Hernia adalah salah satu kondisi kesehatan yang kerap menimbulkan kekhawatiran akibat adanya benjolan atau tonjolan dari organ di dalam tubuh yang abnormal. Hernia terdiri dari beberapa jenis yang dibedakan menurut lokasinya. Salah satunya adalah hernia diafragma yang tergolong jarang terjadi, namun membutuhkan penanganan yang segera dan intensif.
Mengenal Hernia Diafragma
Hernia diafragma adalah kondisi ketika organ di dalam rongga perut keluar melewati celah atau bagian lemah pada otot diafragma yang memisahkan rongga dada dari rongga perut dan membentuk sebuah tonjolan. Organ yang keluar tersebut bisa terdiri dari seperti usus, lambung, atau organ lain di rongga perut.
Seperti dikutip dari National Library of Medicine, sebagian besar kasus hernia diafragma terjadi karena faktor bawaan lahir atau kongenital, meski ada pula yang hernia diafragma yang dialami akibat faktor non-bawaan atau akuisita, seperti cedera. Hernia diafragma kongenital adalah jenis hernia diafragma yang muncul sejak lahir atau sejak masa perkembangan janin di dalam kandungan.
Kondisi ini berkaitan dengan perkembangan yang abnormal pada masa kehamilan yang menyebabkan kelemahan atau kegagalan pembentukan otot dan jaringan diafragma. Akibatnya, organ seperti usus atau bagian lain dari rongga perut masuk ke dalam rongga dada.
Terdapat dua jenis hernia diafragma kongenital yang umum terjadi, yakni:
- Hernia Bochdalek: terjadi karena kelemahan pada bagian belakang otot diafragma.
- Hernia Morgagni: dikenal juga sebagai hernia diafragma anterior, terjadi karena kelemahan pada bagian depan otot diafragma.
Hernia diafragma kongenital memerlukan penanganan medis segera setelah kelahiran, karena bisa mengganggu perkembangan paru-paru sehingga dapat menyebabkan bayi kesulitan bernapas saat lahir. Pemantauan dan pengelolaan yang tepat dibutuhkan untuk mengatasi dampak hernia pada fungsi organ-organ di dalam rongga dada.
Gejala
Gejala hernia diafragma umumnya melibatkan sistem pernapasan dan pencernaan karena lokasinya yang berada di area rongga perut dan dada. Gejala ini bisa berbeda antara satu individu dan individu lainnya.
Berikut ini beberapa di antaranya:
- Nyeri atau ketidaknyamanan di dada dan perut bagian atas
- Nyeri di area sternum atau tulang dada
- Kesulitan bernapas, terutama ketika beraktivitas fisik atau berbaring
- Napas pendek
- Refluks asam lambung
- Mual dan muntah, terutama sesudah makan atau ketika berbaring
- Penurunan berat badan tanpa penyebab jelas
- Pembengkakan di perut
- Perut kembung dan begah
- Kesulitan menelan, terutama bila hernia mempengaruhi esofagus
- Detak jantung tak teratur
Penyebab
Penyebab utama hernia diafragma adalah adanya kelemahan atau celah pada otot diafragma yang membuat organ-organ perut bisa naik dan masuk ke rongga dada. Pada hernia diafragma kongenital, ada kemungkinan keterlibatan faktor genetik atau kelainan yang terjadi pada saat proses tumbuh-kembang janin dalam kandungan.
Adapun hernia diafragma akuisita dapat disebabkan oleh cedera pada otot diafragma akibat trauma (pukulan atau benturan), kecelakaan, atau operasi perut. Tekanan intra-abdominal atau tekanan di dalam rongga perut yang meningkat juga dapat memicu hernia karena otot diafragma yang tertekan, misalnya pada ibu hamil, orang yang batuk kronis, atau mengangkat beban berat secara berlebihan.
Faktor yang meningkatkan risiko hernia diafragma meliputi:
- Penuaan yang ditandai dengan makin lemahnya otot atau degenerasi
- Kelebihan berat badan dan obesitas
- Konstipasi kronis yang mengakibatkan adanya tekanan terus-menerus pada otot diafragma
Cara Dokter Mendiagnosis
Dalam kasus hernia diafragma kongenital, dokter pada umumnya sudah bisa menegakkan diagnosis sebelum bayi lahir. Dokter dapat melihat kondisi paru-paru dan diafragma untuk mengecek adanya kelainan pada saat pemeriksaan ultrasonografi (USG) di masa kehamilan. Dokter juga bisa melakukan diagnosis sesaat setelah bayi lahir jika mendapati bayi tersebut mengalami kesulitan bernapas.
Adapun untuk melakukan diagnosis hernia diafragma pada anak berusia lebih besar atau orang dewasa, dokter bisa melakukan sejumlah cara berikut ini:
- Pemeriksaan fisik dengan menyentuh dan meraba bagian rongga perut dan dada untuk mencari tanda-tanda hernia
- Pencitraan dengan rontgen dada dan pemindaian computed tomography (CT scan) untuk mendapatkan gambaran lebih rinci pada rongga perut dan dada
- Endoskopi untuk mendeteksi hernia diafragma yang terkait dengan sistem pencernaan
- Uji fungsi pernapasan untuk mendeteksi adanya kesulitan pernapasan akibat hernia diafragma
Cara Mengatasi
Penanganan hernia diafragma bergantung pada ukuran hernia, gejala yang dialami, dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Pada bayi yang baru lahir dengan hernia diafragma, tindakan bedah atau operasi dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi tersebut. Seusai operasi, bayi tersebut akan membutuhkan alat bantu napas hingga paru-paru pulih dan mengembang.
Begitu pula halnya dengan hernia diafragma dapat mengakibatkan komplikasi serius. Intervensi bedah mungkin diperlukan untuk memperbaiki kelemahan diafragma dan mengembalikan posisi organ-organ perut ke tempatnya.
Selain itu, manajemen gejala dibutuhkan untuk mengatasi gejala yang mengganggu. Caranya antara lain:
- Menghindari makan dalam porsi besar sebelum tidur
- Menghindari makanan yang bisa memicu refluks asam lambung
- Menjaga berat badan sehat
- Tidak melakukan aktivitas fisik yang menambah tekanan di rongga perut
- Penggunaan obat untuk meredakan gejala, seperti antasida untuk gejala refluks asam dan antimual
Terapi fisik berupa latihan untuk menguatkan otot perut juga bisa membantu mengurangi tekanan setelah pembedahan.
Komplikasi
Komplikasi hernia diafragma bisa berupa refluks asam lambung kronis, kerusakan organ di dalam rongga dada, hingga kesulitan pernapasan. Komplikasi yang parah bisa terjadi jika bagian dari organ-organ perut terjepit di dalam rongga dada, yang dapat mengancam nyawa dan memerlukan penanganan medis segera.
Pencegahan
Hernia diafragma yang berkaitan dengan faktor genetik atau bawaan tak bisa dicegah. Tapi ada sejumlah cara untuk mengurangi risiko dan mencegah komplikasinya, seperti:
- Menjaga berat badan yang sehat
- Menghindari atau membatasi aktivitas yang bisa menyebabkan peningkatan tekanan di rongga perut
- Mempertahankan kebugaran fisik, terutama berolahraga untuk menguatkan otot-otot inti di sekitar perut
Kapan Harus ke Dokter?
Segera berkonsultasilah dengan dokter bila ada gejala yang mungkin berkaitan dengan hernia diafragma, seperti nyeri dada, kesulitan bernapas, atau naiknya asam lambung. Dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan menegakkan diagnosis, serta menyusun rencana perawatan yang tepat sesuai dengan hasil pemeriksaan.
ย
Narasumber:
Dokter Umum
Primaya Hospital Sukabumi
Referensi:
- Diaphragmatic Hernia. https://www.msdmanuals.com/professional/pediatrics/congenital-gastrointestinal-anomalies/diaphragmatic-hernia. Diakses 20 Januari 2024
- Facts about Diaphragmatic Hernia. https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/diaphragmatichernia.html. Diakses 20 Januari 2024
- Acquired Diphragmatic Hernia. https://emedicine.medscape.com/article/428055-overview?form=fpf. Diakses 20 Januari 2024
- Diaphragmatic Hernia. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536952/. Diakses 20 Januari 2024
- Congenital Diaphragmatic Hernia. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556076/. Diakses 20 Januari 2024
- Management of complicated diaphragmatic hernia in the acute setting. https://wjes.biomedcentral.com/articles/10.1186/s13017-023-00510-x. Diakses 20 Januari 2024
- Congenital diaphragmatic hernia (CDH). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/congenital-diaphragmatic-hernia/symptoms-causes/syc-20544249. Diakses 20 Januari 2024
- What Is a Diaphragmatic Hernia?. https://www.health.com/diaphragmatic-hernia-7973888. Diakses 20 Januari 2024