• Contact Center
  • 1500 007
  • Chatbot

Afasia: Gejala, Mencegah dan Mengobati

Afasia Gejala, Mencegah dan Mengobati

Otak adalah organ vital manusia yang ketika mengalami gangguan bisa berdampak panjang terhadap fungsi kehidupan manusia. Sebagai contoh, gangguan afasia akan membuat penderitanya mengalami kesulitan dalam hal komunikasi dan kebahasaan. Gangguan ini memerlukan perhatian karena dapat membuat kualitas hidup penderitanya menurun drastis.

 

buat jani dokter primaya

Mengenal Afasia

Afasia adalah gangguan yang disebabkan oleh kerusakan pada bagian otak yang berperan dalam berbahasa. Bagi kebanyakan orang, bagian ini berada di area sisi kiri (hemisfer) otak. Afasia biasanya terjadi secara mendadak, seringkali akibat stroke atau cedera kepala. Tapi gangguan ini juga dapat berkembang perlahan, misalnya akibat tumor otak, infeksi, atau demensia, neurodegeneratif.

Gangguan afasia membuat penderitanya mengalami kesulitan dalam ekspresi dan pemahaman bahasa serta membaca dan menulis. Afasia bisa terjadi bersamaan dengan gangguan bicara lain seperti disartria atau apraksia, yang juga dipicu kerusakan otak.

Jurnal BMJ menjelaskan, afasia ditandai dengan kesalahan dalam pemilihan kata ketika berkomunikasi baik lisan maupun tulisan. Terdapat beberapa jenis afasia, antara lain:

  • Afasia ekspresif (Broca): memahami apa yang dikatakan orang lain, tapi sulit menemukan diksi yang tepat, mengucapkan lebih dari satu kata atau frasa sekaligus, dan berbicara secara keseluruhan
  • Afasia reseptif (Wernicke): sulit memahami perkataan atau tulisan orang lain, bisa merangkai banyak kata, tapi perkataan yang keluar dari mulut mereka tak bermakna atau tidak masuk akal
  • Afasia global: sedikit atau bahkan sama sekali tidak memahami perkataan atau tulisan orang lain

Afasia juga bisa dibedakan berdasarkan area otak yang terpengaruh dan tingkat kerusakannya. Misalnya afasia Broca dialami bila kerusakan terjadi pada bagian depan otak yang dominan bahasa, afasia Wernicke ditandai dengan kerusakan pada sisi otak yang dominan bahasa, dan afasia global terjadi jika kerusakan didapati pada sebagian besar area otak yang mengendalikan bahasa.

 

Gejala

Gejala afasia bergantung pada jenisnya. Misalnya penderita afasia Broca atau ekspresif kerap menghilangkan kata “dan” serta “yang” dalam komunikasi. Mereka juga sering berbicara dalam kalimat yang pendek-pendek tapi tetap bermakna. Selain itu, mereka sering mengalami kelumpuhan atau kelemahan pada sisi kanan lengan serta kaki.

Baca Juga:  Sakit saat menelan? Waspadai Akalasia

Adapun gejala afasia Wernicke atau reseptif antara lain sering berbicara dalam kalimat panjang yang membingungkan, menambahkan kata-kata yang sebenarnya tidak dibutuhkan, atau menciptakan kata-kata baru. Mereka juga sulit memahami perkataan orang lain.

 

Penyebab

Afasia terjadi akibat kerusakan pada satu atau lebih area otak yang mengendalikan bahasa. Penyebab utamanya adalah stroke yang menyebabkan cedera otak. Stroke terjadi ketika aliran darah tidak dapat menjangkau otak karena adanya sumbatan pada pembuluh darah. Sel-sel otak akan mati ketika tidak menerima pasokan darah normal yang membawa oksigen dan nutrisi. Penyebab cedera otak lainnya adalah:

  • Pukulan keras di kepala
  • Tumor otak
  • Infeksi otak
  • Kondisi lain yang mempengaruhi otak, seperti demensia

 

Cara Dokter Mendiagnosis Afasia

Dokter atau dalam hal ini ahli patologi wicara-bahasa bisa mendiagnosis afasia dengan tes kebahasaan , penilaian aturan di mulai dari bicara spontan, komprehensif, pengulangan, penamaan. Tes ini mengecek kemampuan pasien dalam berbicara, penamaan, pengulangan, pemahaman, serta membaca dan menulis. Dokter juga bisa memanfaatkan prosedur pencitraan untuk melihat otak lebih detail, misalnya dengan:

  • Pemindaian tomografi terkomputasi (CT scan): penggunaan sinar-X dan komputer untuk menghasilkan gambar detail otak, tulang, otot, dan bagian tubuh lain.
  • Pencitraan resonansi magnetik (MRI): penggunaan teknologi magnet, frekuensi radio, dan komputer untuk menghasilkan gambar rinci organ dan struktur tubuh.
  • Tomografi emisi positron (PET): pencitraan berbasis komputer dengan zat radioaktif untuk mengecek proses di dalam tubuh.

 

Cara Mengatasi Afasia

Penanganan afasia bergantung pada gejala, usia, dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Seberapa parah kerusakan otak yang dialami juga mempengaruhi pilihan perawatan bagi pasien. Tujuan penanganan adalah meningkatkan kemampuan komunikasi pasien lewat berbagai metode yang tersedia, seperti:

  • Terapi wicara-bahasa
  • Terapi komunikasi nonverbal, misalnya lewat gambar atau komputer
  • Terapi kelompok bagi pasien dan keluarganya
  • Terapi neoro engineering/ neuro restorasi

Orang yang mengalami afasia bisa mengalami frustrasi ketika sulit mengungkapkan sesuatu lewat kata-kata ataupun tulisan, memahami perkataan orang lain, atau menemukan kata yang tepat. Dukungan keluarga sangat diperlukan agar mereka mental mereka tidak jatuh. Bagi pasien tertentu, seperti kalangan lansia, mungkin dibutuhkan bantuan caregiver yang sekaligus dapat membantu memberikan terapi di rumah.

Baca Juga:  Batuk: Jenis, Penyebab, dan Pengobatan yang Tepat

 

Komplikasi

Kondisi afasia bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang, termasuk relasi sosial dan kondisi mental individu tersebut. Kesulitan yang dihadapi dalam komunikasi bisa menyebabkan komplikasi seperti merasa terisolasi, cemas berlebihan, dan depresi.

 

Pencegahan

Afasia terjadi secara tiba-tiba ketika otak mengalami kerusakan sehingga tidak selalu dapat dicegah. Namun Anda bisa berupaya menekan risiko mengalami afasia dengan mencegah terjadinya kerusakan otak, terutama stroke. Misalnya:

  • Menerapkan pola makan gizi seimbang
  • Menjaga berat badan sehat
  • Menggunakan peralatan keamanan yang dibutuhkan dalam aktivitas tertentu
  • Bila mengalami infeksi, jangan diabaikan karena bisa menjalar hingga otak
  • Rutin berolahraga
  • Menjalani pemeriksaan kesehatan rutin bila punya risiko stroke, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes

 

Kapan Harus ke Dokter?

Bila afasia muncul secara cepat dan tiba-tiba tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, segera cari pertolongan medis darurat. Bisa jadi itu adalah gejala stroke atau masalah kesehatan lain yang serius. Bila orang mengalami kesukaran mengeluarkan bahasa, tidak bisa menyebut nama secara tepat, tidak bisa berbicara spontan kesulitan mengulangi kata kata hingga tidak mampu memahami maksud dan arti kata atau kalimat baik terjadi secara mendadak maupun secara perlahan lahan maka segera menemui pihak medis untuk penanganan segera.

 

Narasumber

dr. Hendra Samanta, Sp.N

Dokter Spesialis Saraf

Primaya Hospital Bekasi Barat

Referensi:

  • Aphasia. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/aphasia. Diakses 28 Desember 2022
  • What is aphasia?. https://healthlibrary.brighamandwomens.org/Search/85,P00440. Diakses 28 Desember 2022
  • Aphasia. https://www.nidirect.gov.uk/conditions/aphasia. Diakses 28 Desember 2022
  • Evaluation of aphasia. https://bestpractice.bmj.com/topics/en-us/973. Diakses 28 Desember 2022
  • Aphasia. https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM199202203260806. Diakses 28 Desember 2022
  • What Is Aphasia?. https://www.neuroskills.com/about/news-and-events/what-is-aphasia/. Diakses 28 Desember 2022
  • Aphasia Definitions. https://www.aphasia.org/aphasia-definitions/. Diakses 28 Desember 2022
Share to :

Buat Janji Dokter

Promo

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Select an available coupon below