Walau tidak sebahaya gagal jantung atau henti jantung mendadak, nyatanya penyakit jantung rematik tetaplah tergolong sebagai penyakit yang membahayakan. Terlebih, kondisi ini berkaitan erat dengan kelainan jantung baik bawaan maupun bukan bawaan.
Komplikasi yang dapat terjadi pun beragam, khususnya jika kondisi sudah parah. Jadi, yuk ketahui secara mendalam seputar bahaya jantung rematik dan ragam gejala yang jarang disadari berikut ini.
Apa Itu Jantung Rematik?
Jantung rematik yaitu penyakit berupa kerusakan katup-katup jantung yang terjadi secara permanen. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh satu jenis kondisi kesehatan yang dinamakan demam rematik.
Penyebab kerusakan pada katup-katup jantung ini terjadi karena adanya infeksi tenggorokan. Infeksi akibat bakteri Streptococcus ini mengakibatkan demam rematik dan berakibat pada jantung rematik.
Setidaknya 39% pasien yang mengalami demam rematik akut akan menderita kelainan jantung lainnya. Contohnya berupa peradangan kantung jantung, kegagalan katup jantung untuk menutup, gagal jantung, hingga terjadi kematian.
Apabila kondisinya parah, maka hal ini bisa mengakibatkan banyak masalah lainnya. Contohnya yaitu berupa gangguan katup (stenosis katup). Hal ini berakibat pada katup jantung yang tidak mampu membuka dengan sempurna yang menjadikan darah tidak mengalir dengan lancar.
Beberapa faktor lain yang bisa mendasari kondisi ini yaitu berupa usia, keturunan, makanan atau gizi, hingga reaksi kekebalan tubuh. Oleh karena itu, penting sekali untuk memeriksakan diri ke dokter apabila Anda mendapatkan gejala yang sesuai dengan penyakit ini.
Nama | Jantung Rematik (Rheumatic Heart Disease) |
Gejala Utama | Nyeri dada, ruam kulit, sesak nafas, demam |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis jantung |
Penyebab Utama | Demam rematik, faktor usia, keturunan, hingga kekebalan tubuh |
Diagnosis | Ekokardiografi, radiologi, elektrokardiografi |
Faktor Risiko | Keturunan, faktor usia, pola makan (kebutuhan gizi) |
Pengobatan | Antibiotik, operasi |
Pencegahan | Menjaga kebersihan diri dan lingkungan |
Komplikasi | Aritmia, gagal jantung, kerusakan katup jantung, enkokarditis |
Faktor Risiko
Umumnya, kondisi ini terjadi pada usia 5-15 tahun atau pada fase anak dan remaja. Walau demikian, orang dewasa juga dapat menderita kondisi ini, khususnya apabila memiliki kelainan genetik atau pun infeksi infeksi grup bakteri A Streptococcus. Berikut ini rincian faktor risiko yang memengaruhinya:
- Faktor usia antara anak usia 5 – 15 tahun namun lebih sering terjadi pada usia 8 tahun.
- Terkena infeksi bakteri grup A Streptococcus dan tidak segera mendapatkan antibiotik.
- Hidup di lingkungan tidak sehat dan jarang menjaga kebersihan tubuh.
- Kelainan genetik seperti beberapa penyakit yang dapat mengakibatkan daya imun lemah.
- Faktor genetik atau keturunan karena mewariskan penyakit dari orang tua.
- Faktor gizi seperti kurangnya mendapatkan nutrisi sehingga rentah terhadap penyakit.
Penyebab Jantung Rematik
Penyebab jantung rematik yaitu akibat respons auto imun tubuh yang mana terjadi gangguan ketika melawan infeksi akibat bakteri Streptococcus. Kondisi ini termasuk jarang terjadi untuk beberapa infeksi lainnya.
Para peneliti menemukan adanya kaitan antara katup jantung dengan komponen pada sel bakteri Streptococcus ini. Jadi, saat sistem imun sedang melawan bakteri ini, justru akan terjadi kesalahan menyerang jaringan tubuh.
Bahkan, kondisi ini tidak hanya terjadi pada katup jantung saja, melainkan dapat menyerang kulit, sendi, dan berbagai macam organ lainnya. Hal ini mengakibatkan seluruh tubuh merasakan sakit, demam, nyeri sendi, dan kondisi lain yang serupa dengan rematik.
Gejala Jantung Rematik
Mengutip dari laman NCBI, bahwa setiap orang memiliki gejala yang berbeda-beda satu sama lain. Ini ditentukan dari seberapa parah penyakit tersebut, tingkat kerusakan jantungnya, dan gejala penyakit lain yang menyertainya. Beberapa kondisi ini meliputi:
- Nyeri dada (khususnya di area jantung)
- Demam saat beraktivitas
- Demam di atas 39° C
- Aritmia (detak jantung tidak beraturan)
- Ruam kulit
- Adanya suara bising pada jantung
- Nyeri sendi
- Sendi bengkak
- Terasa lelah tanpa sebab
Cara Dokter Mendiagnosis
Prosedur medis yang kerap dokter lakukan untuk mendiagnosis jantung rematik meliputi beberapa hal di bawah ini:
- Tes darah. Untuk mengetahui apakah terjadi peradangan akibat peningkatan sel darah putih atau tidak.
- EKG (Elektrokardiografi). Yaitu salah satu pengujian untuk merekam adanya aktivitas kelistrikan pada jantung.
- Ekokardografi. Yaitu tes untuk mengetahui citra visual dari jantung, termasuk mengetahui struktur dan fungsinya.
- CT Scan. Berguna untuk mendapatkan gambaran visual dari jantung secara lebih detail sehingga dokter dapat mendiagnosis secara lebih mendalam.
- MRI Scan. Yaitu jenis pemeriksaan radiologi untuk mendapatkan gambaran visual dari jantung secara lebih detail sehingga dokter dapat mendiagnosis secara lebih mendalam.
Pencegahan
Pencegahan jantung rematik bisa Anda lakukan dengan melakukan upaya-upaya seperti halnya berikut ini:
- Jaga kebersihan lingkungan dengan baik.
- Cuci tangan dengan air mengalir.
- Saat terinfeksi bakteri, minum antibiotik sesuai resep.
- Makan-makanan dengan gizi seimbang.
- Periksakan kesehatan jantung secara rutin.
Pengobatan Jantung Rematik
Pengobatan yang optimal yaitu saat masih dalam tahap-tahap awal. Jika sudah parah, tentunya akan semakin sulit untuk mengobatinya. Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan yaitu melalui:
- Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi yang mendasari penyakit ini.
- Memberikan obat penenang jantung sehingga detak jantung kembali normal.
- Melakukan operasi pembedahan guna mengganti katup yang rusak.
Komplikasi
Saat kondisi sudah parah akibat tidak segera mendapatkan perawatan yang optimal, maka akan mengakibatkan beberapa kondisi seperti:
- Gagal jantung
- Aritmia (gangguan irama jantung)
- Kerusakan katup jantung
- Endokarditis (infeksi katup jantung)
Kapan Harus ke Dokter?
Segera kunjungi dokter spesialis jantung apabila Anda merasakan gejala yang telah disebutkan di atas. Usahakan, Anda memeriksakannya secepat mungkin guna terhindar dari komplikasi yang lebih serius.
Narasumber:
dr. Jepisco Tabengan Asi Lautt
Dokter Umum
Primaya Hospital Betang Pambelum
Referensi:
- Acute rheumatic fever. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK594238/. Diakses pada 06 Oktober 2024.
- Rheumatic heart disease. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538286/. Diakses pada 06 Oktober 2024.
- Acute rheumatic fever. https://www.cdc.gov/groupastrep/diseases-hcp/acute-rheumatic-fever.html. Diakses pada 09 Oktober 2024.
- Rheumatic fever. https://www.cdc.gov/groupastrep/diseases-public/rheumatic-fever.html. Diakses pada 06 Oktober 2024.
- Rheumatic heart disease. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/rheumatic-heart-disease. Diakses pada 06 Oktober 2024.
- Strep throat. https://www.cdc.gov/groupastrep/diseases-public/strep-throat.html. Diakses pada 06 Oktober 2024.