Istilah prostatitis mungkin saja masih asing bagi banyak orang. Padahal, masalah kesehatan ini mungkin saja dialami pria dewasa terutama yang berusia di bawah 50 tahun. Efeknya langsung berpengaruh pada terganggunya sistem reproduksi.
Tanpa penanganan yang tepat, kondisi penderita bisa semakin parah dan mengakibatkan berpotensi memicu munculnya komplikasi. Oleh karenanya, ketahui apa gejala, penyebab, dan cara penangannya.
Pengertian Prostatitis
Sederhananya, prostatitis adalah peradangan atau inflamasi di bagian kelenjar prostat. Sebagai informasi, kelenjar ini terletak di bawah kandung kemih yang berfungsi sebagai penghasil cairan semen.
Secara alami, tubuh pria memang menghasilkan cairan semen untuk memberi nutrisi dan sebagai media transportasi bagi sperma.
Terdapat 4 kategori peradangan kelenjar prostat yang patut Anda waspadai. Mengenai apa saja itu, penjelasannya terdapat pada ulasan berikut:
- Kategori I: prostatitis bakterial akut
- Kategori II: prostatitis bakterial kronis
- Kategori III: prostatitis non bakterial kronis
- Kategori IV: prostatitis inflamasi asimtomatik
Prostatitis pada dasarnya bisa menyerang pria dengan usia berapapun, akan tetapi paling sering menyerang pria dengan rentang usia 30-50 tahun.Â
Penyebab Prostatitis
Secara umum, penyebabnya terbagi menjadi dua yaitu bakterial dan non bakterial. Meski sudah bisa ditebak dengan hanya membacanya, tetapi akan lebih baik lagi jika mengetahui penjelasan lengkapnya.
- Infeksi bakteri: Penyebab terjadinya ketika bakteri yang ada di saluran kemih mengalami kebocoran atau rembes ke kelenjar prostat, kemudian bersarang di area tersebut.
- Non bakterial: Kemunculannya bisa karena peradangan atau iritasi saraf, stres, cedera atau infeksi saluran kemih.
Saat mengalami hal itu, penderitanya akan merasakan gejala-gejala tertentu, salah satunya adalah nyeri panggul.
Namun, saat merasakan nyeri di panggul, para pria sebaiknya tidak langsung menyimpulkan bahwa kelenjar prostatnya sedang mengalami peradangan. Sebab, bisa saja nyeri tersebut muncul karena penyebab lain, seperti:
- Otot panggul mengalami ketegangan
- Abses prostat
- Batu prostat atau kandung kemih
- Struktur uretra
- Hiperplasia prostat jinak
- Kanker kandung kemih
- Kanker prostat
Faktor RisikoÂ
Orang-orang dengan faktor risiko tertentu lebih berpotensi mengalami prostatitis. Guna meminimalisir dampak buruknya, sudah sepatutnya seseorang mengetahui apa saja faktor risikonya. Mengenai apa saja itu, Anda dapat mengetahuinya melalui penjelasan berikut:
- Pria paruh baya atau dewasa yang cukup muda
- Pernah mengalami peradangan kelenjar prostat
- Infeksi di kandung kemih atau saluran kemih
- Mengalami trauma pelvis akibat menunggang kuda atau bersepeda
- Sempat menggunakan kateter urine
- Menderita HIV positif atau AIDS.
- Menjalani penanganan medis biopsi prostat
Gejala yang Terjadi
Setiap orang yang menderita penyakit satu ini tidak selalu menunjukkan gejala sama, biasanya tergantung dari tipenya. Namun, secara umum, gejala yang tampak pada kebanyakan penderita adalah:
- Muncul rasa panas atau nyeri setiap kali buang air kecil
- Sulit buang air kecil, terkadang urin hanya menetes bahkan membuat penderitanya kesulitan memulai buang air besar
- Frekuensi buang air besar menjadi meningkat, utamanya pada malam hari
- Menjadi kesulitan menahan buang air besar sehingga setiap kali merasa ingin BAK, harus sesegera mungkin ke WC
- Warna urin tidak normal, biasanya berubah menjadi berwarna keruh
- Urin bercampur dengan darah
- Perut, punggung bagian bawah, dan selangkangan terasa nyeri
- Muncul rasa tidak nyaman hingga nyeri pada penis atau testis
- Rasa nyeri juga terjadi saat pria ejakulasi
- Mengalami gejala seperti akan flu, mulai dari demam dan meriang akibat infeksi bakteri yang terjadi
Cara Dokter Mendiagnosa
-
Mendiagnosa pasien dengan penyakit dalam tidak bisa hanya sekedar melihat ciri-ciri fisik. Untuk itu, dokter akan melakukan beberapa tahap pemeriksaan. Paling awal yaitu tahap anamnesis (wawancara medis).
Tujuan dari tahap wawancara ini adalah untuk mengetahui gejala yang pasien rasakan, riwayat kesehatan, genetik, serta obat-obatan yang pasien konsumsi. Selanjutnya barulah dokter menjalankan pemeriksaan lanjutan, berupa:
- Anamnesis: Setelah mengetahui tanda dan gejala yang pasien alami, dokter selanjutnya akan melakukan evaluasi, kemudian barulah berlanjut pada pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan rektal (colok dubur).
- Tes urin: Fungsi dari tes urin adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya bakteri yang menginfeksi saluran kemih.
- Tes darah: Melalui tes darah, dokter dapat mengetahui kadar PSA, yaitu protein yang dibuat kelenjar prostat. Apabila hasilnya menunjukkan kadar PSA tinggi, maka menjadi pertanda bahwa seseorang mengalami prostatitis atau kanker prostat.
- Sistoskopi: Manfaat pentingnya adalah untuk membantu mencari tahu ada atau tidaknya masalah saluran kemih lain.
Komplikasi yang Mungkin Terjadi
Meski Anda merasakan gejala yang tidak begitu intens, tetapi sebaiknya tidak meremehkannya. Ketika merasakan gejalanya, sesegera mungkin untuk periksa ke dokter. Jika tidak, takutnya malah terjadi komplikasi, seperti:
- Epididimis merupakan radang yang terjadi di saluran penyalur sperma dari testis
- Bakteremia yakni kondisi di mana infeksi bakteri telah menyebar ke dalam darah
- Infeksi menyebar hingga ke tulang panggul bagian atas atau tulang belakang bagian bawah
- Abses prostat terjadi ketika rongga di area prostat berisi nanah
- Sepsis adalah peradangan prostat yang meluas dan mengancam jiwa
Pada kondisi lebih parah, penderitanya bisa mengalami infeksi kronis yang perlu penanganan dokter sesegera mungkin untuk mengendalikan gejalanya. Berikut beberapa di antaranya:
- Mengalami kecemasan hingga berujung depresi
- Ketidakmampuan pria mendapatkan ereksi (disfungsi seksual)
- Sulit mempertahankan ereksi (disfungsi ereksi)
- Terjadi perubahan sperma dan air mani yang memicu kemandulan
Pengobatan Prostatitis
Tidak sembarangan, pengobatan penyakit yang menyerang prostat harus sesuai dengan penyebabnya. Paling umum, dokter akan memberikan beberapa jenis obat berikut kepada pasiennya:
- Antibiotik: Fungsi dari antibiotik adalah untuk melawan bakteri bakteri yang menginfeksi tubuh seseorang. Metode pemberiannya dapat melalui suntikan intravena atau dengan minum langsung (oral).
- Obat anti peradangan: Sesuai dengan penamaannya, obat ini bermanfaat untuk mengurangi rasa nyeri, membuat pengidap merasa lebih nyaman, dan menurunkan demam.
- Obat penghambat adrenalin: Obat golongan ini dokter berikan untuk menghilangkan gejala nyeri saat buang air kecil dengan cara membantu relaksasi otot dan leher kandung kemih.
- Pijat prostat: Selain pemberian obat-obatan, pijat prostat merupakan metode pengobatan yang cukup efektif dalam mengurangi tekanan pada prostat.
- Terapi fisik dasar panggul: Karena inflamasi kelenjar prostat menyebabkan nyeri di panggul, terapi fisik dokter lakukan untuk merelaksasi otot-otot di panggul pasien.
- Psikoterapi: Dalam rangka mengatasi gejala kesehatan mental, psikoterapi merupakan pengobatan yang tidak boleh terlewatkan. Nantinya pasien akan langsung berhadapan dengan ahli kesehatan mental agar stres, depresi, dan kecemasan lebih terkendali.
Mengingat proses pengobatannya ribet, ada baiknya untuk mencegah kemunculan penyakit satu ini. Caranya beragam, mulai dari berhubungan seksual yang aman, menghentikan kebiasaan mabuk-mabukan, mencukupi kebutuhan cairan tubuh, dan hindari duduk dalam jangka waktu terlalu lama.
Apabila Anda merasakan gejala prostatitis seperti penjelasan di atas, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter. Jangan sampai melakukan self diagnosis atau malah membiarkannya tanpa perawatan yang tepat.
Narasumber:
Spesialis Urologi
Primaya Hzospital Bekasi Utara
Referensi:
- Prostatitis – Symptoms and causes.https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prostatitis/symptoms-causes/syc-20355766. Dikutip pada 4 Januari 2024
- Prostatitis: Inflammation of the Prostate – NIDDK.https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/prostate-problems/prostatitis-inflammation-prostate. Dikutip pada 4 Januari 2024
- Prostatitis: Causes, Symptoms, Diagnosis & Treatment.https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15319-prostatitis. Dikutip pada 4 Desember 2024
- What is Prostatitis? What are the Symptoms?.https://www.pcf.org/about-prostate-cancer/what-is-prostate-cancer/prostate-gland/prostatitis/. Dikutip pada 4 Januari 2024
- Prostatitis – bacterial Information | Mount Sinai – New York.https://www.mountsinai.org/health-library/diseases-conditions/prostatitis-bacterial. Dikutip pada 4 Januari 2024