
Atrofi otot ditandai dengan mengecilnya dan menyusutnya jaringan otot. Kondisi ini mengakibatkan seseorang kehilangan kekuatan ototnya sehingga akan kesulitan menggerakkan anggota badan tertentu.
Kepadatan otot yang berkurang ini bisa diakibatkan oleh banyak hal. Salah satunya yaitu karena cedera. Untuk mengetahui apa saja penyebabnya sekaligus cara mengatasinya, simak rinciannya dalam artikel berikut ini.
Apa Itu Atrofi Otot?

Atrofi otot yaitu suatu kondisi di mana jaringan otot mengalami penyusutan. Dengan begitu, otot akan terlihat mengecil dan menipis serta berakibat pada berkurangnya kekuatan sekaligus kepadatan otot.
Umumnya, kondisi ini terjadi karena anggota tubuh tertentu tidak digerakan dalam waktu yang lama. Misalnya saat seseorang habis terkena cedera maka menjadikannya tidak dapat menggerakkan anggota tubuh tertentu dalam waktu lama sehingga terjadi penyusutan jaringan otot di sekitar anggota tubuh tersebut.
Saat seseorang mengalami kondisi ini, maka akan terjadi perbedaan ukuran dan bentuk otot antara satu bagian dengan bagian lain. Dengan begitu, akan tampak tidak simetris dan biasanya berukuran lebih kecil atau lebih cekung.
Nama | Atrofi Otot |
Gejala Utama | Menyusut atau mengecilnya anggota tubuh tertentu |
Dokter Spesialis | Dokter spesialis saraf |
Penyebab Utama | Gangguan saraf, cedera, penyakit tertentu |
Diagnosis | Tes darah, EMG, CT scan, tes konduksi saraf |
Faktor Risiko | Penderita gangguan saraf |
Pengobatan | Fisioterapi, aktivitas fisik, terapi ultrasonografi, operasi |
Pencegahan | Tingkatkan asupan gizi terutama protein, aktif bergerak, terapkan pola hidup sehat |
Komplikasi | Cacat permanen, cedera akibat jatuh, gangguan keseimbangan |
Penyebab Atrofi Otot
Apabila dilihat dari jenis penyebabnya, atrofi otot dibagi menjadi 3 kategori yang meliputi beberapa hal di bawah ini:
1. Atrofi Otot Neurogenik
Penyebabnya yaitu karena adanya gangguan saraf baik karena penyakit tertentu atau pun karena cedera. Jadi, saat saraf otot rusak, maka otot tidak dapat digerakkan sehingga lama kelamaan akan kehilangan massa otot. Berikut ini beberapa penyakit yang dikategorikan dalam kondisi ini:
- Penyakit saraf motorik
- Neuropati
- Stroke
- Lumpuh otak (Cerebral palsy)
- Sindrom carpal tunnel
- Polio
- Cedera saraf tulang belakang
2. Atrofi Otot Fisiologis
Yaitu terjadi k arena rendahnya aktivitas fisik seseorang. Jadi, otot yang tidak digunakan dalam waktu lama maka akan membuatnya semakin mengecil dan mengecil karena tidak mendapatkan rangsangan adaptasi. Kondisi ini biasa terjadi pada mereka yang:
- Jarang olahraga
- Duduk terlalu lama
- Kelumpuhan
- Koma
- Cacat bagian tubuh tertentu
3. Atrofi Otot Patologis
Jenis atrofi otot yang disebabkan karena faktor penyakti maupun nutrisi yang membuat jaringan otot tidak dapat terbentuk dengan baik. Beberapa penyebabnya meliputi:
- Kekurangan gizi (malnutrisi)
- Sindrom cushing
- Kelainan autoimun
- Kanker
- Kontraktur otot
Gejala
Masing-masing penderita dapat mengalami masalah yang berbeda-beda satu sama lain. Namun secara umum gejala yang tampil meliputi:
- Melemahnya anggota tubuh tertentu
- Menyusut atau mengecilnya anggota tubuh tertentu
- Kesulitan dalam beraktivitas fisik
Cara Dokter Mendiagnosis
Atrofi otot dapat didiagnosis melalui serangkaian wawancara medis oleh dokter. Juga akan melakukan pemeriksaan fisik, sekaligus pemeriksaan lanjutan seperti halnya:
- Tes konduksi saraf
- Tes darah
- Biopsi otot
- Elektromiografi
- CT scan
- MRI
Pencegahan Atrofi Otot
Ada beberapa macam pencegahan atrofi otot yang dapat Anda lakukan sehingga terhindar dari potensi terkena kondisi ini. Di antaranya yaitu:
- Tingkatkan asupan nutrisi seperti protein
- Aktif bergerak sesuai dengan saran dan anjuran dokter
- Lakukan gerakan pasif rutin (khusus untuk yang hanya bisa berbaring)
- Terapkan pola hidup sehat
- Dapatkan imunisasi secara lengkap
- Pastikan kenakan alat pelindung diri saat berkendara
- Hindari kebiasaan tidak sehat seperti minum alkohol dan merokok
Pengobatan Atrofi Otot
Dokter akan melakukan beberapa upaya pengobatan menyesuaikan dengan tingkat keparahan, penyebab, dan jenisnya. Beberapa pengobatan yang kerap dokter berikan meliputi:
- Fisioterapi: yaitu dengan melatih massa otot melalui terapi fisik. Biasanya digunakan untuk kasus berat seperti akibat dari stoke, kanker, maupun kelumpuhan.
- Olahraga: aktivitas rutin seperti olahraga akan membantu meningkatkan regenerasi jaringan otot yang telah hilang sekaligus memperkuatnya kembali.
- Ultrasonografi: yaitu jenis terapi yang memanfaatkan gelombang suara untuk menyembuhkan kondisi ini. Biasa digunakan untuk membantu meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen ke jaringan yang membutuhkan.
- Terapi stimulasi listrik: yaitu jenis terapi yang memanfaatkan impuls listrik kecil lalu dialirkan ke otot pasien maupun ke saraf.
- Diet khusus: pengaturan pola makan atau diet secara khusus dapat membantu mengatasi malnutrisi. Dokter mungkin akan memberikan suplemen tertentu sebagai bahan pelengkap.
- Operasi: dibutuhkan jika terjadi deformitas kontraktur yang umumnya terjadi karena malnutrisi parah.
Komplikasi
Dalam kondisi tertentu, atrofi otot dapat menimbulkan komplikasi serius. Beberapa macam komplikasi tersebut meliputi:
- Paralysis
- Sulit bergerak
- Cacat permanen
- Gangguan keseimbangan
- Mudah cedera/terjatuh
Kapan Harus ke Dokter?
Segera periksakan ke dokter saraf apabila Anda mengalami atrofi otot akibat dari gangguan saraf tertentu. Atau bisa mengunjungi dokter spesialis bedah ortopedi dan traumatologi apabila penyebabnya berasal dari penyakit tertentu atau pun cidera. Segera hubungi layanan darurat saat Anda mengalami gejala seperti:
- Sesak nafas
- Kesadaran menurun
- Lumpuh separo tubuh
- Sulit bicara jelas
- Sulit menggerakkan anggota tubuh
- Sakit kepala berat
- Gangguan penglihatan
Narasumber:
dr. Johannes Siringoringo, SP. N
Spesialis Neurologi
Primaya Hospital Karawang
Referensi:
-
- Multiplesystem atrophy fact sheet. https://www.ninds.nih.gov/disorders/patient-caregiver-education/fact-sheets/multiple-system-atrophy. Diakses pada 04 September 2024.
- Spinalmuscular atrophy information page. https://www.ninds.nih.gov/Disorders/All-Disorders/Spinal-Muscular-Atrophy-Information-Page. Diakses pada 04 September 2024.
- Letโs talk about risk factors for stroke. https://www.stroke.org/-/media/stroke-files/lets-talk-about-risk-factors-for-stroke-ucm_309713.pdf. Diakses pada 04 September 2024.
- Muscular dystrophy. http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/muscular-dystrophy/basics/definition/con-20021240. Diakses pada 04 September 2024.
- Paralysis. http://www.nhs.uk/Conditions/paralysis/Pages/Causes.aspx. Diakses pada 04 September 2024.
- Injury prevention and control. http://www.cdc.gov/injury/. Diakses pada 04 September 2024.