa jenis buta warna:

  • Deuteranopia: warna merah tampak seperti kuning kecokelatan dan warna hijau menjadi krem
  • Protanopia: warna merah terlihat seperti hitam, sementara hijau tampak seperti kuning
  • Tritanopia: tidak bisa membedakan warna biru dan kuning
  • Deuteronomali: objek berwarna hijau tampak kemerahan
  • Protanomali: objek berwarna merah terlihat lebih hijau gelap
  • Tritanomali: tidak bisa membedakan biru dan hijau atau merah dan kuning
  • Monokromasi: tidak bisa melihat warna sama sekali, hanya dapat melihat hitam, putih, dan abu-abu

Buta warna tidak dapat disembuhkan, tapi orang yang mengalami kondisi ini dapat belajar mengenali warna dengan bantuan tes atau alat khusus serta belajar mengatasi kesulitan yang terkait dengan masalah pengelihatan.

 

Gejala

Orang yang mengalami buta warna tidak lantas pasti tak dapat melihat warna sama sekali atau hanya bisa melihat dunia dalam warna hitam, putih, dan abu-abu. Gejala lain yang mungkin dialami antara lain sulit membedakan:

  • Warna tertentu, misalnya merah dan hijau atau biru dan kuning
  • Warna dalam gambar atau pola
  • Warna dalam cahaya redup
  • Warna pada objek tertentu, misalnya lampu lalu lintas
Baca Juga:  Sering Sakit Kepala? Kenali Gejala dan Pengobatannya

Di antara sejumlah gejala buta warna itu, ketidakmampuan melihat warna sama sekali adalah yang paling jarang terjadi. Penderita buta warna juga mungkin tak dapat mengidentifikasi warna dalam versi yang lebih terang.

 

Penyebab

Buta warna umumnya disebabkan oleh gen resesif-X yang diturunkan dari ibu ke anaknya. Ada juga kemungkinan penyebab buta warna adalah penyakit atau cedera yang mengakibatkan kerusakan saraf optik atau retina yang berdampak hilangnya kemampuan mengenal warna. Adapun penyakit yang bisa menyebabkan buta warna antara lain:

  • Diabetes
  • Glaukoma
  • Degenerasi makula
  • Leukemia

Penyebab lainnya termasuk penggunaan obat-obatan yang menimbulkan efek samping ke penglihatan, penuaan, serta paparan bahan kimia.

 

Cara Dokter Mendiagnosis Buta Warna

Dokter bisa mendiagnosis buta warna lewat pemeriksaan tes warna. Dalam tes ini, dokter menggunakan papan tes warna Ishara yang terdiri atas serangkaian titik berwarna yang diatur untuk membentuk angka atau bentuk tertentu. Pasien akan diminta mengidentifikasi angka atau bentuk tersebut untuk mengecek apakah ada kesulitan dalam membedakan warna.

Selain tes warna Ishihara, ada beberapa tes warna yang bisa dipakai untuk menegakkan diagnosis buta warna, misalnya tes warna Farnsworth-Munsell dan Nagel. Inti tes itu adalah mengecek kemampuan individu dalam membedakan warna serta mengidentifikasi pola warna tertentu. Bila berdasarkan hasil tes itu ditemukan ada kesulitan dalam membedakan warna, dokter mata atau ahli optometri akan membuat diagnosis kondisi buta warna.

 

Mengatasi Buta Warna

Tidak ada cara untuk menyembuhkan buta warna, tapi ada sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari, seperti:

  • Memakai alat bantu berupa kacamata khusus atau lensa kontak yang bisa membantu memperjelas kontras warna sehingga lebih mudah dibedakan
  • Menggunakan aplikasi atau perangkat lunak yang dapat mengonversi warna dalam gambar atau teks
  • Meminta bantuan dari keluarga atau teman untuk memberi petunjuk warna ketika membutuhkan
  • Belajar memperhatikan kontras warna yang tinggi pada benda di sekitar
Baca Juga:  Nyeri Dada: Gejala Covid-19 atau Penyakit Jantung

 

Komplikasi

Pada umumnya buta warna tidak dipandang sebagai masalah medis yang serius dan tak menyebabkan komplikasi pada kondisi kesehatan penderitanya. Tapi buta warna bisa mempengaruhi kualitas hidup terutama dalam hal pekerjaan atau kegiatan yang membutuhkan pengenalan warna yang akurat dan konsisten.

 

Pencegahan

Kebanyakan kasus buta warna disebabkan oleh faktor genetik yang tak bisa dicegah. Tapi ada beberapa cara untuk membantu mengurangi risiko mengalami buta warna karena penyebab lain dan mencegah kondisi ini memburuk. Misalnya:

  • Menghindari paparan bahan kimia yang bisa merusak sel pengelihatan, seperti pestisida dan zat kimia beracun
  • Menjaga diri agar terhindar dari cedera pada mata atau kepala yang bisa mengakibatkan kerusakan pada saraf optik atau retina
  • Mengonsumsi makanan yang menyehatkan dan menghindari asap rokok demi kesehatan mata

 

Kapan Harus ke Dokter?

Walau buta warna dianggap sebagai masalah kesehatan yang tak serius, tetap butuh perhatian medis agar individu yang mengalaminya tetap dapat beraktivitas dengan lancar. Bila ada gejala buta warna, sebaiknya temui dokter secepatnya untuk pemeriksaan lebih lanjut.

 

Reviewer

dr. Melvina Nidya Sandra, Sp.M

Dokter Spesialis Mata

Primaya Hospital Bekasi Timur

Referensi:

  • Causes of Color Blindness. https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/color-blindness/causes-color-blindness. Diakses 8 Maret 2023
  • Color vision deficiency. https://www.aoa.org/healthy-eyes/eye-and-vision-conditions/color-vision-deficiency?sso=y. Diakses 8 Maret 2023
  • At a glance: Color Blindness. https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/color-blindness. Diakses 8 Maret 2023
  • Types of Color Blindness. https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/color-blindness/types-color-blindness. Diakses 8 Maret 2023
  • Color vision devices for color vision deficiency patients: A systematic review and metaโ€analysis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9498227/. Diakses 8 Maret 2023
  • What Is Color Blindness?. https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-color-blindness. Diakses 8 Maret 2023
  • Colour vision deficiency (colour blindness). https://www.nhs.uk/conditions/colour-vision-deficiency/. Diakses 8 Maret 2023
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.