Masalah kesehatan ginjal bocor bisa menyerang siapapun terutama orang yang tidak menerapkan gaya hidup sehat. Kondisi ini meningkatkan risiko kematian sehingga perlu diketahui penyebabnya agar ginjal bekerja dengan baik.
Dalam kedokteran, medis sering menyebutnya dengan albuminuria. Lalu, sebenarnya apa penyebab dan cara penanganannya? Cari tahu jawabannya di sini.
Definisi Ginjal Bocor
Ginjal bocor atau albuminuria yang juga dikenal proteinuria adalah kondisi di mana urine mengandung albumin dalam jumlah berlebih. Sebagai informasi, albumin merupakan salah satu jenis protein dalam darah.
Sebenarnya, jika jumlah albumin yang keluar melalui urine sebanyak 5-10 mg per hari maka terbilang masih aman. Sementara itu, apabila jumlahnya lebih banyak, yaitu sebanyak 30-300 mg atau di atasnya per hari maka mengindikasikan adanya gangguan pada ginjal.
Kondisi tersebut terjadi karena pembuluh darah kecil (glomerulus) pada ginjal mengalami kerusakan yang akhirnya membuat perannya sebagai penyaring tidak berfungsi dengan baik. Akhirnya, protein bocor dan tercampur ke urine secara berlebihan.
Gejala Ginjal Bocor
Pada stadium awal terkena penyakit biasanya penderita tidak mengalami gejala apapun. Gejala timbul setelah penyakitnya kian parah yaitu sebagai berikut:
- Terlalu sering buang air kecil (overactive bladder)
- Urine berbuih atau berbusa
- Mengalami sesak napas
- Terjadinya pembengkakan di beberapa bagian tubuh, seperti perut, kaki, pergelangan, dan wajah
- Mual hingga muntah
- Mudah lelah saat menjalankan aktivitas sehari-hari
- Nafsu makan menurun
- Otot mengalami kram terutama di malam hari
- Sulit berkonsentrasi
- Mengalami kesulitan tidur atau insomnia
- Pembengkakan di area mata
- Kulit kering dan gatal-gatal
- Terjadi gangguan elektrolit
Gejala yang muncul tidak boleh Anda abaikan begitu saja karena bisa membuat seseorang mengalami kondisi bernama sindrom nefrotik, ditandai dengan penimbunan air di dalam tubuh penderita.
Penyebab Ginjal Bocor
-
Belum ada penelitian yang mengungkap secara pasti apa penyebab dari albuminuria. Tetapi ahli menuturkan ada penyakit-penyakitย yang meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kesehatan ginjal tersebut, yaitu:
- Infeksi ginjal: Pielonefritis atau infeksi ginjal terjadi karena bakteri E. coli yang berada di saluran kemih bagian bawah naik ke ginjal. Orang yang mengalaminya biasanya akan merasakan gejala demam menggigil, buang air kecil terasa sakit, dan nyeri di area punggung, perut, atau pinggang.
- Lupus nefritis: Lupus nefritis adalah kondisi di mana ginjal mengalami peradangan yang terjadi karena penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Lupus sendiri merupakan penyakit autoimun di mana sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh dari penyakit, malah berbalik menyerang sel dan organ tubuh.
- Preeklamsia: Ciri-ciri orang yang mengalami preeklamsia yaitu menderita tekanan darah tinggi di atas 140/90 mmHg dan kadar protein dalam urinnya tinggi (proteinuria). Preeklampsia sendiri termasuk komplikasi kehamilan yang muncul dengan gejala nyeri perut bagian atas, sakit kepala parah, dan penglihatan menjadi kabur.
Cara Dokter Mendiagnosa
-
- Tes dipstick: Tes ini menggunakan bantuan alat berupa strip plastik berukuran kecil dan kertas indikator. Manfaatnya adalah untuk mendeteksi jumlah protein. Jika alatnya mendeteksi adanya kelebihan protein pada urine, maka bagian ujungnya akan berubah warna.
- Tes kadar albumin dan kreatinin: Pengetesan tersebut bertujuan untuk mencari tahu seberapa banyak kadar kadar albumin dan kreatinin yang pasien keluarkan dalam kurun waktu 24 jam pada urine. Apabila hasil ACR di atas 30 mg/mmol, artinya pasien mengalami albuminuria. Sedangkan jika ACR di bawah 3 mg/mmol, artinya masih normal.
- Tes darah: Melalui tes darah dokter dapat mengetahui berapa kadar protein, kreatinin, dan laju filtrasi glomerulus. Selain itu, tes tersebut juga bisa menggambarkan seberapa baik ginjal seseorang bekerja.
- Tes pemindaian: Ada beberapa jenis tes pemindaian untuk melihat kadar albumin, seperti CT scan atau ultrasounds. Melalui tes pemindaian, medis nantinya mampu melihat gambar ginjal sehingga lebih mudah menemukan masalah di dalamnya.
- Elektroforesis protein urine: Berguna untuk melihat jenis protein yang terdapat pada urine agar dokter bisa melihat penyakit pada pasiennya.
- Tes darah imunoterapi: Fungsi utama dari tes darah imunoterapi adalah untuk mengecek ada atau tidaknya protein bernama imunoglobulin yang merupakan antibodi pelawan infeksi dalam darah.
-
Sebagai penyakit yang menyerang organ dalam, diagnosanya perlu menggunakan peralatan medis khusus. Ingin tahu apa saja itu? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini:Biopsi ginjal: Jangan terburu-buru takut, prosedur pemeriksaan biopsi ginjal. Selanjutnya, dilakukan pengambilan sebagian jaringan untuk dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop.
Cara Pengobatan
-
- Bagi yang mengalami retensi air, pastikan untuk membatasi jumlah asupan garam dan air pada pola makan harian. Natrium dalam garam mampu meningkatkan tekanan kapiler glomerulus yang akhirnya mengganggu kinerja Ginjal.
- Penderita hipertensi (tekanan darah tinggi) juga sebaiknya mengurangi asupan garam dalam makanan. Selain itu, atur pola makan dan hindari mengonsumsi makanan yang berpotensi memperparah kondisi kesehatan tubuh.
-
Pengobatan penyakit ini tergantung dari kondisi yang memicu kemunculannya. Misalnya jika penyebabnya adalah diabetes atau penderita hipertensi, biasanya dokter akan memberikan obat ARB (Angiotensin Receptor Blockers) dan ACEย (Angiotensin Converting Enzyme) inhibitors.
-
Selain mengonsumsi obat-obatan, penderita juga perlu kontrol kesehatan secara berkala supaya terhindari dari kondisi lebih parah. Untuk membuat tubuh tetap prima, sebaiknya dukung perawatan di rumah dengan melakukan hal-hal seperti berikut:
-
Sebab potensi orang kelebihan berat badan bisa menimbulkan albuminuria. Saat berat badan melebihi batas normal, bisa saja kesehatan ginjal terganggu sehingga berpengaruh pada sistem urinasi Anda.
Faktor Risiko
Seperti yang kita tahu, belum ditemukan pasti munculnya kebocoran ginjal. Hanya saja orang-orang dengan faktor risiko ini jauh lebih berpotensi penyebab mengalaminya. Berikut penjelasan lebih lanjutnya:
- Adanya keluarga yang memiliki riwayat penyakit ginjal
- Kelebihan berat badan (obesitas)
- Orang yang berusia lebih dari 65 tahun
Selain itu, orang-orang yang mengidap penyakit tertentu juga lebih berpotensi mengalami albuminuria. Jika penasaran, simak penjelasan berikut:
- Mengalami hemolisis intravaskular yakni penghancuran sel darah merah dan pelepasan hemoglobin dalam aliran darah
- Penderita autoimun
- Peradangan ginjal akut
- Multiple myeloma (kanker sel plasma)
- Menderita penyakit jantung
- Tekanan darah tinggi pada ibu hamil (preeklampsia)
- Kanker ginjal
Kondisi ginjal bocor dapat menyerang siapapun yang memiliki penyakit atau faktor risiko tertentu. Lalu kapan harus pergi ke dokter? Jawabannya ketika merasakan gejala atau mengalami penyakit sesuai dengan penjelasan di atas. Catatan pentingnya adalah, selalu waspada dengan gejala sekecil apapun, akan lebih baik lagi jika cek kesehatan secara berkala.
Narasumber:
Dr. dr. Komariatun, Sp.PD, KGH, FINASIM
Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Ginjal Hipertensi
Primaya Hospital Bhakti Wara
Referensi:
- NIH: National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. https://www.niddk.nih.gov/. Dikutip pada 2 Januari 2024
- Nephrotic syndrome in children. https://www.nhs.uk/conditions/nephrotic-syndrome/. Dikutip pada 2 Januari 2024
- Protein in Urine (Proteinuria): Causes, Symptoms, Treatment. https://www.everydayhealth.com/urine/protein-urine-proteinuria-causes-symptoms/. Dikutip pada 2 Januari 2024
- Kidney Infection: Symptoms, Treatment, and More. https://www.healthline.com/health/kidney-infection. Dikutip pada 2 Januari 2024
- Proteinuria: Causes, Symptoms, Tests & Treatment. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16428-proteinuria. Dikutip pada 2 Januari 2024