Panas yang berlebihan atau hipertermia bisa berakibat fatal pada orang yang memiliki risiko tinggi, terutama anak-anak dan orang lanjut usia. Kondisi yang serius ini mesti mendapat perhatian dan penanganan yang cepat dan tepat. Pemahaman terhadap penyebab, gejala, dan khususnya pencegahannya bisa membantu kita mengatasi dan mengurangi risiko mengalami kondisi ini.
Mengenal Panas yang Berlebihan
Panas yang berlebihan adalah kondisi serius yang bisa terjadi tatkala suhu tubuh mengalami kenaikan hingga melewati batas normalnya dan tak dapat dikendalikan dengan baik. Kondisi ini bisa menyerang siapa pun dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam situasi tertentu yang bisa memicu paparan panas yang berlebihan.
Menurut artikel di National Library of Medicine, panas yang berlebihan alias hipertermia terjadi bila suhu tubuh lebih tinggi dari 40 derajat Celsius. Adapun suhu normal manusia adalah berkisar 37 derajat Celsius. Kenaikan temperatur ini bisa terjadi karena berbagai hal dan dapat menyebabkan kematian bila tak segera tertangani, terutama bagi kelompok berisiko tinggi.
Terdapat beberapa jenis hipertermia dengan tingkat risiko bervariasi dari ringan hingga berat. Di antaranya:
- Heat stress: suhu tubuh mulai meningkat sehingga mengalami tekanan atau stres yang ditandai dengan keluarnya keringat dalam jumlah banyak
- Heat exhaustion: tubuh mengalami kelelahan ekstrem karena terlampau lama terkena paparan suhu tinggi atau lingkungan yang panas
- Heat syncope: pingsan karena terpapar panas yang ekstrem dalam jangka waktu lama lantaran tekanan darah dan aliran darah ke otak menurun
- Heat cramps: kondisi ketika otot tubuh mengalami kejang karena kekurangan cairan dan garam akibat paparan panas berlebih atau aktivitas fisik yang berat
- Heat edema: pembengkakan pada area tubuh tertentu, biasanya tangan atau kaki bagian bawah, karena berdiri atau duduk terlalu lama di tengah kondisi panas
- Heat rash: ruam kulit yang muncul karena kepanasan dan tersumbatnya kelenjar keringat, umumnya terjadi pada bayi
- Heat stroke: panas yang berlebihan bisa mengakibatkan kerusakan organ ketika terjadi heat stroke yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh secara drastis dan tak terkendali
Panas yang berlebihan ini berbeda dengan demam yang juga berupa kondisi ketika suhu tubuh meningkat. Perbedaannya adalah demam terjadi karena respons tubuh terhadap infeksi, sedangkan hipertermia terkait dengan paparan panas dari luar tubuh.
Gejala
Tergantung tingkat keparahan dan lama paparan suhu yang tinggi, gejala panas yang berlebihan bisa bermacam-macam. Gejala yang umum meliputi:
- Kulit berwarna kemerahan dan terasa hangat/panas ketika disentuh
- Keluar keringat berlebih, yang merupakan reaksi alami dari tubuh untuk mengatur temperatur kembali ke batas normal ketika terpapar suhu tinggi
- Pusing hingga pingsan karena penurunan aliran darah ke otak
- Merasa tidak nyaman atau gelisah
- Kelelahan yang ekstrem
- Tubuh lemas
- Tidak bisa memfokuskan perhatian
- Kehausan karena kehilangan banyak cairan
- Kejang-kejang
- Mual dan muntah
- Kulit terasa lembap dan dingin yang merupakan gejala heat stroke yang paling serius dan membutuhkan penanganan secepatnya
Penyebab
Terdapat sejumlah hal yang bisa menyebabkan panas yang berlebihan, antara lain:
- Paparan suhu yang tinggi secara terus-menerus dari lingkungan sekitar
- Aktivitas fisik berlebihan, termasuk olahraga, di tengah cuaca panas
- Kekurangan cairan dalam tubuh (dehidrasi)
- Penyakit atau kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung, penyakit tiroid, stroke, atau gangguan pada kelenjar keringat yang bisa mengganggu kemampuan tubuh dalam mengatur temperatur
Adapun faktor yang dapat meningkatkan risiko mengalami panas yang berlebihan termasuk:
- Penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat membuat tubuh kesulitan mengatur suhu secara efektif, seperti diuretik dan psikotropika
- Bayi dan anak kecil serta berusia lanjut
- Mengidap penyakit kronis
Cara Dokter Mendiagnosis Panas yang Berlebihan
Diagnosis panas yang berlebihan membutuhkan serangkaian langkah evaluasi gejala dan riwayat medis serta pemeriksaan fisik yang mencakup:
- Wawancara medis untuk mengetahui gejala apa saja yang dirasakan, riwayat terkena paparan panas, kegiatan fisik yang sebelumnya dilakukan, riwayat penggunaan obat, dan kondisi kesehatan secara umum
- Pemeriksaan fisik, termasuk dengan mengukur suhu tubuh menggunakan termometer, memeriksa kondisi kulit, serta mengecek tekanan darah, pernapasan, detak jantung, dan lainnya
- Evaluasi gejala yang dialami pasien, termasuk apakah ada gejala masalah kesehatan lain yang berkaitan
- Evaluasi lingkungan tempat pasien tinggal, bekerja, atau melakukan kegiatan lain untuk memahami faktor risiko yang mungkin menjadi faktor penyebab
Cara Mengatasi Panas yang Berlebihan
Ketika mulai ada gejala panas yang berlebihan, penting untuk segera melakukan tindakan yang diperlukan. Langkah pertama untuk mengatasi kondisi ini adalah membantu sistem tubuh mendinginkan diri. Caranya antara lain:
- Meningkatkan asupan cairan ke dalam tubuh, terutama dengan meminum air putih atau minuman dingin yang mengandung elektrolit
- Mencari tempat yang sejuk untuk beristirahat
- Memakai kompres air hangat
- Berganti pakaian yang lebih longgar dan nyaman serta kering
- Berhenti melakukan aktivitas fisik yang berat dan melelahkan
- Membasuh muka atau mandi dengan air dingin
Komplikasi Panas yang Berlebihan
Bila tak mendapat penanganan yang cepat dan tepat, panas yang berlebihan bisa berujung pada komplikasi serius. Di antaranya:
- Gangguan keseimbangan elektrolit yang bisa mengakibatkan kelemahan otot, kejang, hingga gangguan irama jantung
- Kerusakan organ, termasuk otak dan jantung
- Masalah neurologis, seperti gangguan kognitif dan gangguan bicara, kejang demam
- Kematian
Pencegahan Panas yang Berlebihan
Panas yang berlebihan bisa dicegah dengan melakukan langkah antisipasi seperti berikut ini:
- Minum banyak cairan, terutama di tengah cuaca panas atau ketika melakukan kegiatan yang menguras kondisi fisik
- Menghindari paparan panas langsung
- Mengenakan pakaian yang tepat, misalnya tidak terlalu ketat atau tebal saat cuaca panas
- Tidak melakukan aktivitas fisik secara berlebihan
- Mandi dengan air dingin
- Makan dan minum higines menghindari infeksi
Kapan Harus ke Dokter?
Saat ada tanda atau gejala panas yang berlebihan, pertolongan pertama bisa dilakukan secara mandiri di rumah. Namun bila gejala itu sudah mengkhawatirkan dan mengarah ke kejang demam kegawatan dan demam tidak turun dengan terapi obat tidak ada perbaikan serta heat stroke yang bisa mengancam jiwa, terutama kehilangan kesadaran dan detak jantung lemah, segera datangi rumah sakit agar mendapat bantuan medis yang lebih memadai.
Narasumber:
Dokter Umum
Primaya Hospital Sukabumi
Referensi:
- HEAT STRESS. https://www.cdc.gov/niosh/topics/heatstress/. Diakses 20 Februari 2024
- Hot Weather Safety for Older Adults. https://www.nia.nih.gov/health/safety/hot-weather-safety-older-adults. Diakses 20 Februari 2024
- Hyperthermia: too hot for your health. https://www.nih.gov/news-events/news-releases/hyperthermia-too-hot-your-health-1. Diakses 20 Februari 2024
- Cooling Techniques for Hyperthermia. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459311/. Diakses 20 Februari 2024
- Heat stroke (hyperthermia). https://www.health.harvard.edu/a_to_z/heat-stroke-hyperthermia-a-to-z. Diakses 20 Februari 2024
- Hyperthermia. https://www.physio-pedia.com/Hyperthermia. Diakses 20 Februari 2024
- Heat Stroke. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537135/. Diakses 20 Februari 2024