Otot lambung memainkan peran penting dalam proses pencernaan makanan. Proses ini melibatkan koordinasi antara otot dan saraf untuk memastikan makanan yang masuk ke lambung bisa dicerna dengan baik. Jika otot ini mengalami masalah, bisa terjadi gastroparesis yang bisa menyebabkan gejala yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Mengenal Gastroparesis
Gastroparesis adalah kondisi ketika pengosongan lambung berjalan lambat sehingga gerakan makanan dan cairan melalui sistem pencernaan pun lebih lambat dari yang seharusnya. Kondisi ini terjadi saat otot lambung tidak dapat berkontraksi dengan kuat atau berkoordinasi dengan baik sehingga proses pencernaan yang normal terganggu.
Pada orang yang sehat atau ketika lambung berfungsi dengan normal, kontraksi lambung membantu menghancurkan makanan dan mengirim makanan yang sudah hancur ke usus kecil untuk kemudian dicerna dan diserap nutrisinya. Pada penderita gastroparesis, proses ini berjalan sangat lambat sehingga menyebabkan sejumlah gejala yang bisa mempengaruhi kualitas hidup individu tersebut.
Menurut American College of Gastroenterology, gastroparesis erat kaitannya dengan diabetes. Orang yang mengalami diabetes lebih berisiko terkena gastroparesis sehingga harus lebih waspada. Kadang kondisi ini juga bisa terjadi setelah menjalani pembedahan atau terkena infeksi virus yang menyerang saraf dan mempengaruhi otot lambung. Selain itu, individu dengan masalah neurologis bisa mengalami gastroparesis.
Gejala
Ketika terkena gastroparesis, setiap orang mungkin mengalami gejala yang berbeda-beda. Begitu pula tingkat keparahan gejalanya. Gejala ini kerap muncul setelah makan berat atau memakan makanan yang sulit dicerna. Berikut ini sejumlah gejala gastroparesis yang umum:
- Perut terasa nyeri atau tidak nyaman
- Mual dan muntah
- Cepat merasa kenyang
- Penurunan berat badan
- Kadar gula darah tidak stabil
- Gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit
- Sensasi terbakar di tenggorokan karena asam lambung naik
- Kelelahan dan kurang energi
- Dehidrasi
- Dada seperti tertekan mirip serangan jantung
Penyebab Gastroparesis
Penyebab utama gastroparesis adalah diabetes, terutama tipe 1. Pada pasien diabetes, tingginya kadar gula darah bisa mengakibatkan kerusakan saraf yang mengatur gerakan otot lambung. Faktor lain yang menyebabkan gastroparesis meliputi:
- Gangguan neurologis yang mempengaruhi otot lambung
- Efek samping obat-obatan yang bisa memperlambat gerakan otot lambung
- Operasi pada lambung atau organ pencernaan lain yang bisa merusak otot atau saraf lambung
- Infeksi yang merusak saraf lambung, terutama oleh virus
- Gangguan hormonal seperti hipotiroidisme
- Gangguan autoimun seperti lupus dan scleroderma
- Kondisi inflamasi seperti penyakit Crohn
- Masalah metabolisme
- Gangguan makan seperti anoreksia nervosa
Dalam sejumlah kasus, penyebab gastroparesis tak bisa diketahui dengan pasti walau gejalanya muncul. Kondisi ini disebut idiopatik.
Cara Dokter Mendiagnosis Gastroparesis
Dokter perlu melakukan serangkaian tes dan evaluasi medis untuk menegakkan diagnosis gastroparesis. Diagnosis biasanya didasarkan pada pemeriksaan gejala yang khas. Namun pemeriksaan penunjang mungkin perlu dilakukan untuk memastikan tak ada penyumbatan mekanis pada lambung atau usus serta masalah lain seperti tukak lambung.
Berikut ini beberapa cara dokter mendiagnosis gastroparesis:
- Pemeriksaan riwayat medis dan gejala yang dialami
- Tes pencitraan dengan pemberian cairan kontras untuk mengamati bagaimana kerja lambung saat mengosongkan isinya
- Pemeriksaan endoskopi untuk melihat langsung kondisi lambung
- Tes elektrogastrografi dengan merekam aktivitas listrik lambung lewat elektroda yang ditempelkan pada kulit perut guna mengevaluasi kontraksi otot lambung
- Uji manomatri untuk mengukur tekanan di dalam lambung dan esofagus
- Tes analisis darah dan urine untuk membantu mengidentifikasi kondisi penyebab gastroparesis
- Tes pencernaan dan penyerapan nutrisi dengan meminta pasien menghirup hidrogen setelah mengonsumsi makanan dengan kandungan gula tertentu
- Evaluasi sistem saraf guna mendeteksi adanya gangguan sistem saraf yang bisa mempengaruhi otot lambung
Cara Mengatasi Gastroparesis
Penanganan gastroparesis biasanya menggunakan pendekatan komprehensif yang meliputi perubahan gaya hidup, pengaturan pola makan, pemberian obat, dan tindakan medis bila perlu. Langkah umum untuk mengatasi gastroparesis antara lain:
- Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan menghindari stres dengan melakukan latihan relaksasi dan olahraga secara teratur
- Mengatur pola makan, seperti:
- Makan dalam porsi lebih kecil
- Tidak makan makanan berlemak dan sulit dicerna
- Makan dengan perlahan
- Memilih makanan yang mudah dicerna, seperti sup dan bubur
- Menghindari makanan/minuman yang bisa menimbulkan rangsangan seperti kopi dan makanan pedas/asam
- Penggunaan obat prokinetik atau pemacu gerakan otot lambung agar lambung lebih cepat kosong
- Pemberian nutrisi tambahan bila ada tanda kekurangan nutrisi
- Bagi penderita diabetes, tim medis akan membantu pengelolaan kadar gula darah
- Untuk kasus gastroparesis berat dan pasien sangat kekurangan nutrisi, dokter bisa menggunakan feeding tube untuk memberikan nutrisi langsung ke usus halus melalui lambung
Komplikasi Gastroparesis
Gastroparesis bisa memicu komplikasi yang mempengaruhi kualitas hidup penderita dan dapat berdampak serius terhadap kondisi kesehatannya. Di antaranya:
- Kekurangan nutrisi
- Dehidrasi
- Penurunan berat badan yang signifikan
- Perburukan diabetes
- Infeksi lambung
- Refluks asam lambung
- Kerusakan saraf permanen
- Bagi ibu hamil, kondisi janin dalam kandungan bisa terpengaruh
- Gangguan mental dan emosional, termasuk depresi
Pencegahan Gastroparesis
Pencegahan gastroparesis bisa dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat setiap hari, termasuk dalam hal kebiasaan makan. Misalnya:
- Minum 6-10 gelas air putih setiap hari
- Menjaga kadar gula darah tetap dalam batas aman
- Tidak merokok
- Tidak minum minuman beralkohol
- Berolahraga atau melakukan aktivitas fisik rutin
- Tidak makan dalam jumlah berlebih
- Membatasi makanan yang sulit dicerna
Kapan Harus ke Dokter?
Bila mengalami gejala seperti mudah kenyang, mual, dan muntah setiap hari hingga rutinitas terganggu, penting untuk segera mendatangi dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterologi dan Hepatologi guna menjalani pemeriksaan dan konsultasi. Pemeriksaan dini dan diagnosis tepat waktu bisa meningkatkan peluang kesembuhan dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Narasumber:
dr. Ahmar Abyadh, Sp. PD-KGEH, FINASIM, Mkes
Dokter Spesialis Gastroenterologi-Hepatologi
Primaya Hospital Bekasi Timur
Referensi:
- Gastroparesis. https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/gastroparesis. Diakses 13 Desember 2023
- Gastroparesis Overview. https://gi.org/topics/gastroparesis/. Diakses 13 Desember 2023
- Diabetes and Digestion. https://www.cdc.gov/diabetes/library/features/diabetes-digestion.html. Diakses 13 Desember 2023
- Gastroparesis. https://bestpractice.bmj.com/topics/en-gb/642. Diakses 13 Desember 2023
- Bloating in gastroparesis: severity, impact, and associated factors. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3137717/. Diakses 13 Desember 2023
- Gastroparesis: New insights into an old disease. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7243643/. Diakses 13 Desember 2023
- Epidemiology, Etiology, and Treatment of Gastroparesis: Real-World Evidence From a Large US National Claims Database. https://www.gastrojournal.org/article/S0016-5085(21)03613-1/fulltext. Diakses 13 Desember 2023
- Gastroparesis. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/gastroparesis. Diakses 13 Desember 2023